Istri Simpanan

Bab 299 - Memulai 21+



Bab 299 - Memulai 21+

0Setelah masuk ke dalam kamar, pada saat yang bersamaan terdengar suara dering ponsel Dae Hyun. Sehingga Dae Hyun bergegas untuk menjawabnya. Semoga saja bukan orang yang berniat ingin mengadakan kerja sama dengannya karena hari ini memang tidak ingin diganggu.     
0

Ternyata Kim Soo Hyun yang mau tidak mau harus dijawab. Barang kali ada hal penting yang ingin disampaikan.     

"Ada apa?" tanya Dae Hyun singkat.     

"Kakak, Soo Yin tidak berada di kantor. Aku sudah menghubunginya tapi tidak dijawab. Aku sangat mengkhawatirkan dirinya," ujar Kim Soo Hyun dengan suara yang terdengar panik.     

"Benarkah? Mungkin dia enggan masuk kerja karena kau sangat menyebalkan," ujar Dae Hyun dengan santai diikuti dengan kekehan kecil.     

"Tentu saja tidak, aku memperlakukannya sangat benar dan seperti seorang putri. Kau bahkan mungkin tidak memperlakukannya sebaik diriku," ujar Kim Soo Hyun membuat Dae Hyun memasang wajah masam mendengarnya.     

"Mungkin aku harus berkunjung ke rumahnya karena beberapa hari setelah kau pergi dia mengatakan tidak bisa tidur jika malam hari. Sehingga ketika masuk kerja ia sering kali wajahnya terlihat pucat. Aku takut jika Soo Yin sekarang sedang sakit," lanjut Kim Soo Hyun tanpa jeda.     

"Memangnya kau tahu dimana rumahnya?" tanya Dae Hyun.     

"Tentu saja, aku setiap malam mengantarnya pulang," sahut Kim Soo Hyun.     

Diliriknya sang istri yang tengah berdiri membelakanginya. Ia tampak tenang seolah tidak bosan memandang ombak di tepi pantai yang letaknya agak jauh.     

"Baiklah, nanti biarkan Chang Yuan saja yang mencari tahu keadaannya. Yang perlu kau lakukan hanyalah tetap berada di kantor," ujar Dae Hyun.     

"Tidak, Kakak. Aku tidak bisa berdiam seperti ini sebelum bertemu dengannya. Maaf mengganggu, sekarang juga aku akan mencarinya," ucap Kim Soo Hyun.     

Belum sempat Dae Hyun menjawabnya, sambungan telepon sudah terputus.     

"Dasar keras kepala," gerutu Dae Hyun.     

Mendengar umpatan sang suami yang sepertinya tengah kesal, Soo Yin menoleh ke arahnya.     

"Siapa yang menghubungimu?" tanya Soo Yin dengan dahi berkerut ingin tahu.     

"Sayang, apa Kim Soo Hyun sering mengantarkanmu pulang saat aku tidak ada di Seoul?" tanya Dae Hyun.     

Soo Yin mengganggukan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya karena takut jika Dae Hyun mungkin saja akan marah.     

Dae Hyun menghela nafas berat. Dadanya terasa sesak dan sulit bernafas dengan desiran cemburu yang dirasakannya saat ini.     

"Kemana dia mengantarkanmu? Sepertinya dia ingin pergi ke rumah yang kau tunjukkan," sahut Dae Hyun. Ia tahu jika istrinya tidak mungkin meminta diantarkan ke villa Pyeongchang-dong.     

"Apa? Itu tidak boleh terjadi. Jika dia pergi ke sana maka dia akan tahu jika aku berbohong," ujar Soo Yin dengan cemas kemudian menggigit ujung kukunya.     

Ia lantas bergegas mencari ponselnya di tas yang berada di atas meja. Beruntung ponselnya tidak tertinggal. Setelah dilihat ternyata ada lebih dari sepuluh panggilan tidak terjawab. Dengan cepat Soo Yin menghubungi Kim Soo Hyun. Namun sayang sekali jika panggilannya tidak dijawab.     

"Bagaimana ini, Kim Soo Hyun tidak mengangkat panggilanku?" ujar Soo Yin sambil mondar mandir kesana-kemari karena merasa sangat resah. Ia terus berusaha menghubungi tapi tetap tidak dijawab.     

Dae Hyun mendekati Soo Yin yang terlihat sangat gelisah lalu memeluknya dari belakang.     

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Cepat atau lambat semuanya juga akan terbongkar. Lebih baik dia mengetahui sekarang," ujar Dae Hyun untuk memenangkan sang istri.     

"Dia baru mengajakku bertemu akhir pekan ini," ucap Soo Yin sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.     

Dae Hyun semakin mengeratkan pelukannya lalu menyandarkan dagunya di pundak Soo Yin.     

"Tenanglah, Sayang." Baginya sudah tidak masalah jika harus terbongkar sekarang karena tujuannya menjadikan Kim Soo Hyun direktur utama sudah terwujud.     

Kini ponsel Soo Yin kembali berdering sehingga dengan cepat ia mengangkatnya, setelah melihat layar ponsel jika itu adalah Kim Soo Hyun.     

"Hallo, Tuan," sapa Soo Yin berusaha untuk tidak gugup.     

"Soo Yin, kau dimana sekarang? Kenapa sejak tadi aku menghubungimu tidak dijawab? Apakah aku tahu jika aku sangat mencemaskanmu?" ujar Kim Soo Hyun.     

"Maaf, Tuan. Aku sedang ke rumah kakekku karena tiba-tiba saja dia sakit," ujar Soo Yin dengan terbata.     

"Kau sungguh baik-baik saja kan? aku khawatir jika kau yang sakit," ucap Kim Soo Hyun.     

"Aku sungguh baik-baik saja sekarang."     

Sepuluh menit sudah berlalu panggilan dari Kim Soo Hyun. Tapi Soo Yin terus mengobrol karena sepertinya Kim Soo Hyun enggan mengakhiri pembicaraan mereka. Membuat Dae Hyun kesal dan sangat cemburu. Terlebih lagi saat mendengar Soo Yin ikut terbawa suasana obrolan mereka hingga beberapa kali terdengar terkekeh.     

Dae Hyun hanya bisa memejamkan mata untuk menahan rasa kemarahannya. Sudah tidak sabar menunggu, Dae Hyun kini mulai nakal menggigit kecil telinga Soo Yin. Hingga sekuat tenaga Soo Yin harus meredam desahan yang akan keluar dari bibinya.     

"Tuan, sudah dulu. Aku harus … harus pergi ke kamar mandi," ujar Soo tergagap kemudian segera mematikan sambungan telepon. Jangan sampai Kim Soo Hyun mendengar desahannya yang tertahan karena tangan Dae Hyun kini sudah menelusup ke dalam bajunya. Membuat sensasi aneh langsung menjalar di sekujur tubuhnya.     

"Kau nakal," ucap Soo Yin sambil menggeliat manja saat Dae Hyun mulai memainkan dua buah bukit indahnya yang tidak memakai penghalang. Sehingga tanpa bersusah payah sudah Dae Hyun bisa menggenggamnya.     

"Itu karena kau juga nakal. Kau justru mengobrol dengan pria lain di saat suamimu ada di belakangmu," sahut Dae Hyun. Lalu menelusuri tulang selangka Soo Yin dengan bibirnya.     

Soo Yin menggelinjang tidak tertahan hingga tanpa sadar sudah menjatuhkan ponselnya ke lantai. Tak peduli jika ponsel itu akan rusak.     

Menyadari istrinya yang sudah tidak bisa menopang beban tubuhnya. Dae Hyun segera mengangkat tubuh Soo Yin lantas membaringkannya di atas ranjang.     

Kini Dae Hyun mulai mendaratkan ciuman lembut di bibir Soo Yin hingga perlahan ciumannya menjadi lebih panas dan bergairah.      

Soo Yin melingkarkan tangan di leher sang suami kemudian menjambaknya ketika Dae Hyun mulai menyentuh bagian sensitifnya yang tidak dapat ditahan.     

Di bawah kesadarannya yang sedang melayang, ada perasaan takut dan cemas di hati Soo Yin. Ia takut jika rasanya akan sakit seperti kali.      

Kini Dae Hyun kembali membuka mantel kemudian melemparkan ke sembarang arah. Lalu melepaskan kancing baju satu per satu. Mudah saja baginya untuk melihat bagian sensitif Soo Yin karena tidak memakai dalaman.     

Dae Hyun menghentikan ciumannya di bibir lalu menelusuri tulang selangka hingga ada Dae Hyun berhasil mengecap dua buah bukit kembar yang langsung membuat Soo Yin menggelinjang hebat tidak menentu.     

Setelah berhasil membuka pakaian sang istri kemudian Dae Hyun yang kini melemparkan semua yang dikenakannya berserakan di lantai.     

===================================     

jangan lupa kirim PS ke versi English.     

judulnya,,,,, Hidden Wife : Best Husband...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.