Istri Simpanan

Bab 341 - merindukan Han



Bab 341 - merindukan Han

0Dae Hyun terlebih dahulu mengganti pakaiannya kemudian mengambil mantelnya. Lantas mengambil kunci mobil yang ada di ruang kerjanya.     
0

Kini Dae Hyun sudah melajukan mobilnya menyusuri jalanan malam di Seoul. Malam ini pikirannya harus terbagi antara menjemput Aeri atau menemui istri kecilnya. Namun mengingat Jo Yeon Ho yang meminta membawanya pulang ke rumah, mau tidak mau Dae Hyun melajukan mobilnya menuju bar yang sudah disebutkan oleh pelayan tadi.     

The Griffin Bar bukanlah tempat yang asing di Seoul. Karena tempat itu cukup terkenal. Bahkan Dae Hyun beberapa kali dulu mengunjungi tempat itu bersama teman yang lainnya ketika masih sendiri. Bar itu juga yang membawanya bersama Aeri harus melangsungkan pernikahan yang sebenarnya tidak diinginkannya. Tapi semua sudah terjadi, Dae Hyun tidak ingin terlalu menyesalinya.     

Tidak lama kemudian Dae Hyun sudah menghentikan mobilnya di parkiran The Griffin Bar.     

Dae Hyun masih mengamati keadaan bar dari dalam mobilnya. Sudah lama tak berkunjung membuatnya enggan untuk masuk. Namun ia merasa penasaran kenapa Aeri sampai mabuk, padahal sepertinya sudah lama tidak pergi kemanapun.     

Setelah menimbang-nimbang, Dae Hyun akhirnya masuk ke dalam.      

Seorang Pelayan wanita seksi langsung menyambutnya dengan hanya memakai baju yang kurang bahan. Dengan sengaja wanita itu bahkan membusungkan dadanya ke depan. Seolah ingin memperlihatkan jika dirinya memiliki buah dada yang begitu molek.     

Bibirnya yang sedikit tebal memakai lipstik merah digerakkan dengan begitu sensual. Sebelah tangannya mengibas-ngibaskan rambutnya yang panjang.     

Dae Hyun sangat risih oleh pelayan wanita itu.     

"Minggir!" ujar Dae Hyun sembari menepis tangan wanita itu ketika hendak menyentuh dadanya.     

"Maaf Tuan, tidak usah terlalu kasar seperti itu," ucap wanita itu dengan sensual.     

Ia terbiasa merayu pria-pria yang datang ke sana sehingga tidak menjadi masalah jika pria itu sedikit bertindak kasar. Baginya itu hanyalah awal pria yang malu-malu untuk mengakui jika dirinya kesepian. Pada akhirnya setelah dirayu pria itu juga akan luluh.     

"Aku datang kemari hanya ingin mencari seseorang," ucap Dae Hyun dengan nada dingin. Berjalan melewati wanita itu tanpamu meliriknya lagi.     

Wanita seseksi apapun tidak akan pernah membutakannya lagi. Karena Soo Yin yang terlihat biasa jauh lebih menggoda. Terlebih lagi wanita itu pasti sudah disentuh oleh banyak pria. Membayangkannya saja Dae Hyun sudah bergidik ngeri.     

Akhirnya wanita itu menyerah untuk mendekati Dae Hyun. Padahal ia begitu tertarik dengannya. Pria yang masih bisa dibilang muda dan tampan yang datang ke sana. Ditambah lagi dengan tubuhnya yang atletis. Wanita mana yang tidak ingin menikmati cinta satu malam dengannya. Karena biasanya pria yang berumur 40 tahun ke atas yang banyak datang ke bar. Sekedar mencari kesenangan saja.     

Dae Hyun kemudian menghampiri seorang barista. Barang kali mengetahui dimana Aeri karena tak mungkin juga mencari satu per satu ruangan.     

"Mau minum apa, Tuan?" ujar Barista tersebut dengan sopan.     

"Tidak, aku datang kemari karena tadi seorang pelayan di sini mengatakan jika ada seorang wanita bernama Aeri sedang mabuk di bar ini," ujar Dae Hyun.     

"Benar, Tuan. Dia ada di lantai atas," terang Barista tersebut sambil menunjuk lantai kedua.     

"Hmmm," ujar Dae Hyun seraya menganggukan kepalanya.     

Dae Hyun segera menaiki tangga menuju ke lantai dua dengan pencahayaan di sana yang remang-remang. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Aeri.     

Hingga matanya menangkap seseorang yang sedang berbaring di sofa. Pakaiannya tidak asing karena Aeri sering memakainya.     

Dae Hyun melangkahkan kaki untuk mendekati sofa. Ternyata benar yang berbaring di sofa dengan wajah yang kusut dan berantakan adalah Aeri. Bau alkohol langsung menyeruak memenuhi Indra penciumannya.      

Keadaan Aeri benar-benar kacau saat ini.     

"Han, dimana kau berada?" racau Aeri dengan mata terpejam di bawah kesadarannya yang tinggal setengah. Beberapa botol minuman tergeletak berantakan di lantai tidak jauh dari tempatnya.     

"Jadi, kau merindukan Han?" cibir Dae Hyun dengan menaikkan sebelah bibirnya ke atas.     

"Han, aku merindukanmu." Aeri kembali meracau tidak jelas dengan tangannya yang melambai ke atas.     

"Kau bahkan selalu menyebut namanya di dalam ketidaksadaranmu. Tapi selalu saja mengelak tidak ada hubungan apapun di antara kalian." Tidak ada perasaan emosi sama sekali di hati Dae Hyun. Ia justru bersyukur karena sudah tahu semuanya. Setidaknya apapun yang diucapkan Aeri yang mengatakan jika mencintainya adalah sebuah kebohongan.     

"Baiklah, jika kau ingin bertemu dengan Han. Dengan senang hati aku akan mempertemukan kalian segera mungkin," ujar Dae Hyun.     

Bau alkohol di tubuh Aeri benar-benar membuat kepalanya sakit. Sehingga Dae Hyun menghubungi anak buahnya untuk membantu membawa Aeri pulang ke rumah. Ia penasaran jawaban apa yang akan dilontarkan Aeri setelah besok tersadar.     

Tidak lama kemudian akhirnya anak buahnya datang, sehingga Dae Hyun tidak perlu repot-repot untuk membawanya ke dalam mobil menggunakan tangannya.     

============================     

UN Village,     

Dae Hyun sudah menghentikan mobilnya di depan teras. Mau tidak mau memapah Aeri yang masih mabuk berat. Keadaan rumah sudah sepi karena saat ini sudah hampir tengah malam. Semua orang juga sudah tertidur. Hanya beberapa pelayan saja yang masih berjaga.     

Para pelayan tampak bingung melihat kondisi Aeri yang sangat berantakan.     

"Kenapa Nona Aeri, Tuan?" tanya salah satu pelayan wanita yang biasa melayani Aeri.     

"Dia mabuk. Tolong gantikan pakaiannya karena aku ingin muntah mencium bau di tubuhnya," ujar Dae Hyun. Lantas memapah Aeri menaiki tangga menuju kamarnya. Sedangkan pelayan mengikuti di belakang sesuai dengan apa yang diperintahkan Dae Hyun.     

Dae Hyun membaringkan tubuh Aeri yang sudah tertidur. Lantas membersihkan diri dan mengganti pakaiannya untuk menghilangkan bau alkohol yang menempel di tubuhnya. Barulah setelah itu pergi ke kamar Jo Yeon Ho. Memastikan jika putranya sudah tertidur.     

Dae Hyun tersenyum melihat putranya yang sudah sangat damai dalam tidurnya. Hembusan nafasnya teratur. Sesekali ia tampak menggeliat meregangkan otot-otot tubuhnya.     

Tangan Dae Hyun terulur untuk meraih buku yang masih ada di pelukannya. Menaruhnya di atas nakas tepat di samping ranjang.     

"Sayang, jika nanti kita hidup bersama ibu Soo Yin, kau pasti akan jauh merasa lebih bahagia." Dae Hyun menutupi tubuh sang putra dengan selimut lalu mengecup keningnya dengan lembut.     

Semakin lama matanya juga semakin mengantuk, sehingga Dae Hyun memilih tidur di samping Jo Yeon Ho. Memeluknya dengan erat dan begitu nyaman.     

Seandainya tadi tidak perlu mencari Aeri, ia tadi berniat akan mengunjungi Soo Yin ke villa Pyeongchang-dong. Namun hari sudah terlalu malam, mungkin besok saja akan pergi menemuinya.     

Pasti malam ini Soo Yin tidak bisa tidur, berpikir jika Dae y marah kepadanya. Memang benar jika awalnya Dae Hyun ingin marah, tapi ia tahu jika Soo Yin melakukannya dengan terpaksa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.