Istri Simpanan

Bab 347 - Hukuman manis 21+



Bab 347 - Hukuman manis 21+

0Dae Hyun berdiri di pintu, meminta Soo Yin agar masuk terlebih dahulu. Lalu ia menutup pintu dan menguncinya, menyimpan kunci di saku bajunya     
0

"Kau pikir aku akan kabur?" gerutu Soo Yin dengan dahi berkerut, saat melihat Dae Hyun menggoyangkan knop pintu untuk memastikan pintu benar-benar terkunci.     

"Untuk berjaga-jaga saja, biasanya kelinci yang terlihat manis justru sangat pandai dalam meloloskan diri," ujar Dae Hyun. Sudut bibirnya mengembang, mengukir senyuman yang begitu menawan.     

Soo Yin sungguh merasa aneh dengan sikap suaminya kali ini. Mengatakan ingin memberikan hukuman tapi ekspresi wajahnya terlihat sangat senang. Kira-kira hukuman apa yang akan diberikan kepadanya?     

"Cepatlah, katakan hukuman apa yang harus aku kerjakan?" ujar Soo Yin sambil melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya.     

Soo Yin meletakkan tasnya di atas meja lalu membuka sweater yang dikenakannya. Ia juga menggulung lengan kemejanya, barang kali Dae Hyun memintanya untuk membersihkan kamar mandi.     

Itu tidak masalah sama sekali karena dulu ia terbiasa melakukannya.     

"Apa yang akan kau lakukan?" Dae Hyun duduk di tepi meja sembari menautkan kedua alisnya melihat Soo Yin yang kini juga melepaskan sepatunya.     

"Kau bilang akan menghukumku, tentu saja aku harus bersiap-siap," ujar Soo Yin sambil mencebikkan bibirnya.     

"Aku bahkan baru memikirkan hukuman yang tepat untukmu," ungkap Dae Hyun dengan ekspresi pura-pura sedang berpikir.     

Soo Yin menyipitkan matanya, seandainya sikapnya tidak menyebalkan hari ini. Ingin sekali Soo Yin merasakan pelukan hangat tubuh pria yang kini ada di depannya.     

Namun itu hanyalah sebuah mimpi yang tertunda. Karena ia harus menunggu Dae Hyun sampai berubah kepribadian terlebih dahulu.     

"Cepat katakan apa yang harus kukerjakan?" Soo Yin mulai tidak sabar karena Dae Hyun tidak juga mengatakannya.     

Dae Hyun masih terdiam di tempatnya dengan santai.     

"Ughhh, kau membuang-buang waktuku saja," gerutu Soo Yin. Lalu berbalik membelakangi Dae Hyun hendak menuju kamar mandi.     

Dae Hyun lantas berdiri kemudian dengan gerakan cepat membalikkan tubuhnya Soo Yin menghadap ke arahnya. Mencekal kedua tangan istri kecilnya mepet di dinding. Sehingga Soo Yin tidak bisa melakukan apapun.     

"Apa yang kau lakukan?" ujar Soo Yin dengan mata yang terbelalak lebar.     

Sudah puas melihat istrinya marah, Dae Hyun kini mulai merekatkan bibirnya di bibir tipis Soo Yin yang rasanya sangat manis.      

Pikiran Soo Yin terasa kosong. Antara ingin menerima atau memberontak. Ia tidak habis pikir jika itu adalah sebuah hukuman.     

Ciuman dan lumatan Dae Hyun perlahan membuat Soo Yin terbuai. Pikirannya ingin menolak karena masih kesal jika mengingat ucapannya. Namun tubuhnya merespon lain dengan menerimanya.     

Semakin lama ciuman itu memanas dengan tangan Dae Hyun yang mulai bergerilya nakal menyusuri area sensitif Soo Yin.      

Tubuh Soo Yin semakin lemah tak berdaya. Kakinya terasa lemas hingga tak dapat lagi menopang berat tubuhnya. Jika saja Dae Hyun tidak menahan pundaknya dengan kedua tangan, mungkin Soo sudah merosot ke lantai. Dae Hyun sungguh membuat batas kesadarannya hampir hilang. Sensasi ciumannya membuat Soo Yin menginginkan lebih hanya sekedar itu.     

Dae Hyun melepaskan bibirnya lalu menatap nanar Soo Yin dengan pandangan yang sudah berkabut. Rambut istrinya kini berantakan dengan baju yang kusut tak beraturan.     

"Kau bilang ingin memberiku hukuman. Tapi apa dengan semua ini?" ujar Soo Yin berusaha tersadar dari hasrat yang membara. Menggelengkan kepalanya jika itu adalah sebuah kesalahan.     

Dae Hyun tersenyum melihat bagaimana wajah Soo Yin yang memerah. Bibirnya yang tipis terlihat memerah dan sedikit bengkak.     

"Ini adalah hukumannya," bisik Dae Hyun dengan sensual di telinga Soo Yin. Lalu mengangkat tubuh mungilnya, hingga Soo Yin merasa tubuhnya melayang di udara.     

Dae Hyun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar yang biasanya digunakan untuk melepas lelah di sela kerjaan yang menumpuk.     

"Hukuman?" ujar Soo Yin ternganga dengan bibir berkedut.     

"Ini adalah hukuman manis yang harus kau tanggung." Dae Hyun mengedipkan sebelah matanya kemudian menghempaskan tubuh Soo Yin dengan pelan di atas ranjang.     

"Ouhhhh," rintih Soo Yin tatkala Dae Hyun sudah berada di atas tubuhnya.     

Dae Hyun mulai melepaskan satu per satu kancing baju yang membalut tubuhnya. Otot-ototnya yang kekar mulai terlihat begitu menggoda hingga Soo Yin tanpa sadar meneguk salivanya.     

"Apa kau bersiap menjalankan hukuman?" Dae Hyun mengerling nakal kemudian mencubit hidung istri kecilnya pelan.     

"Hukuman macam apa ini?" ujar Soo Yin sambil mendorong tubuh Dae Hyun agar sedikit menjauh.     

"Nikmati saja karena aku yakin kau akan sangat menyukainya," bisik Dae Hyun. Melakukan aksinya kembali dengan memberikan efek sentuhan menggunakan bibirnya di leher hingga tulang selangka Soo Yin.     

Soo Yin refleks menggeliat manja dengan kedua tangan yang meremas punggung Dae Hyun untuk melampiaskan semua rasa yang kian membara.     

"Sayang, tidak bisakah kau melakukannya nanti di rumah? Ini bahkan masih pagi dan kita berada di tempat kerja," ucap Soo Yin dengan nafas yang tersengal di bawah hasratnya yang semakin tidak terkendali.     

"Tenanglah, tidak akan ada yang mengganggu kita," ucap Dae Hyun tanpa menghentikan apa yang dilakukannya. Tangannya mulai membuka satu per satu kancing kemeja Soo Yin.     

Sudah sejak tadi berusaha menahan keinginannya karena melihat Soo Yin yang terus marah. Seolah-olah itu adalah sebuah godaan untuk merayunya.     

"Dae Hyun, aku mohon nanti saja," rengak Soo Yin dengan pandangan berkabut. Pikirannya masih berjalan dengan benar. Tidak ingin mengambil resiko besar jika mereka sampai kepergok.     

"Tidak bisa, kau sudah berhasil membuatku marah. Bukankah kau tadi yang mengatakan ingin segera menjalankan hukuman ini?" Dae Hyun mulai memainkan dua buah benda kenyal yang begitu memikat.     

Soo Yin Tak mampu lagi untuk menjawab karena pikirannya terasa melayang ke langit ke tujuh. Tubuhnya terus menggelinjang, bergerak manja dengan mata yang kini tertutup rapat.     

Tangannya mencengkram erat seprai ketika Dae Hyun memainkan area sensitifnya. Lenguhan dan rintihan terdengar sangat seksi keluar dari bibirnya.     

Dae Hyun semakin ingin membawa Soo Yin melayang di udara dengan sentuhan manis yang akan dilakukannya. Alam bawah sadarnya sudah tidak memperdulikan jika mereka ada di hotel.     

Suara lenguhan membuat suasana ruangan yang tadinya tenang kini terlihat semakin hidup. Dengan adanya dua insan yang sedang memadu kasih. Dae Hyun ingin menciptakan sensasi tersendiri karena tidak pernah melakukannya di kamar yang ada di ruangannya. Meskipun dulu mereka pernah menempatinya namun mereka tidak melakukan apapun.     

Satu jam sudah berlalu mereka menyatukan cinta yang kian membara. Kini Dae Hyun menghempaskan tubuhnya di sisi Soo Yin. Sayang sekali tadi pagi tidak sarapan. Jika saja akan menghukum Soo Yin dengan hukuman manis seperti ini pasti dirinya akan makan lebih banyak agar lebih bertenaga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.