Istri Simpanan

Bab 297 - Baju yang kedodoran 21+



Bab 297 - Baju yang kedodoran 21+

0Ternyata Dae Hyun sedang berbaring di atas ranjang dengan posisi miring dengan tangan sebagai penopang kepalanya. Ia hanya mengenakan celana pendek dan kaos santai karena memang tidak ingin kemana-mana.     
0

Hari ini Dae Hyun sudah meminta izin untuk tidak kemanapun. Akan menikmati bulan madu bersama kembali setelah sekian lama tidak melakukan apapun bersama Soo Yin. Rasanya sungguh tidak sabar, membayangkannya saja sudah membuatnya jantungnya berdetak kencang.     

Melihat kulitnya yang bersinar dengan sisa-sisa air yang menempel di tubuhnya tanpa sadar Dae Hyun meneguk salivanya. Meski sudah berulang kali melakukannya dengan Soo Yin tapi selalu saja masih merasakan hal yang sama.     

"Sayang, dimana pakaianku?" ucap Soo Yin dengan nada manja. Dia hanya menggunakan handuk sebatas atas lutut yang melilit di tubuhnya.     

Dae Hyun berpikir sejenak karena memang tidak ada pakaian Soo Yin di sana. Lalu duduk di sisi ranjang.     

"Kau memakai bajuku saja untuk sementara. Setelah makan siang, nanti kita akan pergi keluar. Itupun jika kau mau, tapi aku lebih suka kau tidak mengenakan baju." ucap Dae Hyun dengan senyuman yang sangat menggoda.     

Soo Yin lantas melotot ke arah Dae Hyun. Ternyata suaminya memang sangat mesum.     

"Baiklah," sahut Soo Yin sambil menghela nafas panjang. Lebih baik memakai baju sang suami dari pada harus hanya memakai handuk. Lagi pula dirinya memang tidak ada persiapan. Jika Soo Yin tahu akan dibawa ke tempat itu pasti terlebih dahulu akan bersiap-siap. Ia bahkan tidak sadar sama sekali saat perjalanan ke sana.     

Dae Hyun segera turun dari ranjang lalu memilihkan baju untuk istri kecilnya yang ada di dalam. Ia menemukan kemeja berwarna putih berlengan panjang meski akan kedodoran di tubuh Soo Yin itu tidaklah masalah karena mereka tidak akan kemana-mana. Sehingga tidak akan ada yang melihatnya.     

"Pakai ini saja," ujar Dae Hyun seraya menyerahkannya kepada Soo Yin. Ia tersenyum penuh kemenangan karena membawa kemeja putih yang berbahan tipis.     

"Apa aku hanya memakai ini saja? Tidak ada pakaian dalam?" ujar Soo Yin dengan dahi berkerut.     

"Tidak apa, lagi pula kita tidak akan kemana-mana hari ini," sahut Dae Hyun yang jantungnya sudah mulai berdegup kencang tidak menentu.     

Soo Yin menganggukan kepalanya lalu masuk kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Ia berjalan keluar sambil menarik bajunya kedodoran sebatas atas lutut. Hanya saja tubuhnya yang polos tidak memakai dalaman membuat bagian yang menonjol sangat terawang hingga Dae Hyun tanpa sadar meneguk salivanya.     

Dae Hyun tidak yakin bisa menahan semua hasratnya jika melihat tubuh Soo Yin yang begitu transparan. Memang tidak salah pilih ia memberikan baju itu kepada istri kecilnya.     

"Bajumu ukurannya sangat besar," ucap Soo Yin sembari berlalu menuju ke depan meja rias. Ia menggulung bagian lengannya yang memang kelewat panjang dengan tangannya. Memutar tubuhnya beberapa kali lalu duduk untuk mengeringkan rambutnya.     

"Tubuhmu saja yang terlalu kecil." Dae Hyun terkekeh lalu bangkit menghampiri sang istri. Seperti waktu itu meraih handuk kecil untuk membantunya mengeringkan rambutnya yang masih basah.     

"Kau sangat cantik jika memakai bajuku," ucap Dae Hyun dengan bibir yang tertarik ke belakang mengukir senyuman penuh arti.     

Soo Yin tidak menyadari ada arti tersembunyi dari pujian yang dilontarkan suaminya hingga ia hanya mengulum senyum.     

"Apa Aeri pernah melakukan hal ini?" tanya Soo Yin sambil menatap sang suami dari pantulan cermin.     

"Dia itu sangat peduli dengan penampilannya sehingga tidak akan mau. Sudah, jangan membicarakannya," ujar Dae Hyun. Tak ingin ada keributan kecil yang terjadi di antara mereka.     

"Apakah kita tidak akan kemana-mana? Lalu apa yang akan kita lakukan di sini?" tanya Soo Yin dengan wajah polosnya.     

"Menurutmu apa?" bisik Dae Hyun di telinga Soo Yin dengan sangat sensual hingga membangunkan gelayar aneh seperti sengatan listrik yang menjalar tubuh Soo Yin.     

Soo Yin memiringkan kepalanya lalu menoleh sedikit ke belakang untuk memandang wajah suaminya.     

"Apakah tempat ini sangat terpencil?" tanya Soo Yin.     

"Sesuai permintaanmu aku memang membawamu ke tempat terpencil, agar tidak ada yang melihatmu dan kau tidak bisa melihat pria manapun selain diriku," ucap Dae Hyun yang menempelkan pipinya di dekat bibir sang istri.     

"Kau sangat nakal. Mana bisa seperti itu," gerutu Soo Yin.     

"Sejak bertemu denganmu, aku memang berubah menjadi nakal kembali," sahut Dae Hyun.     

Soo Yin bangkit dari duduknya ingin membuka tirai, agar bisa melihat pemandangan lebih banyak lagi. Rasanya dia tadi belum puas melihat-lihat karena baru sebentar Dae Hyun sudah menyuruhnya mandi.     

Baru saja berdiri dan belum sempat beranjak, Dae Hyun sudah membalikkan tubuh Soo Yin ke arahnya. Dengan cepat langsung mempertemukan bibir mereka agar menyatu.     

Awalnya Soo Yin meronta karena merasa tidak siap, tapi ciuman lembut itu sungguh memabukkannya sehingga Soo Yin perlahan membalasnya. Mereka sama-sama memejamkan mata untuk menikmati dan meresapi bibir mereka yang menyatu saling mencecap satu sana lain. Tak dapat dipungkiri jika Soo Yin juga sangat merindukan suaminya.     

Tangan Soo Yin yang tadinya hanya menggantung pada sisi tubuhnya, kini justru melingkarkan tangannya di leher Dae Hyun. Karena tubuhnya terasa tidak seimbang dengan gelayar hasrat yang dirasakannya. Sedangkan Dae Hyun melingkarkan tangannya di pinggang sang istri.     

Mereka bercumbu mesra dengan penuh gairah di dada. Hingga tangan Dae Hyun mulai menelusuri punggung sang istri. Kemudian perlahan mengitari dua gunung indah yang terlihat begitu transparan.      

Gelayar aneh semakin mengalir di tubuh Soo Yin hingga ia tidak kuat menopang berat tubuhnya jika saja tidak berpegangan di leher sang suami.     

Menyadari sudah tidak ada perlawanan dari Soo Yin membuat Dae Hyun menghentikan ciumannya.     

"Kenapa berhenti?" ujar Soo Yin sensual dengan nafas yang memburu di dadanya. Lingkaran mata yang menghitam membuat tatapan mata Soo Yin terlihat semakin berkabut.     

"Apa kau menginginkan lebih?" goda Dae Hyun yang sebenarnya sudah merasakan hasratnya berada di ubun-ubun.     

Di tengah kesadaran yang melanda, Soo Yin menganggukan kepalanya. Sudah lama tidak merasakannya membuatnya hasratnya tumbuh semakin besar.     

"Apa sudah tidak apa-apa? Aku takut menyakiti tubuhmu karena belum siap," ujar Dae Hyun mengulur waktu ingin mendengar Soo Yin yang memintanya. Mana mungkin dia tidak tahu jika keadaan Soo Yin sudah pulih setelah menanyakannya kepada dokter Kang beberapa hari yang lalu.     

Soo Yin sudah tidak sabar sehingga ia langsung berjinjit kemudian menempelkan bibir mereka kembali. Dae Hyun sungguh merasa senang melihat Soo Yin yang lebih agresif seperti ini.     

Dae Hyun lantas mendorong tubuh Soo Yin agar berbaring di atas ranjang sebelum dia merosot. Kini Dae Hyun sudah berhasil mengungkungnya.     

Tanpa penolakan satu per satu kancing baju Soo Yin sudah berhasil Dae Hyun lepaskan. Ketika hendak melepaskan kancing baju terakhir tiba-tiba saja Dae Hyun mendengar perut Soo Yin yang keroncongan.     

Dae Hyun bimbang antara berhenti atau melanjutkan kegiatannya karena hasrat yang sudah di ubun-ubun.     

==================================     

Terima kasih untuk readers semua yang sudah memberikan dukungannya melalui power stone, review, komentar dan giftnya.     

Untuk ke depannya saya membuat versi Inggris Istri Simpanan dengan judul Hidden Wife : Best Husband.     

Saya mohon dukungan power stone untuk novel versi Inggris agar bisa masuk new ranking...     

Sekali lagi saya mohon dukungannya..:face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.