Istri Simpanan

Bab 321 - Berusaha menghiburnya



Bab 321 - Berusaha menghiburnya

0Dae Hyun menuruti permintaan sang istri untuk memutar arah. Diliriknya Soo Yin yang terlihat matanya berkaca-kaca. Perih hatinya melihat Soo Yin terus merasakan rasa bersalah itu. Padahal ia juga ikut andil di dalamnya.     
0

Meski tak ada suara isak tangis tapi Dae Hyun sangat yakin jika istrinya hendak menangis lagi. Dae Hyun akhirnya menepikan mobilnya ke sisi jalan untuk terlebih dahulu menenangkannya.     

Dae Hyun memegang pundaknya, lantas menariknya agar Soo Yin menyandarkan kepalanya di bahunya. Mengusap lembut tanpa terucap sepatah katapun di bibirnya. Dae Hyun memerlukan waktu untuk merangkai kata-kata indah yang mau menenangkannya. Bukan malah sebaliknya.     

"Sayang …." Dae Hyun menghela nafas berat, takut apa yang dia ucapkan semakin membuat Soo Yin menangis.     

"Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada Kim Soo Hyun? Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?" Setiap memikirkan pria itu yang belum terbangun juga membuat Soo Yin berpikir yang tidak-tidak.     

"Kau tidak bersalah, akulah orang yang patut disalahkan. Aku juga yang memintamu mengulur-ulur waktu." Dae Hyun mendekap tubuh Soo Yin yang terus sesenggukan. Ia terlihat sangat syok karena ada korban yang sudah meninggal.     

Soo Yin tidak mengatakan apapun lagi karena ketakutan yang dirasakannya. Jika boleh memilih biarlah dirinya yang terbaring menggantikan Kim Soo Hyun ataupun menjadi korban yang lain.     

Dae Hyun sebisa mungkin terus menenangkannya. Hingga setengah jam waktu sudah berlalu barulah Soo Yin menghentikan Isak tangisnya. Baju Dae Hyun bahkan sampai basah dibuatnya.     

Kini Dae Hyun kembali melajukan mobilnya menyusuri jalanan. Meski sudah tidak menangis tapi Soo Yin masih diam saja.     

Dae Hyun berpikir keras bagaimana caranya agar malam ini sedikit bisa menghibur sang istri. Hanya satu yang terlintas dalam pikirannya saat in. Mungkin pergi bersama Jo Yeon Ho bisa menghibur hati Soo Yin.     

Sebelum pergi ke UN Village, terlebih dahulu Dae Hyun terlebih mengonfirmasi Aeri di rumah atau tidak kepada salah satu pelayan yang sudah dipercaya olehnya. Ternyata malam ini Aeri sudah pergi ke rumah sakit bersama Ny. Park. Sungguh sangat kebetulan yang sangat menguntungkan.     

Dae Hyun lantas memutar arah kendaraannya menuju menuju UN Village.     

"Mau kemana?" tanya Soo Yin karena melewati jalanan bukan ke arah pulang villa Pyeongchang-dong.     

"Apa kau tidak merindukan putramu?" tanya Dae Hyun.     

Soo Yin menyipitkan matanya, kondisi pikirannya yang sedang kacau mengharuskannya untuk berpikir lebih keras. Hingga beberapa saat barulah teringat.     

"Benar, kami bahkan sudah lama tidak bertemu," ujar Soo Yin. Mengingat wajah Jo Yeon Ho yang lucu dan menggemaskan, rasa sedih yang dirasakan beberapa hari ini sedikit teralihkan.     

"Ayo kita mengajaknya keluar. Dia pasti bosan karena berada di rumah terus," ujar Dae Hyun. Dengan alasan Jo Yeon Ho, istrinya tidak akan menolak.     

Soo Yin menganggukan kepalanya tanpa menyanggah. Melupakan keinginannya untuk pulang.     

Tidak berapa lama, mereka akhirnya sampai di halaman UN Village. Seperti biasa, Soo Yin memilih tidak turun dari mobil karena takut jika tiba-tiba saja Aeri muncul. Saat ini ia enggan berdebat dengan siapapun.     

Dalam waktu yang singkat ternyata Dae Hyun sudah berhasil membawa keluar putranya. Soo Yin lantas membuka pintu mobil untuk menyambutnya.     

"Kakak, aku merindukanmu," ucap Jo Yeon Ho dengan wajah bahagia.      

"Benarkah?" Soo Yin pura-pura tidak mempercayai hal itu. Ia lantas mendudukkan Jo Yeon Ho ke dalam pangkuannya.     

Jo Yeon Ho menganggukan kepalanya dengan cepat. Malam ini ia seperti terbebas dari sangkar emas. Semenjak pamannya di rumah sakit ia hanya bermain dengan pengasuhnya di rumah saja.     

Semua penghuni rumah tidak mengizinkan untuknya keluar karena terlalu berbahaya. Terlebih lagi Ny. Park yang masih trauma. Hanya sesekali saja ikut ke rumah sakit karena Aeri tidak mengizinkan. Mengingat rumah sakit tidak cocok untuk anak-anak.     

"Kita akan pergi kemana malam ini?" Jo Yeon Ho memiringkan tubuhnya ke samping untuk sedikit menghadap Soo Yin.     

"Memangnya kau ingin kemana?" Soo Yin balik bertanya karena saat ini tidak ada rencana apapun yang terpikirkan olehnya.     

"Terserah Ayah saja," sahut Jo Yeon Ho sembari memandang ke arah Dae Hyun. Dalam cahaya yang remang-remang bola mata kecilnya bisa menangkap mata Soo Yin yang membengkak.     

"Kakak, kenapa menangis?" Jo Yeon Ho menyentuh pipi Soo Yin dengan kulit halusnya. Mengusapnya dengan jemari kecilnya.     

"Tidak, mataku tadi terkena debu," sahut Soo Yin seraya mengucek kedua matanya.     

Jo Yeon Ho memang tidak pernah menanyakan perihal kenapa ayahnya sering bersama Soo Yin karena yang diketahuinya Soo Yin bekerja dengan ayahnya. Ia tidak menaruh curiga selagi seseorang yang bersamanya sangat baik seperti Soo Yin.     

"Ya sudah, ayo kita lanjutkan perjalanan sebelum semakin larut."     

"Memangnya kemana kita malam ini?" tanya Jo Yeon Ho penasaran.     

"Masih rahasia, kau pasti sangat menyukai tempatnya," ujar Dae Hyun.      

Selama perjalanan, Dae Hyun terus berpikir kemana tempat yang cocok untuk mereka pergi. Tempatnya harus ramai agar Soo Yin juga merasa terhibur dan putranya juga senang.     

Dae Hyun memutuskan untuk ke wahana Lotte World. Berharap semoga malam ini bisa menghibur istri dan putranya. Meskipun tak dapat dipungkiri jika saat ini hatinya sangat mencemaskan saudaranya.     

Mungkin setelah mengantarkan mereka pulang, malam ini akan segera ke rumah sakit.     

Wajah Jo Yeon Ho langsung berbinar ketika melihat papan nama Lotte World yang terpampang begitu jelas di depan mata mereka. Merupakan taman bermain terbaik indoor maupun outdoor menjadikannya tempat terbaik untuk bermain tidak peduli apa cuacanya. Di dalamnya juga terdapat museum, aquarium dan gedung ke lima tertinggi di dunia.     

Meski bukan untuk yang pertama kalinya Soo Yin datang ke tempat itu, tetap saja dirinya masih takjub. Ia terus menggandeng tangan Jo Yeon Ho agar tidak terlepas dari genggamannya.     

Berhubung mereka berkunjung pada malam hari, Dae Hyun mengajak istri dan putranya menyaksikan Parade Let's Dream Knight. Jo Yeon Ho sebenarnya ingin menaiki berbagai wahana tapi Dae Hyun tidak mengizinkan karena ini sudah malam. Terlalu berbahaya menaiki wahana yang penuh dengan adrenalin.     

Kini mereka sudah tiba di tempat parade untuk pertunjukan lampu dan kembang api yang spektakuler. Menampilkan balon udara elektronik, lentera terbang, kostum semarak dan tentunya kembang api.     

Jo Yeon Ho berjingkrak ketika terpilih menjadi salah satu di antara delapan anak-anak untuk ikut dalam parade dan mengendarai kapal-kapal yang terapung.     

Dae Hyun dan Soo Yin terus berpegangan tangan mengikuti kemanapun Jo Yeon Ho pergi karena takut jika sampai kehilangannya.     

Sekarang sudah pukul sepuluh malam sehingga Dae Hyun mengajak putranya pulang. Jo Yeon Ho tampak belum puas tapi Dae Hyun menjanjikan akan mengajaknya lagi ke tempat itu suatu saat nanti.     

Ketika dalam perjalanan Jo Yeon Ho dan Soo Yin ternyata tertidur mungkin karena lelah setelah berkeliling di arena bermain. Dae Hyun mengantarkan putranya terlebih dahulu ke UN Village baru setelah itu mengantarkan Soo Yin.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.