Istri Simpanan

Bab 309 - Jangan menyalahkan diri sendiri



Bab 309 - Jangan menyalahkan diri sendiri

0"Sayang," ujar Dae Hyun yang langsung duduk berlutut di depan Soo Yin. Menggenggam tangannya dengan erat yang sudah sedingin salju. Lalu meletakkan tangan yang saling menyatu di bibirnya.     
0

"Sayang, kenapa kau kemari? Dimana Kim Soo Hyun? Kenapa sampai sekarang belum datang?" tanya Soo Yin bertubi-tubi karena merasa heran yang datang justru suaminya.     

"Ayo kita pulang," ajak Dae Hyun dengan nada sendu, tak mampu untuk menahan rasa kesedihannya. Rasa bersalahnya karena tidak mau mengalah demi saudaranya. Baginya Soo Yin sudah menjadi udara untuknya bernafas sehingga tak mungkin melepaskannya.     

"Menjauhlah sedikit, bagaimana jika Kim Soo Hyun melihatnya?" ujar Soo Yin sembari berusaha melepaskan tangannya tapi genggaman Dae Hyun terlalu kuat.     

Dae Hyun memejamkan matanya berusaha menguatkan hati untuk bisa mengucapkan apa yang terjadi saat ini.     

"Sebaiknya kita pulang saja karena Kim Soo Hyun tidak akan datang," ucap Dae Hyun sambil menatap nanar kedua bola mata Soo Yin. Ada rasa bersalah yang merasuk di dalam jiwanya.     

"Tapi, dia tadi sudah mengirimkan pesan. Mengatakan jika tengah dalam perjalanan. Aku tidak ingin menyakitinya lebih lama lagi. Dia pantas mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dariku," ujar Soo Yin. Ada keinginan untuk menunggunya sebentar lagi.     

"Iya, memang betul jika Kim Soo Hyun tadi sudah dalam perjalanan. Tapi, dia … dia … kecelakaan saat akan datang ke tempat ini," ujar Dae Hyun terbata sambil menundukkan kepalanya.     

Dunia seketika seperti berhenti berputar. Hati Soo Yin langsung bergetar seperti terkena sengatan listrik. Pikirannya melayang membayangkan apa yang terjadi. Dengan mata yang sudah memanas Soo Yin menggelengkan kepalanya pelan.     

Sungguh Soo Yin tidak menginginkan hal ini terjadi. Bukan hal seperti ini yang diinginkan agar terlepas dari Kim Soo Hyun. Perlahan kini matanya sudah mengembun dengan butiran kristal di sudut matanya.     

"Lalu bagaimana keadaannya saat ini?" Air mata tak mampu lagi terbendung di sudut mata gadis cantik itu hingga luruh dengan deras membasahi pipinya.     

"Dokter saat ini sedang menanganinya. Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk padanya," ucap Dae Hyun dengan mata memerah. Tak pernah terbesit dalam hati Dae Hyun untuk mendoakan hal buruk terjadi pada saudaranya.     

"Aku ingin melihatnya. Bolehkah aku pergi ke rumah sakit?" Soo Yin menggenggam erat jemari Dae Hyun. Berharap pria itu mau mengizinkannya untuk menjenguk Kim Soo Hyun.     

"Sebaiknya besok pagi saja. Ini sudah  terlalu malam, lagi pula kau butuh istirahat. Jika kau ingin datang ke rumah sakit kau bisa pergi bersama Chung Ho. Aku tidak bisa menjemputmu karena ibu sangat syok." Dae Hyun menguatkan hati berusaha untuk tersenyum tipis sambil mengusap pipi sang istri.     

Soo Yin menganggukan kepalanya. Ia bisa mengerti jika saat ini pasti Ny. Park merasa sangat terpukul.     

"Tapi Kim Soo Hyun baik-baik saja, kan?" Soo Yin sangat ingin mengetahui keadaan adik iparnya.     

Dae Hyun terdiam beberapa saat. Jika kondisinya baik-baik, tidak mungkin dokter sangat lama menanganinya.     

"Berdoalah agar semuanya baik-baik saja," ucap Dae Hyun dengan getir.     

"Lalu, kenapa kau justru kesini? Kenapa kau tidak menjaga ibu?" ujar Soo Yin.     

"Ibu bersama Aeri di rumah sakit. Aku tidak mungkin membiarkanmu sampai pagi berada di sini. Itulah sebabnya aku datang kemari," tukas Dae Hyun.     

"Ini semua salahku. Seharusnya aku tidak membuatnya menunggu terlalu lama atas jawaban yang akan kuberikan. Jawaban penolakan yang justru akan menyakiti hatinya." Soo Yin menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Merasa bersalah karena menundanya terlalu lama. Jika saja saat itu langsung mengatakannya maka semuanya tidak akan terjadi. Kim Soo Hyun tidak mungkin kecelakaan.     

"Sudah, jangan menyalahkan dirimu. Sebaiknya sekarang kau pulang saja. Jangan berpikir yang tidak-tidak," ujar Dae Hyun bangkit berdiri kemudian duduk di samping Soo Yin. Memeluknya dengan erat ke dalam dekapannya.     

"Aku memang patut disalahkan," ucap Soo Yin yang sesenggukan dengan air mata yang sudah membanjiri baju Dae Hyun.     

Dae Hyun mengusap punggung Soo Yin dengan lembut sambil terus berusaha membujuk sang istri untuk pulang.     

Setelah membujuknya untuk pulang, akhirnya Soo Yin bersedia untuk kembali ke villa Pyeongchang-dong. Dae Hyun menuntun Soo Yin berjalan sampai di parkiran karena tubuhnya lemas.     

"Chung Ho, aku titip Nona kepadamu. Jaga dia baik-baik, jangan lupa beritahu bibi Xia agar merawat Nona karena tubuhnya sangat dingin," tukas Dae Hyun kepada Chung Jo.     

"Baik, Tuan," sahut Chung Ho.     

Dae Hyun tetap di sana sampai mobil yang dikendarai Chung Ho perlahan sudah tidak tampak lagi.     

Baru setelah itu ia melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke rumah sakit. Sebelum kembali ke rumah sakit, Dae Hyun ingin mengetahui dimana lokasi kecelakaan itu terjadi. Ternyata ketika melewati jalan yang kemungkinan ditempuh Kim Soo Hyun, ternyata jalan itu masih ramai.     

Beberapa polisi tampak tengah melakukan investigasi yang belum terselesaikan padahal kejadiannya sudah cukup lama. Dae Hyun dapat melihat mobil Kim Soo Hyun yang sudah ringsek berada di tepi jalan. Ada juga mobil pengendara lain yang rusak parah juga.     

Dae Hyun memutuskan untuk menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Lantas ingin keluar sebentar hanya sekedar untuk mencari tahu sedikit tentang kejadian itu. Kakinya terus menapaki aspal menuju ke salah satu penjual yang letaknya tidak jauh dari sisi jalan.     

"Apakah tadi baru saja terjadi kecelakaan di sini, Tuan?" ujar Dae Hyun dengan sopan. Rasa penasaran di hatinya tidak bisa ditahan untuk mengetahui apa yang terjadi.     

"Ada mobil berwarna putih yang menerobos lampu merah melaju kencang sehingga tabrakan tak dapat terelakkan," sahut pria paruh baya yang merupakan seorang penjual makanan ringan.     

Dae Hyun lega, setidaknya bukan Kim Soo Hyun yang menyetir mobil dengan ugal-ugalan.     

"Apa anda bisa menceritakannya sedikit?" ujar Dae Hyun.     

Pria penjual makanan itu pun lantas menceritakan sedikit apa yang diketahuinya. Ketika mobil Kim Soo Hyun yang berjalan pelan justru di tabrak oleh mobil berwarna putih.     

Dae Hyun sampai memejamkan mata tidak kuat membayangkan apa yang terjadi. Mobilnya bahkan sampai terpental jauh dari lokasi tabrakan. Pantas saja jika sampai sekarang dokter selesai melakukan penanganan terhadap Kim Soo Hyun.     

Kepala Dae Hyun terasa sangat ngilu membayangkannya. Terlebih lagi Dae Hyun bisa melihat ada bekas darah yang tercecer di aspal yang perlahan tertutup oleh salju yang semakin deras.     

Setelah bertanya sedikit kepada penjual makanan itu, Dae Hyun melangkahkan kakinya menuju mobil Kim Soo Hyun yang sudah dipasang garis polisi.     

Didekat Dae Hyun menemukan satu buket mawar putih yang kelopaknya sudah berceceran di aspal. Sesak dada Dae Hyun ketika melihatnya. Ternyata Kim Soo Hyun sangat menginginkan istri kecilnya.     

"Maafkan aku," gumam Dae lirih.     

Dikarenakan tidak boleh ada orang di lokasimu kejadian oleh para polisi, Dae Hyun memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.