Istri Simpanan

Bab 338 - Rasa bersalahnya sudah berakhir



Bab 338 - Rasa bersalahnya sudah berakhir

0Setelah selesai sarapan tidak lama kemudian dokter yang menangani Kim Soo Hyun datang, untuk memeriksa kondisi tubuhnya saat ini. Ia juga mengatakan jika hari ini akan dilakukan berlatih berjalan kembali.     
0

Kim Soo Hyun mau melakukannya dengan syarat di luar ruangan karena sebulan lebih berada di rumah sakit membuatnya sangat bosan. Harus mencium bau obat-obatan yang sering kali membuat perutnya terasa muntah dan mual.     

Soo Yin membantu Kim Soo Hyun turun dari ranjang untuk duduk di atas kursi roda. Pria itu tidak mau jika perawat yang membantunya duduk.     

Ny. Park dan Jo Yeon tidak ikut, merek tetap di dalam kamar hingga tidak lama kemudian Park Ji Hoon tiba. Merek ingin memberikan waktu lebih banyak untuk Soo Yin Dan Kim Soo Hyun berdua.     

Ny. Park sudah merencanakan pesta pertunangan jika Kim Soo Hyun sudah benar-benar pulih. Meskipun belum mengutarakan maksudnya kepada Kim Soo Hyun dan Soo Yin. Ia akan meminta pendapat Park Ji Hoon yang kebetulan sekali baru datang.     

"Menurutmu bagaimana jika kita melangsungkan pesta pertunangan Kim Soo Hyun dengan Soo Yin?" ujar Ny. Park kepada sang suami.     

"Apa maksudmu? Jangan terlalu mendahului apapun yang belum diputuskan. Belum tentu juga Soo Yin mau menerimanya," tolak Park Ji Hoon.     

Jika hal ini sampai terdengar di telinga Dae Hyun, pasti dia akan marah besar. Bukan hanya itu, yang dikhawatirkan oleh Park Ji Hoon, putranya akan berterus terang mengenai hubungannya dengan Soo Yin.     

"Apa maksudmu berbicara seperti itu? Kenapa kau tampak tidak suka mendengarnya? Soo Yin itu sudah pasti mau menerima putra kita," ujar Ny. Park dengan penuh rasa keyakinan.     

"Soo Yin itu baru saja masuk kuliah. Dia tidak akan setuju untuk menerima pertunangan ini," ujar Park Ji Hoon. Berusaha memberikan pengertian kepada istrinya untuk tidak melakukan apapun. Dia tidak ingin terjadi perang dingin di antara kedua putranya.     

"Memangnya kenapa jika baru saja masuk kuliah? Banyak di luar sana yang sudah menikah baru kuliah," ujar Ny. Park tak ingin kalah.     

"Kim Soo Hyun baru saja sembuh. Jangan berpikiran yang terlalu jauh terlebih dahulu. Kim Soo Hyun harus mengurus hotel dengan baik baru menikah," ucap Park Ji Hoon dengan tegas.     

"Ji Hoon, cepat atau lambat Kim Soo Hyun pasti akan menikah. Bukankah kedudukannya sebagai direktur baru diresmikan setelah memiliki istri. Seperti Dae Hyun dulu?" ujar Ny. Park.     

"Memang benar, tapi biarkan Kim Soo Hyun mengurus hotel baru menikah," ucap Park Ji Hoon. Jika bukan karena putra sulungnya, pasti dia tidak mau berdebat dengan istrinya.     

"Ada apa sebenarnya denganmu? Dulu kau yang menuntut Dae Hyun untuk segera menikah, padahal dia selalu menolak. Tapi kenapa di saat Kim Soo Hyun sudah memiliki wanita pilihan kau justru tidak mendesaknya," ujar Ny. Park yang mulai merasa curiga.     

"Dae Hyun waktu itu sudah lama bekerja di hotel, sedangkan Kim Soo Hyun baru beberapa hari. Itu sangat berbeda jauh," ucap Park Ji Hoon sembari mendesah.     

Park Ji Hoon bangkit dari duduknya karena tidak ingin berlama-lama berdebat dengan sang istri.     

"Sebaiknya sekarang aku kembali ke hotel. Tidak adanya Dae Hyun, banyak pekerjaan yang harus kuurus," pamit Park Ji Hoon.     

Selama Dae Hyun keluar kota, Park Ji Hoon harus ikut mengurus lagi masalah hotel.     

"Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan," ujar Ny. Park yang ikut bangkit berdiri. Lantas merapikan dasi yang menggantung di leher suaminya. Meski usia tak lagi muda namun mereka selalu tampil harmonis.     

"Yeon Ho, kakek pergi dulu," ujar Park Ji Hoon pada cucunya yang tengah sibuk menggambar di sofa. Diusapnya pelan puncak kepala cucunya.     

"Iya, kek," ujar Jo Yeon Ho.     

Park Ji Hoon akhirnya meninggalkan rumah sakit tanpa bertemu dengan Kim Soo Hyun. Kamarena ketika datang, Kim Soo Hyun baru saja keluar bersama Soo Yin untuk melakukan terapi.     

Jika istrinya tidak membicarakan hal sensitif seperti itu pasti ia akan menunggu Kim Soo Hyun sampai selesai.     

°     

°     

Sebelum melakukan terapi Kim Soo Hyun ingin berkeliling terlebih dahulu mengitari taman rumah sakit yang berada di belakang gedung. Tempatnya sangat nyaman dan sejuk. Berulang kali menghirup udara segar dalam-dalam dari hidung lalu mengeluarkannya dari mulut.     

Soo Yin sejak tadi selalu mendorong kursi roda yang ditempati Kim Soo Hyun meskipun kakinya sudah gerasa pegal karena sudah lama berkeliling.     

Perawat yang mendampingi mereka juga selalu mengikuti. Membuat Kim Soo Hyun merasa geram. Ia ingin berduaan dengan Soo Yin tapi justru gagal.      

"Tuan, sebaiknya kita melakukan terapinya sekarang agar kondisi kaki anda cepat pulih," ujar sang perawat.     

Kim Soo Hyun melirik dengan tatapan tajam ke arah perawat itu yang tidak sabaran. Membuat suasana hatinya yang membaik kembali ingin marah.     

"Benar apa yang dikatakan oleh perawat, Soo Hyun. Kita sudah lama berada di luar," bujuk Soo Yin. Lelah juga jika harus menuruti permintaannya.     

"Baiklah, aku ingin melakukannya di sini saja," ujar Kim Soo Hyun.     

"Baik, Tuan," ujar perawat. Kemudian menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan. Mulai dari tongkat penyangga yang digunakan untuk membantu Kim Soo Hyun berjalan.     

"Mari Tuan, saya bantu," ujar perawat itu.     

"Soo Yin, aku ingin kau yang melakukannya," ujar Kim Soo Hyun sambli mengulurkan kedua tangannya kepada Soo Yin.     

Soo Yin akhirnya membantu Kim Soo Hyun meskipun merasa tidak nyaman karena sesekali Kim Soo Hyun merangkul pinggangnya. Jika sampai Dae Hyun tahu maka habislah dirinya.     

Kini Kim Soo Hyun sudah mulai berjalan dengan tongkat. Setelah beberapa kali berjalan bolak-balik, ia mulai terlihat lancar dan baik-baik saja. Sehingga perawat meminta Kim Soo Hyun berjalan tanpa tongkat. Hanya menggunakan pegangan pada kedua sisinya.     

"Ayo, Tuan. Sebentar lagi anda pasti pulih," ujar perawat untuk memberikan semangat.     

Kini Kim Soo Hyun sudah berjalan hanya berpegangan pada tangan Soo Yin. Bukan fokus pada kakinya, Kim Soo Hyun justru menatap lekat wajah Soo Yin yang begitu cantik hingga tanpa sadar kini ia sudah bisa berjalan tegap. Kakinya tak terasa kaku lagi untuk digerakkan.     

"Akhirnya sekarang kau sudah bisa berjalan," seru Soo Yin sambil berjingkrak ria sambil bertepuk tangan. Ia benar-benar bahagia melihat pria itu sudah bisa berjalan dengan tegap. Beban di pundaknya sudah berakhir, mulai sekarang tidak perlu merasakan rasa bersalah lagi.     

"Ini karena kau berada di sini sehingga membuatku jauh lebih bersemangat," ujar Kim Soo Hyun. Melihat Soo Yin tertawa renyah membuatnya terasa bahagia. Berpikir jika Soo Yin benar-benar mencintainya.     

"Aku tidak membantu sama sekali. Suster lah yang sudah membantumu," ujar Soo Yin tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.     

Setelah selesai mereka akhirnya kembali ke dalam untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.