Istri Simpanan

Bab 568 - Siapa ayahku sebenarnya?



Bab 568 - Siapa ayahku sebenarnya?

0Peter Anderson awalnya tidak berniat mencampuri urusan mereka tapi setelah mendengar Soo Yin menangis, ia justru khawatir terjadi sesuatu pada Richard Lee.     
0

Hatinya ikut terenyuh melihat seorang anak dan ayah yang baru saja bertemu saling meluapkan rasa rindu mereka.      

Soo Yin terus menangis hingga baju yang dikenakan Richard Lee basah oleh air matanya. Ia menumpahkan segala rasa yang baginya masih sulit dicerna oleh akal sehatnya.     

"Arghh!" rintih Richard Lee saat tanpa sengaja mengangkat tangannya yang terluka karena terlalu bersemangat memeluk putrinya untuk pertama kali.     

"Tuan, berhati-hatilah," ujar Peter sembari menghampiri Richard Lee.     

"Tidak apa, selagi bersama dengan putriku aku pasti akan baik-baik saja," ucap Richard Lee seraya tersenyum.     

Soo Yin menghentikan tangisnya setelah beberapa saat menyadari jika Richard Lee kesakitan.     

"Ayah, kenapa anda bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Soo Yin penasaran.     

"Ini hanya luka sedikit saja. Kau tidak perlu khawatir. Bagaimana kabar ibumu sekarang? Kenapa kau tidak membawanya ke sini?" ujar Richard Lee dengan rasa rindu karena sudah sekian lama tidak bertemu.      

Peter Anderson belum menceritakan secara detail apa yang terjadi pada Seo Kyung. Karena ia tahu bosnya akan merasa sangat bersalah.     

Soo Yin menghirup nafas dalam-dalam. Sejujurnya hatinya berat ketika berucap tentang kondisi ibunya.     

"Ibu sedang dirawat," sahut Soo Yin sembari menundukkan kepalanya.     

"Apakah ibumu sakit?" tanya Richard Lee.     

Soo Yin kemudian memandang Peter Anderson untuk menjelaskan kondisi ibunya. Ia pikir Richard Lee sudah mengetahuinya.     

"Sebenarnya Seo Kyung mengalami depresi setelah anda meninggalkannya, Tuan," terang Peter Anderson.     

"Apa?" seru Richard Lee dengan wajah terperangah. Tiba-tiba saja ia merasakan nyeri di dadanya. Sungguh sakit mengetahui orang yang dicintainya harus mengalami hal sesakit itu.     

"Daddy," ujar Soo Yin dengan mata berkaca-kaca.     

"Aku baik-baik saja. Aku tidak menyangka jika ibumu harus mengalami hal itu. Seharusnya kalian membawanya kemari? Dia sudah menungguku menjemputnya terlalu lama," ujar Richard Lee karena ia merasakan sesal yang teramat dalam. Seandainya tidak ada yang membocorkan dirinya kembali ke Seoul karena menikah lagi pasti mereka sudah bisa bersama sejak lama.     

"Dia sedang dalam perawatan, Tuan. Keadaannya belum memungkinkan untuk naik pesawat," terang Peter.     

"Benarkah anda dulu mengalami kecelakaan saat hendak menjemput ibu?" tanya Soo Yin dengan dahi berkerut.     

Richard Lee menyipitkan matanya sambil memandang ke arah Peter Anderson karena sepertinya ada yang disembunyikan.     

"Maaf, saya memang mengatakan hal demikian agar Soo Yin tidak membenci anda. Sepertinya alasan itu cukup diterima oleh akal sehat," terang Peter. Memang ada beberapa hal yang disembunyikan oleh Peter Anderson. Suatu saat nanti semuanya akan terbongkar dengan sendirinya.     

"Apakah yang terjadi sebenarnya? Kenapa kalian membuatku bingung? Berarti dulu anda memang sengaja tidak menjemput ibu. Tega sekali anda menyakiti perasaan seorang wanita hingga membiarkannya menunggu selama 18 tahun." Suara Soo Yin dengan suara meninggi. Kini bahkan ia sudah bangkit berdiri.     

"Soo Yin, pelankan nada suaramu. Berbicaralah yang sopan kepada ayahmu," ujar Peter Anderson. Itu semua murni karena kesalahannya sehingga Richard Lee tidak bersalah.     

"Haruskah aku bersikap sopan kepada pria yang sudah menyakiti ibuku? Menyebabkan aku belum pernah mendapatkan sedikit kasih sayang seorang ibu kandung. Kata-kata kasarku bahkan tidak akan bisa menebus derita yang dirasakan oleh ibuku," ucap Soo Yin dengan dada yang sesak. Ia tidak terima karena ayahnya begitu tega.     

"Soo Yin, cukup," ujar Peter Anderson. Di sini dirinya lah orang yang paling mengetahui segalanya.     

"Peter, tidak apa-apa. Aku mengerti perasaanya, mungkin aku juga akan melakukan hal sama seperti dirinya." Richard Lee berusaha menenangkan Peter agar kesalahpahaman itu tidak berlanjut lagi.     

"Soo Yin, apakah kau ingin tahu kenapa keluarga besar Tuan Richard sampai mengetahui pernikahannya dengan ibumu? Itu karena ada seseorang yang sudah membongkar semuanya. Jika hal itu tidak terjadi mungkin sejak dulu kalian sudah bersama," tukas Peter dengan emosi yang naik.     

Peter sendiri sudah mengorbankan perasaannya demi Richard Lee. Namun tidak disangka ada orang terdekat yang menghancurkan hubungan mereka. Secara diam-diam orang itu membongkar pernikahan rahasia kepada istri pertama Richard.     

Istri Richard Lee adalah seorang wanita keturunan dari bangsawan. Namun mereka saat ini mereka sudah berpisah setelah mengetahui Richard menikah lagi. Sesekali masih datang ke Osean Mansion untuk sekedar berkunjung.     

Pernikahan mereka dijodohkan itu sebabnya Richard Lee tidak pernah bisa berdamai dengan istri pertamanya. Meskipun mereka sudah dikaruniai seorang putra yang bernama Brian Lee.     

"Siapa orangnya? Siapa yang tega melakukan hal itu?" tanya Soo Yin dengan air mata kembali bercucuran. Tidak menyangka ada orang sejahat itu yang tega berkhianat.     

Peter menghela nafas pelan. Sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat. Soo Yin pasti akan terpukul jika mengetahuinya.     

"Soo Yin, sebaiknya kau istirahat. Besok kita mengobrol lagi, tubuhnya pasti lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang," ujar Peter Anderson untuk mengalihkan pembicaraan. Belum saatnya Soo Yin mengetahui hal itu di saat hatinya sedang dipenuhi amarah.     

"Kenapa setiap anda ingin pergi ke Korea selalu saja ada halangan? Siapa sebenarnya anda? Bahkan kemarin anda juga mengalami kecelakaan," ujar Soo Yin. Aneh baginya karena tampaknya selalu saja banyak rintangan yang menghalangi mereka.     

"Tuan Richard Lee ditembak saat hendak ke bandara, Soo Yin. Beruntung tidak terlalu parah lukanya," terang Peter Anderson akhirnya mengatakan yang sebenarnya.     

"Ditembak? Bukankah anda bilang karena kecelakaan?" tanya Soo Yin dengan dahi berkerut pada Peter Anderson. Sepenting apakah ayahnya sehingga ada orang yang ingin mencelakainya.     

"Jika kau tahu ayahmu ditembak mungkin kau tidak akan percaya. Mungkin kau akan takut untuk datang menemui ayahmu," terang Peter sembari memijat pelipisnya.     

"Kenapa ayahku bisa tertembak? Bukankah banyak orang yang mengawalnya?" tanya Soo Yin. Pantas saja di luar banyak pengawal bersenjata yang berjaga.     

"Soo Yin, terkadang kesalahan tetap terjadi. Sudahlah tidak usah dipikirkan, yang terpenting kondisi Tuan Richard Lee baik-baik saja sekarang."      

"Tuan Richard, apakah anda yakin jika aku putri kandungmu?" Tiba-tiba terbersit dalam pikirannya untuk menanyakan hal itu. Takut jika ternyata dirinya bukanlah siapa-siapa.     

"Tentu saja yakin, aku sangat percaya pada Seo Kyung jika dia tidak mungkin mengkhianatiku. Wajahmu sangat mirip sekali dengannya," ujar Richard Lee. Ingin menjangkau Soo Yin tapi terlalu jauh.     

"Aku sudah memeriksa DNA kalian, sehingga kau tidak perlu cemas. Tuan Richard Lee memanglah ayah kandungmu," ungkap Peter Anderson sembari mengeluarkan selembar kertas hasil uji DNA keduanya. Lalu menyodorkannya kepada Soo Yin.     

Soo Yin memeriksa semuanya, bersyukur karena Richard Lee memang ayah kandungnya.     

"Sekarang istirahatlah, akan ada hari esok yang ingin aku ceritakan padamu," ujar Richard Lee seraya tersenyum hangat. Meski masih ingin mencurahkan rasa rindunya tapi sekarang sudah malam.     

Soo Yin menganggukan kepalanya.     

"Selamat beristirahat," ujar Soo Yin sebelum mengikuti langkah Peter keluar dari ruangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.