Istri Simpanan

Bab 302 - Istri yang pencemburu



Bab 302 - Istri yang pencemburu

0Dae Hyun memijat pelipisnya, pagi tadi ia lupa mengatakan kepada Soo Yin jika sudah membelikan pakaian untuknya. Ia sangat terburu-buru sehingga tidak sempat.     
0

"Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya," ujar Dae Hyun sembari menghela nafas panjang.     

"Pakaian itu sebenarnya untukmu," sahut Dae Hyun sambil mencoba untuk meraih tangan Soo Yin tapi dia justru menepisnya dengan kuat. Kini jarak mereka semakin jauh karena Soo Yin terus mundur. Gadis yang marah lebih menakutkan dari pada seekor singa.     

"Bohong! Jika itu untukku, kenapa kau tidak memberikannya padaku? Kenapa kau justru menyembunyikannya di saat aku selalu menanyakannya?" Wajah Soo Yin kini merah padam menahan amarah di dadanya. Ia tidak begitu saja percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dae Hyun.     

"Sayang, ini sungguh untukmu. Aku lupa tadi pagi tidak memberikannya kepadamu," ujar Dae Hyun. Mengetahui jika itu juga karena kesalahannya, Dae Hyun mencoba untuk bersikap lembut kembali.     

"Bohong!" seru Soo Yin dengan butiran kristal yang sudah mengembun di sudut matanya.     

"Lalu, kenapa juga kau bisa langsung menemukan pengaman, di saat aku baru mengatakannya. Itu sudah dipastikan jika kau memang sengaja menyiapkannya dengan wanita lain sebelum aku datang kesini," ucap Soo Yin dengan nada meninggi karena amarahnya butuh pelampiasan.     

Tadi Soo Yin mencari tahu apa nama barang yang digunakan Dae Hyun. Bagaimana cara kerja serta kegunaannya. Di artikel ditulis kita harus waspada jika pria memiliki barang itu kemungkinan besar ia melakukan bersama orang lain. Soo Yin terlalu polos sehingga percaya begitu saja.      

"Itu memang sudah disediakan oleh pihak resort. Sudah berulang kali aku katakan jika aku sudah tidak tertarik lagi dengan wanita manapun setelah bertemu denganmu," ucap Dae Hyun sembari mengusap gusar wajahnya. Rasa lelah karena baru pulang membuat emosinya terpancing.     

Dae Hyun sudah tidak tahan dengan pertengkaran ini. Dari pada membuat emosinya semakin tidak terkendali, ia menghampiri sang istri. Dengan cepat Dae Hyun membungkam bibir Soo Yin yang hendak terbuka untuk mengatakan sesuatu.     

Dae Hyun terus melumat bibir tipis itu dengan kuat meskipun Soo Yin sudah meronta, ia tetap tidak melepaskannya. Itulah akibatnya jika membangunkan harimau yang sedang tidur. Sesabar-sabarnya seorang pria jika merasa lelah pasti akan kesal juga jika dituduh yang tidak-tidak.     

"Hmmphhh …." Dengan sekuat tenaga Soo Yin berhasil mendorong tubuh Dae Hyun. Ia kesulitan bernapas karena Dae Hyun tidak membiarkannya untuk terlepas. Dari caranya mencumbu, Soo Yin bisa tahu jika itu disertai amarah.     

"Kau ingin membunuhku?" gerutu Soo Yin sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangannya. Bibirnya terasa perih dan membengkak karena Dae Hyun melakukannya dengan kuat     

Dae Hyun menghela nafas pelan sambil memejamkan matanya sejenak untuk meredam emosi. Jangan sampai terlampiaskan kepada Soo Yin.     

"Sayang, katakan bagaimana caranya agar kau selalu mempercayaiku dan tidak selalu berpikiran buruk tentangku?" ujar Dae Hyun setelah hatinya cukup tenang.     

"Katakan, kenapa kau tidak memberikanku pakaian sedangkan di lemari ada?" tanya Soo Yin dengan tatapan penuh intimidasi.     

Dae Hyun maju selangkah kemudian berbisik di telinga Soo Yin. Soo Yin yang hendak menjauh langsung di cekal pergelangan tangannya.     

"Itu karena aku lebih suka kau hanya memakai baju seperti ini. Itu sangat menggoda bagiku," ucap Dae Hyun dengan bibir yang tertarik ke belakang mengukir senyuman nakal.     

"Jadi, kau sengaja?" Ujar Soo Yin dengan mata melotot.     

"Sejujurnya aku lebih suka kau tidak mengenakan apapun. Aku tidak ingin kau meminta pergi kemana-mana. Itu sebabnya aku tidak memberikan pakaian itu kepadamu."     

"Kau tega sekali." Soo Yin meninju dada Dae Hyun. Meski wajahnya masih cemberut tapi kini emosinya sudah mulai mereda. Mengetahui jika pakaian itu bukan milik wanita lain membuat Soo Yin merasa sedikit lega.     

"Aku hanya ingin kita berdua menghabiskan waktu di tempat ini saja," ujar Dae Hyun dengan nada melembut setelah melihat amarah Soo Yin mulai mereda.     

"Bukankah sudah dua hari kita sudah menghabiskan waktu bersama. Apa masih kurang?" tukas Soo Yin sambil menautkan kedua alisnya.     

"Aku ingin selama di sini kau tidak pergi kemana-mana," sahut Dae dengan bibir yang mengukir senyum nakal.     

"Kau tidak adil. Aku disuruh tetap tinggal di sini sedangkan kau justru pergi keluar."     

"Aku keluar karena ada urusan pekerjaan. Jika tidak, aku juga tidak akan pergi kemanapun," ujar Dae Hyun.     

Setelah Dae Hyun mengatakan dengan jelas dan merayunya, kini Soo Yin sudah mulai percaya dan bisa tersenyum malu-malu.     

"Jangan pernah menangis lagi untuk hal-hal yang belum tentu kebenarannya," ujar Dae Hyun seraya mengecup kening Soo Yin.     

"Sekarang ayo kita mandi terlebih dahulu. Lihatlah wajah istriku yang sangat cantik sekarang sembab seperti ini," goda Dae Hyun agar Soo Yin tidak marah lagi.     

"Itu salahmu, seharusnya kau mengatakan dari awal. Sudah tahu aku cemburuan tapi kau masih saja tidak peka," gerutu Soo Yin dengan bibir yang dimajukan.     

"Aku juga baru tahu jika istri kecilku ini sangat pencemburu," ujar Dae Hyun sembari terkekeh.     

"Kau sangat menyebalkan." Soo Yin meninju dada Dae Hyun kemudian bersandar di sana.     

"Kau sudah tidak marah? Lain kali pastikan dulu, jangan asal menuduhku sembarangan seperti itu. Kau tahu, hampir saja emosiku terpancing," ujar Dae Hyun.     

"Kau juga tidak seharusnya begitu membiarkan istrinya tidak memakai apapun," gerutu Soo Yin sembari mencebikkan bibirnya.     

"Itu karena aku lebih menyukai kau begitu," ucap Dae Hyun sembari mengedipkan sebelah matanya membuat wajah Soo Yin memerah menahan malu.     

Dae Hyun lantas mengangkat tubuh Soo Yin lalu membopongnya ke kamar mandi. Mereka saling bertatapan beberapa saat saling menatap dengan dalam. Setelah sampai di kamar mandi, diturunkannya Soo Yin di bak mandi dengan pelan.     

Dae Hyun membantu melepaskan satu per satu kancing baju Soo Yin.     

"Jangan melihatku," ucap Soo Yin sembari menutup bagian dadanya dengan kedua telapak tangan.     

"Kau selalu saja begitu dan tidak pernah berubah. Aku ini bukan orang asing, Sayang," ujar Dae Hyun yang sudah melepas satu per satu pakaiannya. Sambil terkekeh Dae Hyun kemudian ikut masuk ke dalam bak yang sudah dipenuhi oleh bunga.     

Setelah kesalahpahaman yang terjadi pasangan itu kini saling bercanda dengan saling menyiramkan air ke wajah secara bergantian. Pertengkaran yang baru saja terjadi kini seakan-akan sudah sirna sudah.     

Mana ada pria yang tahan melihat tubuh polos sang istri. Sehingga Dae Hyun lantas memeluknya dari belakang. Tangannya yang nakal sudah menjamah  area sensitif Soo Yin hingga membuat sang istri tidak tahan ingin merasakan lebih.     

Bercinta setelah pertengkaran kecil yang terjadi memberikan sensasi tersendiri. Dae Hyun sangat menyukai Soo Yin Karena meskipun mudah marah tapi mudah juga meluluhkannya.     

Mereka keluar dari kamar mandi setelah melakukan pergulatan panas selama satu jam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.