Istri Simpanan

Bab 296 - Pria selalu salah



Bab 296 - Pria selalu salah

0Soo Yin terus terisak-isak di dada sang Suami.  Melampiaskan semua perasaan marahnya kali ini. Dae Hyun juga diam saja ketika dadanya terus saja dipukul bahkan tak jarang Soo Yin juga mencubit perutnya. Namun tak masalah bagi Dae Hyun selagi masih mencintainya dan bersedia bersama selamanya.     
0

Jika Soo Yin tidak cinta, mana mungkin sampai sesedih itu ketika tidak memberinya kabar. Membuatnya semakin tidak ragu untuk mempertahankannya meski banyak rintangan yang melanda.     

"Aku minta maaf, karena tidak menghubungimu. Kemarin nomorku tidak ada jaringan serta aku juga langsung sibuk dengan berbagai pekerjaan," ujar Dae Hyun.     

"Tunggu, jika nomormu tidak aktif lalu siapa yang memberitahumu jika aku mabuk?" Soo Yin menyeka air matanya.      

Terakhir kali yang Soo Yin ingat berada di sebuah kedai untuk makan dan minum lalu setelah itu keluar. Soo Yin tak mengingat apapun setelah itu, hanya samar-samar teringat seseorang yang memapahnya kemudian memasukkannya ke dalam.     

"Asisten Chang menghubungi seseorang yang ada di sini. Itu sebabnya aku tahu dan menyuruh mereka membawamu ke sini. Lain kali jangan bertindak bodoh seperti itu lagi," ujar Dae Hyun.     

"Itu salahmu, karena aku bahkan tidak bisa tidur selama kau pergi. Kau harus tahu jika rindu itu sangat menyiksa," ucap Soo Yin dengan bibir cemberut.     

"Lalu, bagaimana sekarang? Apa sudah terobati?" goda Dae Hyun.     

"Kau menyebalkan!" gerutu Soo Yin semakin membenamkan kepalanya ke dalam pelukan Dae Hyun.     

Setelah setengah jam meluapkan semua amarah, hati Soo Yin kini sudah terasa lebih lega. Ia perlahan melepaskan diri dari pelukan Dae Hyun.     

"Apa sudah cukup terobati rasa rindumu?" tanya Dae Hyun sambil mengulum senyum.     

"Ughh … sekarang mandilah, setelah itu baru aku yang mandi," ujar Soo Yin seraya bangkit untuk duduk di sisi ranjang. Ia merasa jika tubuhnya terasa lengket serta bau Meishilji di bajunya membuat hidungnya tidak nyaman.     

"Kenapa kita tidak mandi bersama? Bukankah sudah lama kita tidak melakukannya?" Dae Hyun menggeser tubuhnya untuk ikut duduk di sisi ranjang bersama Soo Yin. Lalu merengkuh pinggangnya kembali.     

"Cepatlah mandi." Soo Yin segera menggoyangkan tubuhnya agar terlepas. Kemudian mendorong tubuh Dae Hyun agar turun dari ranjang.     

"Baiklah." Dae Hyun hanya mampu menuruti permintaan istri kecilnya sebelum dia marah.     

Menunggu Dae Hyun mandi, Soo Yin perlahan berdiri dari duduknya. Dengan tubuh sempoyongan Soo Yin berjalan ke arah gorden untuk membukanya. Guna mengetahui sebenarnya dimana mereka saat ini karena tidak mungkin berada di Amazon. Soo Yin menyingkap gorden agar terbuka sedikit, yang langsung menampilkan hamparan pemandangan hijau yang membentang luas.     

Mata Soo Yin langsung melebar sehingga refleks tangannya menggeser gorden agar terbuka lebih luas lagi. Ada juga pemandangan laut yang sepertinya berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.     

Ia benar-benar takjub melihat pemandangan yang sangat indah itu.     

"Sebenarnya dimana ini?" gumam Soo Yin sambil mengamati sekeliling ruangan. Ia baru tersadar jika atapnya bulat seperti bola yang masih tertutup dengan korden sehingga cahaya matahari tidak bisa menembus masuk.     

Pandangan Soo Yin kembali pada hamparan pepohonan hijau yang tumbuh dengan subur serta menyejukkan mata.     

Dae Hyun menutup pintu kamar mandi pelan dan berjalan dengan hati-hati. Sehingga Soo Yin tidak menyadari kedatangan Dae Hyun yang kini susah berada tepat di belakangnya.     

Dengan kondisi yang belum mengenakan pakaian, Dae Hyun memeluk tubuh Soo Yin dari belakang.     

"Bagaimana? Apa kau suka tempat ini?" ucap Dae Hyun sembari menempelkan dagunya di pundak Soo Yin.     

Dengan sebelah tangan Dae Hyun menarik tali yang menggantung. Seketika tirai yang menutupi bagian atap langsung terbuka. Sinar matahari yang hampir berada di tengah-tengah cakrawala langsung menerobos masuk. Kamar itu terang benderang seperti tanpa atap.     

"Wahh …," ujar Soo Yin tampak kagum. Ia pikir dahulu hanya bisa bermimpi bisa menginap di tempat seperti itu.     

"Aku baru tahu jika kamar ini terbuat dari kaca," ujar Soo Yin sembari mengedarkan pandangannya.     

"Aku memesan tempat ini karena spesial bersamamu. Aku ingin kita merasakan bulan madu kembali," bisik Dae Hyun dengan sensual.     

"Kita sudah lama menikah. Mana ada acara bulan madu lagi," ucap Soo Yin.     

"Selama bersamamu, aku merasa jika kita itu baru menikah. Aku ingin bulan madu setiap hari," ujar Dae Hyun seraya mengecup puncak kepala Soo Yin mengeratkan tangannya di pinggang Soo Yin.     

Soo Yin tidak menanggapi perkataan suaminya karena masih terlalu takjub dengan tempat itu. Ternyata mereka berada di tengah pegunungan. Suatu tempat yang sangat diimpikan oleh Soo Yin.     

"Sebenarnya sekarang kita berada dimana?" Soo Yin memiringkan tubuhnya untuk menoleh kebelakang menatap sang suami.     

"Kita berada di pulau Geoje," sahut Dae Hyun.     

"Aku baru tahu jika pulau Geoje itu sangat indah," ucap Soo Yin.     

"Apa kau suka berada di sini?"     

Soo Yin menganggukan kepalanya dengan sangat antusias. Sampai beberapa saat Soo Yin terus mengamati pemandangan di luar.     

"Sekarang mandilah terlebih dahulu jika kau tidak ingin aku memandikanmu," goda Dae Hyun sembari mengendurkan pelukannya.     

"Namun jangan terlalu lama berada di dalam kamar mandi agar aku tidak pergi," imbuhnya sembari tersenyum penuh arti.     

Soo Yin melepaskan diri dari pelukan Dae Hyun lalu berbalik untuk memandangnya dengan wajah cemberut. Ia sangat tidak suka dengan ancaman Dae Hyun yang akan pergi.     

"Baiklah, sekarang juga aku akan mandi. Diamlah di sini dan jangan pergi kemana-mana. Atau aku akan marah dan tidak akan pernah memaafkanmu lagi!" ancam Soo Yin sambil menyipitkan mata dan bibir yang manyun ke depan. Dengan mengehentakkan kakinya, Soo Yin segera memasuki kamar mandi.     

"Tenanglah, aku akan selalu di sini menunggumu," seru Dae Hyun sambil terkekeh geli. Dia sangat suka dengan sikap manja Soo Yin yang seperti ini. Akan merajuk karena hal-hal kecil yang tidak seberapa. Baginya membuat Soo Yin kesal itu seperti hiburan tersendiri saat lelah karena pekerjaan. Namun bukan berarti suka jika Soo Yin marah.      

Menunggu Soo Yin selesai membersihkan diri, Dae Hyun terlebih dahulu mengganti pakaiannya. Baru teringat jika Soo Yin tidak membawa pakaian. Mungkin nanti saja mereka keluar setelah. Namun ia yakin Soo Yin tidak akan sanggup untuk kemanapun hari ini.     

Soo Yin mengguyur kepalanya dengan suka cita dan bersenandung ria. Berada di tempat itu masih seperti mimpi sehingga rasa bahagianya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sambil mandi ia memandang ke arah langit yang tampak mulai mendung. Awan perlahan sudah menutupi sinar matahari. Mungkin sebentar lagi akan turun salju di daerah itu.     

Setelah selesai Soo Yin segera keluar dari kamar mandi.     

====================================     

Terima kasih untuk readers semua yang sudah memberikan dukungannya melalui power stone, review, komentar dan giftnya.     

Untuk ke depannya saya membuat versi Inggris Istri Simpanan dengan judul Hidden Wife : Best Husband.     

Saya mohon dukungan power stone untuk novel versi Inggris agar bisa masuk new ranking...     

Sekali lagi saya mohon dukungannya..:face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.