Istri Simpanan

Bab 569 - Kakak-adik



Bab 569 - Kakak-adik

0Richard Lee sudah menunggu di ruang makan yang begitu mewah. Lampu kristal menggantung tepat di atas meja. Para pelayan sudah berjejer rapi bersiap melayani tuanya.     
0

Meski kondisi tubuhnya belum terlalu pulih tapi Richard Lee bersikeras ingin sarapan bersama putrinya. Ingin menyambutnya dengan hangat agar Soo Yin betah tinggal di sana. Lagi pula ada banyak pertanyaan yang ingin diketahui olehnya.     

Tidak berapa lama kemudian Soo Yin datang bersama dengan Peter dan Gong Yoo.     

Ruang makan itu sebenarnya terlalu besar jika hanya diisi oleh empat orang. Soo Yin merasa aneh dimana keluarga yang lainnya. Apakah ayahnya hanya tinggal bersama para pengawalnya saja?     

"Selamat pagi, Sayang. Apakah tidurmu semalam nyenyak?" tanya Richard Lee dengan senyuman hangat terukir di bibirnya. Senang bisa bisa melihat putrinya meskipun dirinya belum bisa bertemu dengan Seo Kyung.     

"Aku tidak bisa tidur," sahut Soo Yin dengan jujur. Hampir sepanjang malam ia menghabiskan waktu dengan menghubungi Dae Hyun.     

"Kau pasti kelelahan karena perjalanan yang sangat jauh. Atau kau mungkin merindukan seseorang yang mau cintai di Seoul?" goda Richard Lee sembari terkekeh.     

Richard Lee bahkan belum mengetahui jika Soo Yin sudah menikah dan pernah menjadi seorang wanita simpanan. Lagi pula siapa yang menyangka di umur Soo Yin yang masih terlihat muda ternyata sudah menikah.     

"Katakan pria mana yang sedang menjalin hubungan denganmu? Aku sangat ingin berkenalan dengannya," imbuh Richard Lee agar suasana di ruang makan terasa hangat.     

Peter memilih diam saja karena tidak ingin terlalu ikut campur. Membiarkan Soo Yin yang akan menjelaskan semuanya sendiri.     

Soo Yin mengalihkan pandangannya ke arah lain. Bisa menebak jika Richard Lee akan terkejut dengan jawabannya.      

Suasana hening hingga beberapa saat karena Richard Lee menunggu jawaban dari Soo Yin.      

Semua orang menolehkan kepalanya saat mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah mereka.     

Brian Lee berjalan sembari menegakkan kepalanya. Tatapannya lurus ke depan. Ia terlihat dingin dan tidak menunjukkan sikap ramah tamah.     

Soo Yin mengernyitkan dahinya sembari mengamati wajah Brian Lee yang sangat tampan. Kulitnya berwarna putih bersih dengan rambut berwarna coklat keemasan. Namun memiliki mata yang sipit seperti Richard Lee.     

Namun kedatangan Brian setidaknya mengalihkan perhatian Richard.     

"Soo Yin, kenalkan dia adalah putra pertamaku namanya Brian Lee. Kuharap kalian bisa akrab meski bertemu sudah sebesar ini," ujar Richard pada Soo Yin. Lengkap sudah baginya memiliki seorang putra dan putri meski dari rahim yang berbeda.     

"Salam kenal, aku Soo Yin," ujar Soo Yin dengan sopan. Tidak ada salahnya berusaha berdamai kepada saudaranya.     

"Hmmm," sahut Brian Lee dengan cuek tanpa ingin menambah kata-kata lagi.     

Brian memang tipe pria yang cuek jika dengan orang asing. Cenderung enggan berbicara pada seseorang apalagi yang baru dikenalnya.     

"Kuharap kalian menjadi sepasang kakak adik yang akur." Richard Lee mengungkapkan keinginannya yang terbesar.     

"Apakah dia benar-benar adikku?" Brian menautkan kedua alisnya sambil mengamati wajah Soo Yin.     

"Brian, ajaklah Soo Yin hari ini berkeliling London agar kalian saling mengenal," ujar Richard Lee.     

"Aku sibuk karena aku ada acara berkumpul dengan teman-teman," sahut Brian. Lagi pula apa jadinya jika mengajak Soo Yin bersamanya, pasti teman-temannya akan mengolok-olok.     

"Bukankah kau baru berkumpul malam ini?" tukas Richard Lee.     

Brian memutar bola matanya karena ayahnya terus memaksa meskipun sudah tahu jika ia tidak menyukainya.     

"Biarkan Soo Yin pergi bersamaku, Tuan." Akhirnya Gong Yoo membuka suara karena ini adalah kesempatan untuknya agar bisa bersama Soo Yin.     

Tidak ada Dae Hyun yang akan mengganggu dan membuat masalah untuknya.     

"Ide yang bagus. Kalau begitu sebaiknya kalian pergi bertiga." Richard Lee memberi jalan tengah karena jika membiarkan Brian hanya bersama Soo Yin, pasti suasana akan canggung.     

Brian dan Soo Yin saling menutup mulut meski mereka saling berpandangan hingga beberapa saat. Mereka sama-sama hendak menolak tapi bibir terasa berat untuk berucap.     

"Sebaiknya aku di rumah saja. Tujuanku kemari hanya untuk mengunjungi anda," tolak Soo Yin secara halus sambil memandang Richard Lee. Dirinya tidak ingin membuang waktu terlalu lama berada di London sedangkan ibunya dan Dae Hyun menunggu kepulangannya.     

"Aku senang kau mengunjungiku namun tidak ada salahnya untuk pergi jalan-jalan agar kau tidak merasa bosan," terang Richard Lee.     

"Terima kasih, Ayah. Sebaiknya lain kali saja kami pergi bersama," ujar Soo Yin.     

Setelah sedikit mengobrol mereka kemudian sarapan bersama. Suasana hening tanpa ada yang berniat untuk membuka mulut.      

=======     

Setelah selesai sarapan Richard Lee meminta Soo Yin mendorong kursi roda yang dinaikinya. Ia ingin mengajak putrinya berkeliling di area mansion karena Soo Yin bersikeras untuk menolak.     

Richard Lee bisa mengerti karena mereka baru pertama kalinya bertemu sehingga masih menyesuaikan diri untuk saling mengenal.     

Soo Yin terus mendorong kursi roda dalam diam. Mereka saat ini berada di halaman belakang mansion yang sangat luas. Disana dibuat taman dengan aneka macam-macam bunga warna-warni.     

Meski Mansion itu seperti istana tapi Soo Yin sudah tidak betah untuk tinggal di sana. Ia lebih suka tinggal dengan Dae Hyun meski hanya di rumah yang sempit dan kecil.     

"Soo Yin, aku tahu mungkin sekarang kau sangat membenciku. Tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku. Bisakah aku mengutarakan satu permintaan?" ujar Richard Lee.     

"Aku tidak pernah membenci Ayah. Meskipun aku masih bingung apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Silahkan saja tapi jangan meminta yang terlalu berlebihan," ucap Soo Yin dengan datar.     

"Aku mohon tinggalah di sini bersama ayah. Aku akan meminta Peter untuk menjemput ibumu. Membawanya kesini dan kita akan berkumpul menjadi keluarga yang utuh," tukas Richard dengan sendu.     

Setelah mengira Seo Kyung meninggal, Richard tidak pernah lagi berhubungan dengan wanita manapun meski sudah bercerai dari istri pertamanya. Ia merasa sangat bersalah karena menurutnya yang menyebabkan kematian Seo Kyung.     

Selama ini Richard hanya menghabiskan waktu untuk bekerja meski banyak wanita yang mencoba mendekatinya.     

Soo Yin Menghela nafas panjang.     

"Sepertinya aku tidak bisa melakukannya," sahutan dengan nafas berat.     

"Kenapa? Aku janji akan membuat kalian bahagia. Aku yakin Seo Kyung akan sembuh jika bertemu denganku. Apakah aku tidak ingin jika ibumu sembuh?" tanya Richard sambil memiringkan tubuhnya untuk melihat ekspresi wajah Soo Yin.     

Soo Yin menghentikan langkahnya. Memang benar kata Richard. Bahkan menurut dokter, ibunya akan cepat lebih sembuh jika bertemu dengan orang yang dirindukannya.     

"Apakah kau tidak ingin melihat ibumu tersenyum dan sembuh?"     

"Tentu saja aku ingin melihatnya tersenyum. Namun aku tidak akan Pernah bisa untuk tinggal di rumah ini," ucap Soo Yin dengan perasaan rumit dan dilema.     

"Kenapa?"     

Soo Yin menghirup udara dalam-dalam sebelum mengungkapkan semuanya. Cepat atau lambat Richard pasti akan tahu.     

"Aku sudah menikah dan memiliki seorang suami," sahut Soo Yin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.