Istri Simpanan

Bab 322 - Kritis



Bab 322 - Kritis

0Hari sudah pagi, cahaya cerah masuk melalui celah-celah jendela. Soo Yin meraba-raba tempat tidur untuk mencari keberadaan Dae Hyun. Namun tangannya tidak menyentuh apapun yang dicarinya. Hanya bantal guling yang terasa di kulitnya.     
0

Dengan mata masih terpejam, Soo Yin berpikir jika Dae Hyun sedang membersihkan diri di kamar mandi. Sehingga ia menunggu sambil berguling kesana kemari. Setelah menunggu beberapa saat, Dae Hyun tak juga keluar.     

"Lama sekali dia di kamar mandi," gumam Soo Yin. Merasa penasaran dengan keberadaan suaminya Soo Yin menggeser tubuhnya ke sisi ranjang lalu berjalan ke arah kamar mandi.     

Kosong. Soo Yin tidak menemukan siapa-siapa di dalam. Bahkan tak ada bekas jika kamar mandi itu baru saja terpakai.     

Soo Yin memegang kepalanya, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Hingga beberapa waktu, barulah ia teringat jika semalam mereka pergi ke wahana bermain bersama Jo Yeon Ho.      

Semalam terlalu ngantuk sehingga membuatnya tidak mengingat apa yang terjadi setelah keluar dari wahana Lotte World. Soo Yin bahkan tidak merasakan saat Dae Hyun membopong tubuhnya ke dalam kamar.  Benar-benar seperti mati rasa.     

Bisa saja mungkin semalam Dae Hyun tidur di UN Village karena biasanya Jo Yeon Ho tidak mau ditinggal.     

Soo Yin berpikir jika ini adalah waktu yang tepat mengunjungi Kim Soo Hyun. Rasa penasarannya semakin bertambah karena Ny. Park tidak mengizinkannya pergi ke rumah sakit. Padahal sebelumnya ia yang meminta agar menemani Kim Soo Hyun sampai tersadar.     

Soo Yin segera bersiap-siap agar tidak terlalu siang sampai di rumah sakit. Sebelum berangkat tak lupa ia menyiapkan makanan untuk dibawa ke rumah sakit. Mungkin saja Ny. Park mau sarapan makanan yang dibuat olehnya.     

"Bibi, apa Dae Hyun berangkat pagi-pagi?" tanya Soo Yin sembari meletakkan kantong yang berisi makanan di atas meja.     

"Tuan Dae Hyun langsung pergi setelah mengantarkan Nona," ujar bibi Xia.     

"Apa dia mengatakan menginap dimana?"     

"Tidak, Nona. Sepertinya Tuan semalam sangat terburu-buru. Memangnya Nona mau pergi kemana sehingga membawa makanan sebanyak itu?" Bibi Xia menautkan kedua alisnya.     

"Aku … aku ingin pergi ke hotel. Sudah lama aku tidak kesana selama berada di rumah sakit. Aku hanya ingin sekedar berkunjung," ujar Soo Yin sambil meringis.     

Soo Yin menaruh curiga kepada wanita paruh baya itu. Setiap mengatakan akan pergi ke rumah sakit tidak lama kemudian pasti Dae Hyun pulang.     

"Ya sudah, Bi. Aku akan bersiap-siap," ujar Soo Yin. Lantas meninggalkan dapur untuk mengambil tasnya di kamar.     

================================     

Rumah Sakit Hallym University Medical Center.     

Soo Yin berjalan melewati koridor rumah sakit dengan jantung yang berdetak kencang. Hatinya tiba-tiba saja merasa resah gelisah tak menentu. Padahal ketika di perjalanan perasaannya baik-baik saja. Ia bisa merasa jika hal buruk mungkin akan terjadi.     

Langkah Soo Yin terhenti bersamaan dengan kantong kresek yang berada di tangannya yang terjatuh ketika melihat dokter dan perawat memasuki ruang ICU. Di depan terlihat Ny. Park menangis sesenggukan dengan Park Ji Hoon yang berada di sampingnya.     

Jantung Soo Yin langsung berdegup kencang tidak menentu. Rasanya campur aduk, padahal Kim Soo Hyun tadinya di rawat di ruang biasa karena kondisinya stabil. Namun ternyata kini sudah dipindahkan di ruang ICU. Soo Yin syok karena tidak  ada yang memberitahunya.     

"Kim Soo Hyun," ujar Soo lirih dengan derai air mata yang mulai membasahi pipinya. Jika terjadi sesuatu pada Kim Soo Hyun maka dia akan mengaku kepada keluarga Park Ji Hoon jika dirinya yang menyebabkan semua itu. Tak peduli jika harus masuk penjara.     

Soo Yin segera mengenyahkan pikiran buruk yang ada di pikirannya kali ini. Memejamkan matanya sebentar sambil berusaha berpikir positif. Tidak baik berpikiran negatif di saat seperti itu.     

"Code blue, code blue!"     

"Code blue ruang ICU 2! Code blue ruang ICU 2!"     

Seruan itu membuat Soo Yin semakin gemetar, tak mungkin tidak terjadi apa-apa karena ada beberapa dokter dengan jubah putih dan juga beberapa perawat yang memakai baju biru berlari cepat ke ruang ICU Kim Soo Hyun. Mereka melarang Ny. Park yang memaksa masuk untuk melihat kondisi putranya.     

Soo Yin membekap mulutnya rapat-rapat saat melihat ada seorang dokter yang sampai naik ke atas tubuh Kim Soo Hyun untuk melakukan CPR. Beberapa kali alat defibrilator itu digunakan untuk memulihkan detak jantung Kim Soo Hyun.     

Air mata tak dapat ditahan lagi hingga mengalir deras membasahi pipi Soo Yin. Dengan langkah yang teramat berat ia menghampiri Ny. Park yang menangis. Wanita itu meraung-raung ingin dilepaskan tubuhnya dari cekalan Park Ji Hoon. Sungguh hati Soo Yin teramat pilu melihat kondisinya.      

Dae Hyun melihat sang istrinya tiba-tiba saja datang dan wajahnya tampak pucat. Dengan cepat membantu Soo Yin untuk duduk bersama sang ibu.     

Jadi ini yang mereka sembunyikan mengapa beberapa hari ini Soo Yin tidak diizinkan masuk ke rumah sakit.     

Kini semua orang terus menunggu di depan pintu. Mereka terus mondar mandir di depan ruang ICU. Jika seseorang sudah masuk ke dalam ruang ICU kemungkinan besar untuk tersadar sangatlah tipis. Itu sebabnya keluarga Dae Hyun menempatkan Kim Soo Hyun di ruang biasa meskipun peralatannya tetap sama.     

Ruang ICU seperti memberikan efek negatif bagi keluarga pasien.     

"Kenapa ibu tidak mengatakan jika Kim Soo Hyun masuk ICU?" tanya Soo Yin dengan mata yang sudah sembab. Pedih hatinya mengetahui jika semua orang sudah menyembunyikan sesuatu yang sangat penting darinya.     

"Maafkan, ibu. Ibu tidak ingin membuatmu sedih. Kau pasti terpukul dengan keadaan Kim Soo Hyun." Ny. Park memeluk erat Soo Yin. Sama-sama menumpahkan air mata kesedihan.      

Hati Soo Yin seperti di sayat-sayat karena Ny. Park masih mengira jika dirinya mencintai Kim Soo Hyun. Sungguh tidak tega jika Soo Yin harus berterus terang.     

Kim Soo Hyun pria yang sangat baik, Soo Yin yakin jika suatu saat nanti pasti akan mendapatkan gadis yang jauh lebih baik darinya.     

"Kenapa bisa kondisinya justru kritis padahal sebelumnya baik-baik saja?" Soo Yin tak dapat lagi menahan kesedihan yang mendalam sejak semalam.     

"Soo Yin, tenanglah." Dae Hyun mengulurkan tangannya untuk menyentuhnya tapi Soo Yin segera menepis tangan sang suami. Memicingkan matanya karena merasa sangat marah dan merasa telah tertipu. Mengatakan jika kondisi Kim Soo Hyun baik-baik saja.     

Soo Yin lantas melepaskan diri dari pelukan Ny. Park, menyeka air mata dari punggung tangan. Seharusnya tak boleh menangis, jika ia menangis maka Ny. Park semakin sedih.     

Tiba-tiba saja tubuh Ny. Park lemas dan bersandar di tubuh Soo Yin.      

"Ibu, bangun!" Soo Yin menggoyangkan tubuh wanita paruh baya itu kemudian menyandarkan kepala di pangkuannya.     

Dae Hyun dan Park Ji Hoon mendekat, raut wajah mereka semakin panik melihat Ny. Park yang kembali tidak sadarkan diri.     

Dae Hyun lantas membopong tubuh ibunya ke ruangan agar dilakukan perawatan oleh suster agar segera tersadar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.