Istri Simpanan

Bab 313 - Kedatangan Jean



Bab 313 - Kedatangan Jean

0Setengah bulan telah berlalu paska kecelakaan yang terjadi pada Kim Soo Hyun. Meski kondisi organ tubuhnya sudah membaik tapi sampai sekarang belum terbangun dan belum membuka matanya.     
0

Posisi direktur hotel kini kembali lagi di tangan Dae Hyun atas permintaan para dewan direksi. Meski pamannya berkeinginan untuk menggantikannya tapi semua orang yang memiliki saham di sana tidak menyetujuinya. Salah satu alasan kuat mereka menginginkan Dae Hyun untuk menjadi direktur lagi karena Kim Soo Hyun yang belum menikah. Menurut mereka seorang pria yang belum menikah pikirannya belum dewasa dan cenderung akan bekera dengan sesuka hati.     

Itu sebabnya dahulu Dae Hyun belum resmi sebagai direktur sampai akhirnya menikah dengan Aeri.     

Dae Hyun mau tidak mau harus menerimanya meski rasanya sangat enggan. Karena posisi itu membuatnya semakin mempersulit hubungan dengan Soo Yin.     

Mungkin Tuhan memang belum memberikan kebahagiaan umum mereka.      

Setiap hari Soo Yin akan berada di rumah sakit bergantian dengan Ny. Park serta keluarga yang lain. Ia akan berada di sana ketika tidak ada keluarga yang menunggu. Seringnya pada malam hari yang akan ditemani oleh Dae Hyun ataupun sendirian. Ny. Park bahkan tidak mengizinkan Soo Yin bekerja untuk sementara waktu.     

Ny. Park sangat bergantung kepada Soo Yin Karena kehadiran Soo Yin di sisi Kim Soo Hyun menurut dokter memberikan energi yang positif.     

Di dalam tidur panjangnya, Kim Soo Hyun memang sesekali menyebutkan nama Soo Yin Meskipun hanya terdengar sayup-sayup.     

Malam ini seperti biasanya, Soo Yin baru saja sampai di rumah sakit. Setiap pergi ke rumah sakit ia selalu membawa satu buket bunga yang diletakkan di atas nakas di sisi ranjang tempat Kim Soo Hyun berbaring.     

"Soo Yin, kau sudah datang." Ny. Park menyunggingkan senyum penuh kehangatan setiap Soo Yin datang. Menyambutnya dengan tangan terbuka. Berbeda dengan Aeri yang langsung memasang wajah masam ketika Soo Yin datang.     

"Sekarang ibu sebaiknya pulang. Biarkan aku menjaganya," ucap Soo Yin.     

"Terima kasih, Sayang. Kau masih setia menemani Kim Soo Hyun," tukas Ny. Park dengan rasa penuh harap jika Soo Yin memanglah dewi penolong yang dikirimkan Tuhan di keluarganya.     

Soo Yin hanya tersenyum tipis. Untunglah Li Sa baru saja pergi. Jika belum, mungkin akan membuat kekacauan.     

"Ya sudah, kami pulang dulu," pamit Ny. Park kemudian melangkahkan kakinya keluar bersama Aeri.     

Soo Yin lebih suka menunggu Kim Soo Hyun sendirian atau bersama Dae Hyun dari pada ada orang lain di sana. Itu sangat membuatnya tidak nyaman. Sehingga ia memilih waktu pada malam hari. Jika pada siang hari akan banyak keluarga besar Ny. Park yang membesuk. Membuat Soo Yin merasa minder.     

Malam ini kemungkinan Dae Hyun akan terlambat karena hotel sedang mengadakan rapat.  Seperti malam-malam sebelumnya, Soo Yin selalu mengajak Kim Soo Hyun berbicara sesuai dengan arahan dokter.     

Soo Yin sudah terbiasa melihatnya memejamkan mata. Tidak seperti awal-awal yang selalu sedih dan ingin menangis karena rasa bersalahnya. Kini Soo Yin tidak lagi menyalahkan dirinya karena Dae Hyun selalu meyakinkannya.     

"Bagaimana kabarmu? Apa harimu menyenangkan?" tanya Soo Yin sambil menggeser kursinya untuk . Meskipun Kim Soo Hyun tidak menjawab tapi tidak masalah. Yang terpenting selalu memberikan hal yang positif.     

"Bangunlah, sebentar lagi Jean akan datang. Kau pasti senang bertemu dengannya," ucap Soo Yin.     

Jean memang baru bisa menjenguknya karena ia baru saja pulang dari kampung mendiang ibunya. Setelah selesai urusannya ia langsung kembali ke Seoul.     

"Kau harus tahu, jika Jean adalah seseorang yang sangat mencintaimu. Maafkan dia karena belum sempat datang," ucap Soo Yin sambil mengusap rambut Kim Soo Hyun dengan begitu lembut.     

Bip …     

Ada sebuah pesan yang masuk.     

[Soo Yin, Aku sudah ada di depan kamar] Jean.     

Soo Yin tidak membalas pesan Jean.     

"Tunggulah sebentar, Jean sudah datang." Sebelum melangkahkan kakinya, Soo Yin berbicara sedikit terlebih dahulu dengan Kim Soo Hyun.     

"Hai Jean, masuklah," ajak Soo Yin sembari menarik pergelangan tangannya.     

Jean tampak mengedarkan pandangannya melihat sekeliling ruangan. Mencari barang kali ada orang lain disana selain Soo Yin. Jean cukup sadar diri berada di sana sehingga tidak berani jika ada keluarga yang lain.     

"Tenanglah, tidak ada orang lain di dalam," ujar Soo Yin. Ia bisa melihat ada kekhawatiran dari sudut matanya.     

Jean menganggukan kepalanya, lantas mengikuti langkah kaki Soo Yin menuju ranjang. Bahkan ketika belum sampai, air mata Jean sudah lolos beserta dengan kehampaan yang dirasakannya.     

"Tuan …." Jean tak mampu membendung perasaan duka melihat pria yang sangat dicintainya terbaring. Matanya yang terpejam serta bibirnya yang pucat semakin membuat sesak di dada.     

Soo Yin menarik kursi untuk Jean agar dia duduk. Mengusap punggungnya tanpa berkata apapun untuk menghibur hati Jean. Melihat Jean menangis semakin membuat rasa bersalahnya tumbuh kembali.     

Baginya Kim Soo Hyun lebih pantas mencintai gadis sebaik Jean. Gadis yang memiliki rambut pendek serta memiliki pipi yang berlesung Pipit.     

Belum ada yang tahu kecuali Dae Hyun jika Kim Soo Hyun kecelakaan karena ingin menemuinya. Dae Hyun tak mengizinkan Soo Yin untuk bercerita kepada siapapun karena masalah akan semakin rumit jika hal itu terjadi.     

Akan ada orang yang tidak suka sehingga mengatakan jika penyebab kecelakaan l itu karena Soo Yin.     

"Tuan, kenapa kau seperti ini?" ujar Jean di sela isak tangisnya yang begitu pilu hingga bisa menggetarkan jiwa siapapun yang mendengarnya.     

"Bangunlah, aku mohon," ucap Jean dengan bibir bergetar.     

Soo Yin tidak tega mendengarnya sehingga ia memilih pergi meninggalkan ruangan. Pelan-pelan dia menutup pintu lalu duduk di kursi yang tidak jauh letaknya.     

Matanya kembali berbinar ketika melihat sosok suaminya berjalan di ujung koridor. Kehadiran Dae Hyun selalu membuatnya tenang dan tidak berpikiran macam-macam.     

Begitu pula Dae Hyun setelah melihat sang istri, rasa lelah setelah bekerja seharian perlahan menghilang. Tidak adanya Kim Soo Hyun di hotel membuat pekerjaannya semakin banyak dan menyita waktu. Ditambah lagi tidak adanya Soo Yin, semangatnya ketika bekerja semakin tidak bergairah.     

Soo Yin menyambut kedatangan Dae Hyun dengan senyuman. Ingin rasanya memberikan pelukan hangat tapi Soo Yin mengurungkan niatnya. Di sana terlalu berbahaya karena takut jika tiba-tiba saja ada yang memergoki mereka.     

"Kenapa kau berada di sini?" ujar Dae Hyun sembari mengusap rambut Soo Yin.     

"Di dalam ada Jean, aku tidak ingin mengganggunya. Apa kau sudah makan malam?"     

"Aku tidak berselera makan karena aku lebih ingin memakanmu," goda Dae Hyun sambil tersenyum nakal.     

Soo Yin melotot ke arah Dae Hyun. Bisa-bisanya di saat seperti ini masih saja bercanda.     

"Aku hanya bercanda. Ayo kita makan malam terlebih dahulu," ujar Dae Hyun sebelum Soo Yin marah karena ucapannya. Tujuannya hanya agar tidak ada ketegangan yang terus terjadi di antara mereka pasca Soo Yin kecelakaan. Beberapa hari belakangan Soo Yin selalu murung.     

Soo Yin menganggukan kepalanya disertai tangannya mencubit pinggang Dae Hyun. Sebelum pergi ia sudah mengirimkan pesan kepada Jean jika mereka pergi keluar sebentar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.