Istri Simpanan

Bab 301 - Pakaian siapa?



Bab 301 - Pakaian siapa?

0Sudah dua hari Soo Yin berada di pulau Geoje. Rasanya sangat membosankan jika tidak pergi kemana-mana. Sepanjang hati hanya berdiam diri di resort tanpa melakukan apapun. Meski tidak membosankan tapi tetap saja Soo Yin ingin menjelajahi lebih jauh lagi pulau Geoje.     
0

Namun sayang sekali jika Dae Hyun sudah pergi pagi tadi. Mengatakan jika siang akan pulang tapi sampai sekarang bahkan belum tampak batang hidungnya. Soo Yin ingin keluar tapi mana mungkin keluar hanya memakai baju Dae Hyun. Dari kemarin ia hanya mengenakan kemeja Dae Hyun yang kedodoran. Tidak adanya Chang Yuan di sana sehingga tidak ada dimintai tolong.     

Setelah lelah hanya memainkan ponselnya, tiba-tiba Soo Yin ingin menata pakaian Dae Hyun yang ada di lemari. Kemungkinan besok merek akan kembali ke Seoul sehingga Soo Yin ingin menata sebagian pakaian ke dalam koper.  Namun tidak disangka ketika ia sedang mengeluarkan pakaian menemukan beberapa paper bag di dalam lemari.     

"Apa ini?" gumam Soo Yin pada dirinya sendiri. Lalu mengeluarkan paper bag tersebut dari tempat yang agak gelap. Penasaran untuk mengetahui apa isinya.     

Soo Yin mengintipnya terlebih dahulu, ternyata di dalamnya terdapat beberapa potong pakaian wanita beserta dalamannya. Ia kemudian mengeluarkannya dari dalam paper bag. Seketika dada Soo Yin bergemuruh.     

Tangan Soo Yin langsung gemetar kemudian meremas pakaian itu dengan sangat kuat hingga membuatnya kusut. Ia merasa curiga jika itu adalah milik orang lain. Jika memang pakaian itu diperuntukkan untuknya, tidak mungkin Dae Hyun belum memberikannya.     

Mata Soo Yin mulai terasa memanas hingga ada air yang perlahan mengembun dari sudut matanya. Ingin rasanya ia berlari dari tempat itu tapi sayang sekali karena tak mungkin memakai baju Dae Hyun yang kedodoran di tubuhnya. Ia teringat jika punya pakaiannya saat datang kemari.     

Soo Yin segera mencarinya ke segala tempat tapi sayang sekali tidak menemukannya. Bisa saja ia memakai pakaian itu tapi rasanya jijik memakai baju yang bukan miliknya.     

Dengan terpaksa Soo Yin memilih memejamkan matanya meski sangat sulit. Gara-gara pakaian yang ditemukannya, mood Soo Yin langsung berubah buruk. Pikiran buruk tentang Dae Hyun yang tidak mengabarinya beberapa hari yang lalu memenuhi benaknya. Hingga kepalanya terasa pusing karena memikirkannya.     

Soo Yin tidak bersemangat lagi untuk pergi kemanapun. Perasaan sedih dan marah membuatnya hanya berbaring di ranjang sampai sore, setelah meletakkan semua pakaian itu ke dalam lemari meski sangat berantakan.     

°     

°     

Dae Hyun menaiki tangga dengan cepat dan tergesa-gesa. Ia melihat jam yang melingkar di tangannya sekarang sudah sore. Padahal ia tadi sudah berjanji akan pulang saat jam makan siang. Tak disangka jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Banyak yang harus dibahas sehingga Dae Hyun tidak bisa kembali lebih awal.     

Ketika memegang gagang pintu, ternyata pintu itu tidak terkunci. Pandangannya langsung tertuju pada ranjang yang di atasnya ada gunungan dari selimut.     

Lantas Dae Hyun melangkahkan kakinya untuk menghampiri istri kecilnya. Rasa bersalah merasuk ke dalam jiwa. Ia berharap semoga saja Soo Yin tidak akan marah karena memang ada tugas yang harus dikerjakan. Dae Hyun segera naik ke atas ranjang kemudian duduk di samping Soo Yin.     

"Sayang," sapa Dae Hyun dengan begitu lembut. Jika saja Soo Yin tidak sedang marah sudah dipastikan dia akan langsung memeluk erat suaminya.     

Dae Hyun perlahan menyingkap selimut yang menutupi kepala istri kecilnya. Ia mengerutkan kening ketika melihat ada begitu banyak tisue yang berserakan di sisi ranjang tepat di samping Soo Yin.     

"Sayang, apa kau sakit?" Dae Hyun memeriksa dengan meletakkan punggung tangannya di dahi Soo Yin. Tapi suhunya baik-baik saja. Ini pasti ada yang salah.     

Tak kunjung bangun, dikecupnya kelopak mata Soo Yin berulang-ulang. Dae Hyun harus segera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi agar hatinya merasa tenang.     

Soo Yin sebenarnya hanya pura-pura tidur aja saat ini karena ia terbangun saat merasakan ada seseorang yang naik ke atas ranjang. Ternyata yang datang adalah sang suami.     

Sejak tadi Soo Yin hanya menangis sepanjang hari yang ternyata membuatnya tidak bisa tidur. Kecupan Dae Hyun di wajahnya perlahan membuatnya tidak nyaman hingga ingin membuka kelopak matanya.      

Dae Hyun tersenyum ketika melihat Soo Yin perlahan membuka matanya. Namun sayang karena Soo Yin justru membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah lain.     

"Ada apa, Sayang? Katakan padaku," ujar Dae Hyun dengan cemas. Ia tidak tahan jika Soo Yin merajuk seperti itu. Firasatnya mengatakan jika terjadi kesalahpahaman lagi. Padahal mereka baru saja baikkan.     

Menikahi gadis muda memang butuh banyak pengorbanan. Karena keinginan dan sifatnya sangat berbeda dengan gadis dengan usia matang. Apa lagi Soo Yin yang sering berubah-ubah sikapnya.     

Soo Yin justru menarik selimutnya kembali hingga kepalanya benar-benar tertutup. Tak ada sepatah kata pun yang terlontar dari bibirnya.     

"Sayang, jangan seperti ini. Jika aku bersalah, katakan biar aku tahu apa kesalahanku," bujuk Dae Hyun yang kini ikut berbaring kemudian mendekap tubuh Soo Yin dengan erat.     

Soo Yin tetap bergeming di tempatnya dengan rasa kesal di dadanya. Bayangan ada wanita lain yang menempati kamar itu membuat matanya kembali terasa panas. Ternyata seperti dugaan awal tentang Dae Hyun itu benar.  Jika pria itu adakah pria buaya yang mengucapkan kata-kata begitu manis di bibirnya.     

Dae Hyun sengaja menelusupkan tangannya ke dalam baju Soo Yin untuk menggodanya.     

"Pergilah!" usir Soo Yin dengan suara yang serak setelah menangis. Dengan kasar menghempaskan tangan Dae Hyun. Kemudian ia bangkit untuk duduk di sisi ranjang.     

Dae Hyun memijat pelipisnya. Sudah dipastikan jika Soo Yin salah paham lagi karena saat berangkat dia baik-baik saja. Dae Hyun akhirnya duduk karena Soo Yin sudah duduk membelakanginya.     

"Sayang, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" ujar Dae Hyun yang mulai frustasi karena Soo Yin tak mau untuk mengatakannya. Jika saja orang lain pasti Dae Hyun akan membiarkannya tanpa mau membujuk.     

"Katakan, wanita mana yang kau bawa ke kamar ini!" Suara Soo Yin terdengar tenang tapi mengandung amarah.     

"Wanita?" Dae Hyun menautkan kedua alisnya.     

"Tidak usah berbohong kepadaku." Soo Yin membalikkan tubuhnya ke arah sang suami. Matanya terlihat sembab serta kelopak matanya juga membengkak. Matanya yang memerah menatap tajam ke arah Dae Hyun sambil mencebikkan bibirnya.     

"Sayang, aku tidak membawa wanita manapun ke dalam kamar ini kecuali dirimu," ucap Dae Hyun yang mulai terbawa emosi tapi berusaha untuk menahannya.     

Soo Yin lantas bangkit dari ranjang lantas melangkahkan kakinya menuju arah lemari. Dengan cepat dia menemukan paper bag itu lalu melemparkannya di atas ranjang.     

"Pakaian siapa itu?" tanya Soo Yin dengan nada dingin dan sorot mata berapi-api.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.