Istri Simpanan

Bab 570 - Aku sudah menikah



Bab 570 - Aku sudah menikah

0Richard Lee merasa ada yang salah dengan pendengarannya kali ini. Putrinya masih belum bisa dipercaya jika sudah menikah. Masih banyak kehidupan dan pengalaman yang harus dijalaninya.     
0

"Kau pasti bercanda," ucap Richard Lee sembari terkekeh.     

"Apakah aku terlihat suka bercanda untuk hal-hal yang serius?" tanya Soo Yin. Sudah menduga jika ayahnya pasti akan terkejut.     

"Jadi, kau benar-benar sudah menikah?" tanya Richard sekali lagi untuk memastikan semua kebenaran.     

"Aku sudah menikah hampir setahun," ucap Soo Yin dengan perasaan rumit dan tidak menentu. Bukan keinginannya untuk menikah muda tapi semua sudah terjadi. Tak mungkin menyalahkan Kim Nam atas apa yang terjadi dalam hidupnya.     

Mungkin jika keluarganya bersatu pasti saat ini hidupnya masih bebas seperti wanita single pada umumnya. Tapi Soo Yin tidak ingin menyesalinya karena mendapatkan seorang suami yang sangat sayang.     

Soo Yin tidak akan menikah dengannya jika keadaan keluarganya baik-baik saja.     

Wajah Richard Lee berubah jadi masam. Sedih karena tidak bisa menyaksikan pernikahan putrinya. Seo Kyung bahkan tidak mengetahui hal itu.     

"Siapa namanya? Apakah dia sangat sayang padamu? Aku bahkan tidak bisa menyaksikan pernikahan kalian," ucap Richard Lee dengan penuh kesedihan.     

Satu hal yang menjadi keinginannya jika menemukan Seo Kyung dan putrinya masih hidup adalah membahagiakan mereka. Ingin agar Soo Yin memiliki karir yang bagus barulah setelah itu akan mendapatkan pria yang sempurna.     

"Tidak perlu disesali. Meski awalnya aku tidak suka tapi sekarang dia sangat menyayangiku," ucap Soo Yin.     

Bayangan masa lalu terulang kembali saat pertama kalinya mengetahui Dae Hyun ternyata memiliki istri. Sangat membenci, bahkan sekedar melihatnya saja sudah jijik.      

Namun ternyata Tuhan membolak-balikkan hatinya. Rasa benci itu berganti dengan rasa cinta yang tumbuh semakin besar karena perlakuannya yang sabar dan penyayang.     

"Lalu bagaimana dengan pendidikanmu? Kenapa kau terburu-buru menikah? Apakah pria itu memaksamu?" tanya Richard Lee ingin tahu lebih jauh lagi. Ada rasa khawatir jika Soo Yin mendapatkan pria yang buruk dalam banyak hal.     

"Sebenarnya aku baru saja menempuh pendidikan kedokteran. Tapi sepertinya aku harus berhenti dulu karena aku tidak fokus. Terlalu banyak masalah yang ada di pikiranku saat ini," sahut Soo Yin sembari menghela nafas berat. Menyayangkan kuliahnya tapi pikirannya memang sedang lelah.     

"Aku mengerti, kau pasti masih sulit untuk memikirkan rumah tanggamu dan kuliahmu. Jika mau, kau bisa kuliah di sini. Aku yakin kau akan fokus demi masa depanmu," ujar Richard Lee. Ada harapan Soo Yin bersedia tinggal di London.     

"Aku sedang tidak ingin memikirkannya," ucap Soo Yin. Masalah keluarganya baru saja selesai. Bahkan dirinya dan Dae Hyun berencana menggelar pernikahan kembali.     

Lagi pula Soo Yin tidak ada niat untuk pergi meninggalkan Dae Hyun.     

Richard Lee mendesah pasrah. Sepertinya meminta Soo Yin untuk tetap tinggal tapi agak sulit. Hanya Seo Kyung yang bisa membujuknya.     

"Besok aku harus pulang. Aku tidak ingin terlalu lama meninggalkan ibuku," ungkap Soo Yin. Tidak yakin bisa lama-lama tinggal disana karena sekarang saja sudah rindu tanah Korea.     

"Kenapa terburu-buru sekali? Tunggu aku pulih agar bisa menemui ibumu. Apakah kau tidak ingin merawatku?" Wajah Richard Lee langsung muram setelah mendengar rencana Soo Yin yang hendak pergi. Baru saja mereka bertemu, rasanya tidak rela jika harus berpisah.     

"Sudah ada dokter dan pelayan yang merawat anda. Sepertinya kehadiranku disini tidak akan mengubah apapun," ucap Soo Yin.     

"Kenapa kau berbicara seperti itu?" Richard Lee memutar kursi agar menghadap ke arah putrinya.     

"Sebelum aku mengetahui kabar Seo Kyung masih hidup, aku benar-benar sudah tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan hidup. Apalagi setelah melihatmu, keinginanku untuk hidup dan sembuh semakin besar." Richard Lee menatap Soo Yin dengan sendu.     

"Uhuk … uhuk …." Tiba-tiba saja Richard Lee merasakan jika dadanya terasa sesak.     

"Anda kenapa?" Soo Yin panik melihat ayahnya yang tampak kesakitan.     

Tanpa pikir panjang lagi, Soo Yin segera mendorong kursi roda yang dinaiki oleh Richard masuk ke dalam mansion. Percuma saja berteriak karena di halaman belakang sangat sepi. Yang ada hanyalah membuang-buang waktu saja.     

Kebetulan sekali Soo Yin melihat Peter Anderson yang hendak melangkah keluar.     

"Tuan Peter, tolong ayahku," ucap Soo Yin dengan nafas terengah-engah karena berlari.     

Richard Lee terus memegangi dadanya yang sesak sambil terus terbatuk.     

Peter Anderson menolehkan kepalanya lantas berlari menghampiri Soo Yin.     

"Ada apa?" tanya Peter Anderson.     

"Aku tidak tahu. Tiba-tiba ayah seperti mengalami sesak nafas," sahut Soo Yin dengan wajah panik. Cemas terjadi sesuatu yang buruk terhadap ayahnya.     

"Bawa Tuan Richard ke kamarnya. Aku akan segera menghubungi dokter," ujar Peter Anderson.     

Dengan patuh, Soo Yin terus mendorong Richard ke kamarnya dibantu para pelayan yang sedang bertugas.      

Setelah sampai di kamar, Soo Yin segera melepaskan sweater ketat dan syal yang dikenakan oleh Richard. Hal itu dilakukan agar memudahkannya untuk bernafas.     

Pelayan yang biasa menjaganya lantas memberikan obat yang biasa dikonsumsi oleh Richard Lee.     

Richard Lee menyandarkan kepalanya di sisi ranjang. Matanya terpejam sambil mengatur nafasnya yang sudah mulai teratur.     

"Ayah, jangan tinggalkan aku." Soo Yin lantas berhambur ke dada Richard Lee.     

Awalnya berniat ingin bersikap cuek dan tidak peduli karena marah Richard Lee meninggalkan ibunya. Tapi melihatnya tersiksa membuat Soo Yin merasa sangat sedih. Ia tidak ingin kehilangan ayahnya sebelum mempertemukan ibunya.     

"Tetaplah di sini, maka aku akan baik-baik saja." Richard Lee mengusap punggung Soo Yin dengan pelan.     

"Soo Yin, Dokter Sean akan memeriksa keadaan Tuan Richard terlebih dahulu," ujar Peter dengan halus agar Soo Yin menyingkir.     

Soo Yin menghentikan tangisnya sembari mengusap air mata dengan punggung tangannya. Hendak beranjak berdiri tapi Richard Lee menahannya.     

"Tetaplah duduk di sini," ujar Richard Lee. Sejak kecil mereka tidak pernah bertemu, Richard Lee ingin Soo Yin bermanja-manja seperti remaja lainnya meski sudah bersuami.     

Dokter Sean segera memeriksa keadaan Richard Lee yang memang menderita sesak.     

"Bagaimana keadaan ayahku, Dokter?" tanya Soo Yin.     

"Tidak apa-apa. Ini hanya sesak yang diakibatkan oleh cedera yang pernah dialaminya. Aku akan memberikan resep obat pada Tuan Richard," terang Dokter Sean sembari mengeluarkan beberapa obat dari dalam tas medisnya.     

"Ayah, aku ingin anda menceritakan siapa anda sebenarnya? Cedera apa yang anda derita sehingga sampai seperti ini." Soo Yin menyandarkan kepalanya dengan manja di dada Richard Lee setelah dokter Sean keluar dari ruangan.     

"Apa maksudmu? Ada hubungan apa?" tanya Richard Lee belum mengerti.     

Kini tinggal Soo Yin dan Peter saja disana.     

Richard Lee memandang ke arah Peter untuk meminta pertimbangan haruskah menceritakan kehidupan masa lalunya.     

"Tuan, sebaiknya anda menceritakan semuanya. Soo Yin juga harus tahu karena ada hubungan dengan semua itu," ungkap Peter Anderson.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.