Istri Simpanan

Bab 320 - Semakin merasa bersalah



Bab 320 - Semakin merasa bersalah

0Sudah dua malam Soo Yin tidak mengunjungi Kim Soo Hyun karena tidak diperbolehkan oleh Ny. Park dengan alasan jika Soo Yin harus istirahat di rumah. Semakin menambah rasa curiganya.      
0

Malam ini Soo Yin bersikeras ingin pergi tanpa sepengetahuan mereka. Namun sayang sekali jika Dae Hyun pulang ke villa Pyeongchang-dong setelah selesai bekerja. Mau tidak mau, Soo Yin mengurungkan niatnya.     

Malam ini, Dae Hyun memang sengaja untuk pulang lebih awal ke villa. Untuk mengetahui jika Soo Yin sekarang di rumah dan tidak pergi ke rumah sakit.  Pria itu setuju dengan ibunya agar Soo Yin tidak ke rumah sakit terlebih dahulu untuk sementara waktu. Meskipun mereka memiliki alasan yang berbeda.     

Kondisi Kim Soo Hyun sejak kemarin semakin memburuk. Jika Soo Yin mengetahuinya, pasti akan menyebabkan Soo Yin semakin merasa bersalah dan sangat sedih.      

Soo Yin saat ini sedang berbaring di ranjang, menjadikan lengan Dae Hyun sebagai bantalan.     

"Sayang, ayo pergi keluar," ajak Dae Hyun.      

"Kemana?" tanya Soo Yin sambil menautkan kedua alisnya.     

"Nonton mungkin atau kemanapun, sekarang pergilah ganti baju," ujar Dae Hyun.     

Soo Yin merasa ada yang salah dengan ajakan suaminya. Baru pertama kalinya Dae Hyun mengajaknya menonton setelah sekian lama bersama. Ia masih tetap dalam posisinya sambil mencerna mungkin dia yang salah dengar atau suaminya yang salah bicara.     

"Ganti sendiri atau biarkan aku yang menggantinya?" bisik Dae Hyun sensual di telinga Soo Yin.     

Sontak membuat Soo Yin langsung terduduk karena hembusan nafas Dae Hyun sudah menyiratkan sesuatu. Sedangkan dirinya saat ini tidak bisa disentuh karena tengah terkena palang merah.     

"Apa kau serius akan mengajakku nonton?" Soo Yin mengerutkan keningnya untuk memastikan jika dirinya tidak salah dengar.     

"Tentu saja, kita akan menonton film romantis malam ini." Dae Hyun memiringkan tubuhnya dengan tangan sebagai penopangnya.     

"Dari pada menontonnya, kenapa kita tidak membuatnya saja?" ujar Soo Yin tanpa pikir panjang.     

"Sepertinya itu ide yang bagus." Dae Hyun tersenyum penuh arti kemudian menarik pergelangan tangan Soo Yin agar kembali berbaring ke dalam pelukannya.     

"Baiklah, sekarang lebih baik kita nonton," ucap Soo Yin sambil berusaha untuk duduk kembali lalu beringsut di tepi ranjang.     

"Kalau begitu cepatlah mengganti pakaian sebelum aku yang melakukannya," goda Dae Hyun sambil terkekeh.     

"Ah, baiklah. Aku aku akan mengganti pakaianku sendiri," ujar Soo Yin sembari bangkit dari ranjang sebelum Dae Hyun benar-benar melakukan apa yang dia katakan.      

Dae Hyun terkekeh melihat wajah Soo Yin yang memerah menahan malu hanya karena candaannya.      

Dae Hyun juga bangkit dari tidurnya untuk mencari pakaiannya dan bersiap-siap. Tidak masalah sesekali keluar nonton atau ke suatu tempat karena Soo Yin tampak sangat stres. Meskipun ia tidak pernah suka menonton di bioskop, terlebih lagi untuk sekarang dengan usia yang sudah matang. Tidak cocok rasanya jika masuk ke bioskop menonton film romantis. Tapi demi sang istri ia akan melakukannya.     

Soo Yin sudah selesai, ia mengenakan celana panjang dan kaos pendek yang dipadukan dengan mantel tebal membungkus tubuhnya untuk mengantisipasi barangkali cuaca di luar buruk. Tak lupa syal sudah terlilit di lehernya untuk menutupi semua tanda merah yang masih jelas terlihat. Setiap Dae Hyun pulang ke villa pasti selalu membuatnya begitu.     

"Kau sudah siap?" tanya Dae Hyun ketika melihat sang istri yang sedang mematut dirinya di cermin. Dae Hyun membantu menyisir dan mengikat rambut Soo Yin. Membuatnya terlihat rapi.     

"Memangnya kita akan pergi kemana?" tanya Soo Yin sambil menatap suaminya dari pantulan cermin. Ia baru saja mengaplikasikan lipstik tipis-tipis di bibirnya.     

"Kemanapun yang kau mau. Kita bisa pergi menonton atau pergi kemanapun yang kau inginkan," sahut Dae Hyun seraya tersenyum. Membelai rambut sang istri yang dikuncir ekor kuda. Dengan tampilannya yang sederhana tak mampu mengalihkan pandangan Dae Hyun kepadanya.     

"Ya sudah, ayo berangkat." Soo Yin memutar tubuhnya lantas menggandeng lengan Dae Hyun. Menyandarkan kepalanya di sana sebentar.     

Mereka berjalan sambil terus bergandengan tangan menuruni anak tangga.     

"Apa Tuan dan Nona akan pergi ke rumah sakit?" tanya bibi Xia pura-pura tidak tahu. Padahal dirinya yang mengabarkan kepada Dae Hyun jika tadi Soo Yin berniat pergi ke rumah sakit.     

"Tidak, Bibi. Kami hanya ingin pergi keluar sebentar," sahut Dae Hyun terlebih dahulu.      

"Kalau begitu, bersenang-senanglah," ucap bibi Xia.     

"Terima kasih, Bibi," ujar Soo Yin.     

°     

°     

Dae Hyun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tidak seperti beberapa hari yang lalu. Mengemudikan mobil sangat pelan hingga membuat Soo Yin terus menggerutu sepanjang perjalanan. Setelah sedikit berdebat akhirnya mereka memutuskan untuk ke Cheonggyecheon Stream karena Soo Yin tidak ingin menonton.     

"Sayang, aku ingin tahu sebenarnya dimana lokasi kecelakaan itu terjadi?" tanya Soo Yin. Beberapa kali menanyakan hal itu tapi selalu saja Dae Hyun tidak memberitahunya dengan alasan itu tidaklah penting.     

"Memangnya kenapa? Apa kau masih penasaran?" ujar Dae Hyun.     

Soo Yin menganggukan kepalanya, dia hanya ingin tahu apakah tempat itu sangat ramai sehingga kecelakaan itu tak dapat terhindarkan.     

Akhirnya Dae Hyun menuruti permintaan sang istri. Melewati jalan dimana kejadian malam itu terjadi. Dae Hyun pun menceritakan sedikit apa yang diketahui olehnya.      

"Bagaimana dengan korban yang lain?" Mendengar cerita Dae Hyun, mata Soo Yin terasa memanas kembali.     

"Mereka dirawat beberapa hari di rumah sakit sebelum akhirnya …." Dae Hyun tak melanjutkan ucapannya karena teringat kembali dengan kondisi Kim Soo Hyun yang saat ini memburuk. Bisa saja bernasib sama dengan korban yang lain.     

Soo Yin menunduk meratapi semua rasa bersalah di hatinya. Jika bukan karena dirinya mungkin kecelakaan itu tidak pernah terjadi. Soo Yin terus merutuki kebodohannya yang membahayakan orang lain.     

"Sayang, berhentilah menyalahkan diri sendiri lagi." Dae Hyun mengulurkan sebelah tangan mengusap kepala Soo Yin dengan lembut. Menyesal tadi sudah menceritakan semuanya.     

"Besok aku ingin ke rumah sakit. Antarkan aku ke sana besok sebelum kau berangkat kerja." Soo Yin menyeka air matanya yg sedikit menetes. Tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya sesuatu yang buruk terjadi pada adik iparnya.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun. Jika kondisi Kim Soo Hyun masih seperti kemarin ia tidak yakin akan mengajak istrinya.     

"Kita pulang saja karena aku tidak ingin kemana-mana." Soo Yin kehilangan semangatnya lagi kali ini.     

Dae Hyun memijat pelipisnya sambil terus berpikir barang kali ada yang paling disukai dari istri kecilnya. Sehingga bisa membuat semangatnya kembali ada. Jika dia seperti itu tak mungkin rasanya besok mengajaknya pergi ke rumah sakit. Yang ada malah membuatnya semakin stress.     

"Bukankah kau suka film romantis? Kebetulan sekali malam ini akan tayang film baru. Kau yakin tidak ingin menontonnya?" bujuk Dae Hyun, barangkali Soo Yin berubah pikiran.     

"Aku tidak ingin menonton dan tidak ingin pergi kemanapun," sahut Soo Yin dengan wajah datar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.