Istri Simpanan

Bab 307 - Kabar buruk



Bab 307 - Kabar buruk

0Dae Hyun baru saja sampai di UN Village setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ciuman dan pelukan bertubi-tubi menyambut kedatangannya. Putra semata wayangnya sangat senang jika ayahnya pulang. Tak peduli jika Aeri yang terus membujuknya untuk tidak terlalu dekat dengan Dae Hyun tetapi usahanya sia-sia. Tujuannya hanya untuk menjauhkan mereka agar kelak Dae Hyun merasa kehilangan, sehingga demi Jo Yeon Ho Dae Hyun akan mengurungkan niatnya.     
0

Mereka lantas bergandengan tangan saat masuk ke dalam rumah. Wajah sumringah sama-sama terlukis di wajah ayah dan anak itu. Meski pancaran wajah mereka memiliki arti yang bertolak belakang.     

Dae Hyun sangat senang karena sebentar lagi tidak akan ada yang mengganggu hubungannya dengan Soo Yin.  Bahagianya dia karena setelah malam ini Kim Soo Hyun pasti tidak akan pernah mendekati istri kecilnya lagi.     

"Dae Hyun, dimana adikmu? Kenapa kalian tidak pulang bersama?" ujar Ny. Park yang tidak mendapati Kim Soo Hyun di sana.     

"Dia mungkin sebentar lagi akan pulang, Bu," sahut Dae Hyun dengan senyuman yang selalu terpancar di wajahnya.     

Ny. Park sampai menaruh curiga karena tidak biasanya ekspresi wajah putra sulungnya begitu. Tapi wanita itu mengenyahkan pikiran buruk dari benaknya. Berpikir mungkin proyeknya di pulau Geoje berjalan lancar.     

"Yeon Ho, tinggalah bersama nenek di sini sebentar. Ayah akan mandi terlebih dahulu," ujar Dae Hyun seraya mengacak-acak rambut putranya.     

"Baik, Ayah," sahut Jo Yeon Ho.     

"Kemarilah, duduk bersama nenek." Ny. Park lantas mengangkat tubuh Jo Yeon lalu mendudukkannya di pangkuan.     

Dengan adanya Jo Yeon Ho bersama dengan ibunya. Dae Hyun tidak perlu khawatir jika tiba-tiba terjadi percekcokan di antara dirinya dengan Aeri. Pria itu lantas melangkahkan kakinya menuju kamar.     

Setelah kehilangan kabar dari Han yang entah dimana rimbanya, sekarang Aeri lebih sering berada di rumah. Ditambah lagi ingin mencari muka kepada sang mertua jika dirinya adalah seorang ibu yang baik. Meski bosan tapi Aeri terpaksa melakukannya, demi posisinya tetap aman. Ternyata usahanya cukup mengahasilkan karena Ny. Park sekarang semakin baik kepadanya.     

Ceklek ….     

Aeri menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara derit pintu yang terbuka. Ia langsung terduduk dengan tegap dan berdiri menghampiri sang suami.     

"Ternyata kau pulang juga, kupikir kau akan lama berada di pulau Geoje. Padahal aku dan Jo Yeon Ho ingin menyusul kesana," ujar Aeri dengan kata semanis mungkin keluar dari bibirnya.      

Awalnya ada kekhawatiran karena Dae Hyun sudah tidak menjadi direktur, tapi sepertinya menjadi wakil bukanlah hal yang buruk. Bisa saja Dae Hyun menjadi direktur lagi jika Kim Soo Hyun melakukan kesalahan.     

Ia berusaha untuk tidak mengungkit jika Dae Hyun bersama wanita lain, agar tidak membuatnya menjadi emosi. Sebenarnya sudah beberapa kali Aeri meminta orang untuk mengikuti Dae Hyun tapi selalu berhasil digagalkan begitu saja.     

"Hmm," sahut Dae Hyun singkat.     

Dae Hyun tetap cuek dan memilih berlalu ke kamar mandi. Sebelum itu dengan sengaja menaruh kertas di atas ranjang di dekat tasnya. Agar ia tidak perlu memberikannya secara langsung kepada Aeri.     

Benar saja begitu Dae Hyun masuk ke dalam kamar mandi, Aeri sangat penasaran ingin membuka kertas tersebut. Matanya langsung melotot hingga hampir terjatuh setelah membacanya. Aeri tidak menyangka jika Dae Hyun akan benar-benar ingin berpisah dengannya. Ia pikir tadinya semua hanyalah ancaman semata.     

Dengan cepat Aeri melipatnya kembali dan memasukkannya ke dalam amplop. Pura-pura tidak mengetahui apa isinya, itu akan jauh lebih baik. Seribu cara pun akan ditempuh agar Dae Hyun tidak menceraikannya.      

Aeri segera kembali naik ke atas ranjang. Duduk bersandar seperti semula seolah-olah tidak mengetahui surat undangan itu. Baginya status pernikahannya sangatlah penting.     

°     

°     

Di ruang keluarga Ny. Park tengah asyik menonton televisi bersama dengan Jo Yeon Ho. Pandangan Ny. Park teralihkan dari televisi setelah mendengar telepon rumah berdering beberapa kali.     

"Duduklah sendiri, nenek ingin menjawab telepon sebentar," ucap Ny. Park sembari menurunkan Jo Yeon Ho dari pangkuannya.     

Jo Yeon Jo menganggukan kepalanya, langsung menghempaskan bokongnya di sofa.     

"Selamat malam, apa ini kediaman dari Tuan Kim Soo Hyun?" tanya seorang pria yang berada di seberang telepon. Bunyi sirene polisi terdengar cukup keras di telinga Ny. Park hingga membuatnya sangat penasaran.     

"Benar, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" Hati Ny. Park langsung bergetar mendengar bunyi sirene yang saling bersahutan satu sama lain.     

"Kami ingin mengabarkan jika telah terjadi kecelakaan yang melibatkan Tuan Kim Soo Hyun. Sekarang ini korban sudah dibawa ….," ujar pria tersebut yang tidak terlalu jelas terdengar oleh Ny. Park. Pria itu adalah seorang polisi yang tengah melakukan investigasi di tempat kejadian.     

"Apa?" seru Ny. Park histeris.     

Bagaikan petir yang menyambar di siang hari. Tubuh Ny. Park sempoyongan hingga hampir ambruk. Dadanya terasa sesak dan rasanya sulit untuk bernafas. Telepon itu langsung jatuh dibarengi dengan tubuh Ny. Park yang merosot jatuh ke lantai. Ia tidak mampu menopang berat tubuhnya saat ini. Kakinya terasa sangat lemas hingga tak sanggup lagi untuk berdiri.     

Pikirannya tidak bisa berpikir jernih hingga perlahan pandangannya buram dan dunia terasa berputar hebat. Hingga ia benar-benar terbaring di lantai.     

"Nenek!" panggil Jo Yeon Ho. Anak itu berlari-lari kecil ke arah neneknya. Digoyangkannya tubuh wanita paruh baya itu agar terbangun.     

Melihat neneknya yang tak kunjung membuka mata, Jo Yeon berlari menaiki tangga untuk memanggil ayah dan ibunya. Air mata jatuh berderai dari sudut matanya karena merasa sangat ketukan.     

Tanpa mengetuk pintu, Jo Yeon mendorong pintu dengan kuat hingga terdengar dobrakan yang cukup keras mengagetkan Aeri yang tengah bersandar pada sisi ranjang.     

"Yeon Ho, bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" ujar Aeri memandang tidak suka ke arah putranya.      

"Ibu, Nenek … Nenek, Bu ….," ucap Jo Yeon Ho sambil terisak.     

Aeri mendesah kesal karena sedang asyik membaca majalah kecantikan justru malah diganggu oleh kedatangan putranya.     

"Kenapa dengan nenek, Yeon Ho?" Dae Hyun yang tengah mengganti pakaiannya buru-buru keluar dari kamar mandi ketika mendengar sayup-sayup suara Jo Yeon Ho yang terisak.     

"Nenek pingsan," sahut Jo Yeon dengan tubuh gemetar.     

Beruntung Dae Hyun sudah berganti pakaian sehingga langsung mengangkat tubuh Jo Yeon Ho ke dalam gendongannya. Dengan langkah cepat segera menuruni tangga.     

Aeri juga bergegas mengikutinya dari belakang.     

Matanya langsung terbelalak melihat ibunya yang sudah terbaring di lantai dengan telepon yang masih menggantung di sampingnya. Diturunkannya Jo Yeon Ho terlebih dahulu sebelum akhirnya mengangkat tubuh Ny. Park.     

Dae Hyun lantas membaringkan ibunya di atas sofa.     

"Ibu, apa yang terjadi denganmu?" Dae Hyun duduk di sampingnya lalu menghirupkan minyak angin ke hidungnya.     

"Yeon Ho, apa kau tahu kenapa nenek bisa pingsan?" tanya Dae Hyun yang merasa curiga jika sesuatu yang buruk mungkin terjadi.     

"Nenek tiba-tiba terjatuh setelah menerima telepon," sahut anak itu dengan terbata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.