Istri Simpanan

Bab 344 - Kecurigaan



Bab 344 - Kecurigaan

0"Yeon Ho pergilah ke ruang makan. Temani pamanmu di sana," ujar Ny. Park agar ada kesempatan untuk berbicara berdua saja dengan menantunya.     
0

Anak tampan dengan kedua bola mata sejernih air itu menganggukan kepalanya. Lantas berlari-lari kecil menuju ruang makan.     

Ny. Park terus mengamati cucunya hingga perlahan tidak tampak lagi. Menghilang di balik dinding pemisah.     

"Hmmm." Sebenarnya Ny. Park ingin berbicara juga kepada putranya tapi berhubung dia sudah pergi, sehingga memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu pada menantunya. Ia sudah tidak sabar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.     

"Aeri, duduklah." Ny. Park terlebih dahulu berjalan menuju sofa yang letaknya tidak jauh lalu menghempaskan tubuhnya di sana.     

Sedangkan Aeri mengikutinya dengan wajah tertunduk. Memasang wajah sendu di depan ibu mertuanya. Ia tetap berdiri sambil menautkan kedua tangan terus memainkan jarinya.     

"Duduklah," ujar Ny. Park dengan wajah tenang. Ia tak ingin terburu-buru menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi sehingga Jo Yeon Ho harus mengatakan hal seperti itu.     

Aeri patuh sehingga lantas mendudukkan bokongnya di sofa. Duduk berseberangan dengan ibu mertuanya.     

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Ny. Park dengan tenang, melupakan sedikit rasa kesalnya mengingat Aeri semalam yang mabuk.     

"Dae Hyun benar-benar ingin menceraikanku, Bu," ujar Aeri sambil menyeka air mata yang bahkan belum keluar dari sudut matanya dengan punggung tangannya.     

"Ibu sudah mengetahuinya." Ny. Park menghela nafas berat. Posisinya saat ini terasa sulit antara menuruti permintaan putranya atau menyatukan mereka kembali.     

Bagaimanapun Aeri sudah tujuh tahun berada di rumah ini. Sulit untuknya melupakan jika kelak mereka berpisah. Sebagai seorang ibu ia juga tidak ingin melihat rumah tangga putranya berantakan. Tapi disisi lain, ia teringat dengan Dae Hyun yang mengatakan ingin mencari kebahagiaannya sendiri.     

"Lalu apakah Ibu setuju jika Dae Hyun ingin menceraikanku?" Aeri menegakkan kepalanya menatap nanar wanita yang sudah menjadi mertuanya cukup lama.     

Ny. Park mendesah panjang sebelum berbicara, takut menyakiti perasaan Aeri.     

"Ibu tidak bisa berbuat apa-apa dengan pilihan hidupnya. Seandainya kau berubah sejak dulu, mungkin Dae Hyun tidak akan mencari wanita lain," ujar Ny. Par sedikit menyesali keputusan Aeri dulu yang lebih memilih menjadi model.      

Dahulu Ny. Park jarang sekali berada di Korea, sehingga tidak terlalu tahu mengenai kehidupan rumah tangga putranya. Setelah pesta pernikahan Dae Hyun, ia bersama suami mengelola hotel yang ada di Jepang.     

"Ibu aku mohon larang Dae Hyun. Aku sekarang sudah banyak berubah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," pinta Aeri dengan mata berkaca-kaca. Sorot matanya penuh dengan rasa sesal. Tak dapat dipungkiri setelah percakapannya tadi dengan Dae Hyun dirinya merasa menyesal. Ia terlalu lama membiarkan Dae Hyun yang sudah bersamanya dengan susah payah demi Han.     

Seharusnya dia berpikir sebelum memilih Han yang jelas tidak memiliki apapun. Hanya memiliki pekerjaan menjadi seorang manajer, itu juga karena permintaan Aeri dan belas kasihan dari Dae Hyun. Sekarang di saat membutuhkannya justru menghilang entah kemana.     

"Memohonlah kepada Dae Hyun karena ibu tidak bisa membantu. Itu adalah hidup kalian. Kalian yang menentukan jalan yang terbaik. Meskipun ibu sangat menyayangkan jika sampai kalian berpisah. Kasihan dengan Jo Yeon Jo," ujar Ny. Park sebisa mungkin bersikap netral tidak ingin memihak di antara keduanya.     

"Dae Hyun seperti itu pasti karena rayuan gadis ja … itu, Bu." Aeri hampir saja keceplosan mengatakan jalang. Beruntunglah teringat sebelum benar-benar lolos dari bibirnya.     

Aeri berpindah duduk di samping Ny. Park lantas memegang tangan wanita yang sudah berkerut dimakan usia.     

"Apa kau tahu siapa wanita itu?" Ny. Park menyipitkan matanya. Jika memang benar Aeri tahu, ingin sekali ia mendatanginya untuk memperingatkan agar dia tidak mendekati putranya.     

Ny. Park juga seorang wanita, sehingga bisa merasakan apa yang Aeri rasakan saat ini. Terlebih lagi ia juga membenci adanya wanita yang berusaha merayu pria yang jelas sudah memiliki istri.     

"Aku tidak tahu secara pasti, Bu. Itu hanya perasaanku saja yang merasa tidak enak jika Dae Hyun berada di dekatnya," ujar Aeri terbata.     

"Katakan siapa wanita yang kau maksud?" ujar Ny. Park dengan penasaran. Jika memang dia yang dimaksud, hari ini juga akan mencarinya.     

"Ibu juga sudah mengenalnya," jawab Aeri. Sengaja mengulur-ulur agar Ny. Park semakin penasaran.     

"Cepatlah, katakan siapa wanita itu?"      

"Tapi berjanjilah jika Ibu tidak akan marah dan menyalahkanku. Karena ini hanyalah sekedar perasaanku saja, yang terus merasa curiga dengannya," ujar Aeri untuk memancing ibu mertuanya dan sepertinya kali ini berhasil.     

"Baiklah."     

"Aku mencurigai Dae Hyun menjalin hubungan dengan sekretarisnya," ujar Aeri dengan hati-hati. Itulah sebabnya ketika melihatnya ia ingin sekali marah kepadanya. Ditambah lagi dengan cerita dari Li Sa yang mengatakan jika ibunya dulu juga merebut suami orang. Itu sudah cukup dijadikan bukti atas kecurigaannya.     

"Maksudmu Soo Yin? Kenapa bisa kau berpikir seperti itu? Soo Yin itu sudah sangat dekat dengan Kim Soo Hyun. Tidak mungkin dia menjalin hubungan dengan Dae Hyun," ujar Ny. Park seraya terkekeh dan menggelengkan kepalanya.     

"Bu, dia itu masih sangat muda sehingga bisa saja menjalin hubungan dengan Dae Hyun untuk mendapatkan uang lebih. Lalu mendekati Kim Soo Hyun juga," ujar Aeri.     

Ny. Park masih terkekeh diiringi dengan gelengan kepalanya. Sungguh pernyataan yang diungkapkan Aeri tidak masuk akal.     

"Apa Ibu tidak curiga dengan Dae Hyun yang mengajak Yeon Ho selalu bersama Soo Yin jika pergi ke suatu tempat. Kenapa dia tidak mengajakku?" ujar Aeri.     

Ny. Park terdiam mendengar alasan kali ini. Memang benar jika Dae Hyun lebih sering pergi keluar bersama Soo Yin dari pada Aeri. Bahkan ketika ke Busan, untuk berkunjung ke rumah Hae Sok, Dae Hyun mengajak Soo Yin. Padahal tidak ada urusan apapun Soo Yin untuk datang ke sana.     

"Dae Hyun juga selalu membela Soo Yin dimanapun berada. Satu lagi, saat pesta pernikahan anak bibi Hyun Bin. Kenapa Dae Hyun justru berdansa dengan wanita lain sedangkan ada aku disana."     

Aeri terus memberikan alasan tentang rasa curiganya tentang Soo Yin. Meyakinkan ibu mertuanya agar menjauhkan mereka. Ini demi kebaikan Kim Soo Hyun juga yang mencintai Soo Yin.     

Ny. Park terus mendengarkan pernyataan panjang lebar yang diungkapkan Aeri. Namun ia yakin jika Soo Yin bukanlah gadis seperti itu. Menurutnya Soo Yin adalah gadis baik-baik. Wajar saja jika Soo Yin dekat dengan Dae Hyun dan selalu mengajak Soo Yin jika bersama Jo Yeon Ho. Itu salah Aeri juga yang dulu tidak pernah mau jika diajak pergi.     

"Aeri, ini sudah siang. Sebaiknya kita lanjutkan nanti saja," ujar Ny. Park.     

Ny. Park menyudahi percakapan mereka karena suaminya sudah menunggu di ruang makan.     

"Baiklah, Bu," sahut Aeri. Lalu mengikuti langkah wanita itu di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.