Istri Simpanan

Bab 294 - Rindu itu berat



Bab 294 - Rindu itu berat

0Tiga hari kemudian,     
0

Sudah tiga hari tidak ada kabar dari Dae Hyun. Membuat Soo Yin semakin kalut dengan hatinya. Selama itu pula Soo Yin tidak pernah bisa tidur saat malam hari. I baru tertidur setelah hampir pagi.     

Kebetulan sekali malam ini Kim Soo Hyun tidak mengantarkannya. Sehingga sebelum pulang Soo Yin mampir ke sebuah kedai. Ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu di luar agar ketika pulang matanya sudah mengantuk.      

Pernah sekali Soo Yin mencoba menghubungi Dae Hyun tapi sayang sekali nomornya tidak aktif. Hal itu membuatnya langsung berpikir yang tidak-tidak tentang suaminya. Wanita pasti akan merasakan hal itu di saat suaminya tidak memberi kabar.     

Setelah duduk, Soo Yin memesan sebotol Meishilji, yaitu minuman alkohol Korea yang rasanya manis. Minuman ini terbuat dari prem hijau yang difermentasikan dan ditambah gula merah atau madu.     

Malam ini cuaca sangat dingin karena salju sedang turun sehingga Soo Yin memesan semangkuk Budae Jjigae menggunakan kuah gochujang dengan rasa sedikit pedas tapi gurih. Ada campuran daging sapi dan sayuran di dalamnya.     

Sebelum pesanannya datang Soo Yin sudah menghabiskan dua gelas Meishilji. Ternyata minum alkohol di saat hatinya gundah cukup membuatnya rileks. Hingga tanpa sadar Soo Yin ingin meminumnya lagi dan lagi.     

Kini jam sudah hampir pukul sepuluh malam, tapi Soo Yin belum beranjak juga dari tempat itu. Beruntung kedai itu buka 24 jam sehingga tidak akan diusir oleh pemiliknya meskipun harus tertidur di sana.     

Satu botol sudah habis olehnya. Kini ia bersiap membuka botol lainnya. Soo Yin sama sekali tidak peduli dengan para pengunjung yang memandang ke arahnya. Mereka semua mengira jika Soo Yin sedang patah hati jadi wajar jika ingin melupakan sejenak rasa sakit itu dengan meminum alkohol.     

Setelah menghabiskan dua botol Meishilji akhirnya Soo Yin keluar dari kedai itu pukul sebelas malam. Salju masih tetap turun malah semakin lama semakin deras. Soo Yin berjalan sempoyongan melewati trotoar. Kadang ia bahkan hampir terjungkal jika tidak berpegangan pada pagar m. Di tengah turunnya salju Soo Yin berjalan tanpa tujuan karena sudah mabuk berat.     

Chang Yuan tengah malajukan mobilnya pada kecepatan rendah karena jalanan yang licin akibat salju yang mulai tebal menutupi jalanan. Pandangannya teralihkan saat tiba-tiba melihat sosok yang sangat dikenalnya. Ia semakin memperlambat laju mobilnya.     

"Benarkah itu nona? Untuk apa dia malam-malam disini?" ucap Chang Yuan kepada dirinya sendiri sambil menepikan mobilnya. Awalnya dia tidak berniat keluar karena dia pikir itu bukanlah Soo Yin.     

Kepala Soo Yin benar-benar terasa sangat pusing hingga ditambah malam yang semakin dingin membuatnya kesulitan berjalan dengan benar. Ia berjalan dengan sempoyongan hingga beberapa kali hampir saja jatuh tersungkur ke jalan. Pada akhirnya Soo Yin Tak mampu lagi menopang berat tubuhnya.     

"Nona!" seru Chang Yuan dari dalam mobil ketika melihat Soo Yin terjatuh di trotoar. Ia lantas keluar dari dalam mobil dan berjalan menghampiri Soo Yin.     

"Nona? Apa yang terjadi denganmu?" ujar Chang Yuan sambil membantu Soo Yin untuk berdiri.     

"Siapa kau? Apa kau suamiku?" Soo Yin meracau tidak jelas sambil terkekeh.     

Chang Yuan lantas memapah Soo Yin untuk membawanya ke dalam mobil. Membaringkannya di penumpang belakang karena Soo Yin sudah mabuk berat. Kemungkinan untuk bisa duduk sangat sulit.     

"Sayang, kenapa kau menyuruhku duduk di belakang?" racau Soo Yin dengan tangan yang melambai.     

Chang Yuan sungguh merasa iba melihat Soo Yin seperti itu. Ia tidak tahu yang sebenarnya terjadi tapi yang jelas sekarang juga harus menghubungi Dae Hyun.     

Chang Yuan meraih ponselnya yang berada di atas dashboard lalu mencari nomor untuk menghubungi seseorang.     

"Hallo, apa aku bisa berbicara dengan Tuan Dae Hyun?" tanya Chang Yuan kepada seseorang yang berada di seberang telepon.     

"Tuan Dae Hyun sedang istirahat. Sebaiknya besok pagi saja," ujar suara seorang pria yang sudah mengetahui jika Chang Yuan adalah asisten Dae Hyun.     

"Tidak bisa, karena sekarang juga aku harus mengatakannya. Bilang saja kepada Tuan, ini mengenai Nona Muda," ujar Chang Yuan. Yang tak mungkin sampai besok menunggu karena kondisi Soo Yin sepertinya membutuhkan bosnya.     

"Baiklah, tunggu sebentar," ujar pria itu.     

Chang Yuan menoleh ke arah Soo Yin yang duduk di belakang. Yang sesekali terbatuk karena mungkin tenggorokannya terasa kering.     

"Hallo, ada apa Asisten Chang?" ujar Dae Hyun setelah beberapa menit kemudian.     

"Nona muda, Tuan …." Chang Yuan tidak tega mengatakan ketika melihat Soo Yin yang terus maracau tidak jelas.     

"Kenapa dengan istriku?" Suara Dae Hyun terdengar sangat khawatir ketika Chang Yuan menyebutkan nama istrinya.     

"Nona muda mabuk, Tuan. Aku baru saja menemukannya di pinggir jalan," sahut Chang Yuan dengan hati-hati takut membuat marah bosnya.     

"Kenapa bisa dia mabuk?" Dae Hyun frustasi mendengar kondisi istrinya     

"Sejak tadi, nona Soo Yin meracau sambil sesekali memanggil nama anda, Tuan," ucap Chang Yuan.     

"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi pada Soo Yin?" gumam Dae Hyun yang bisa terdengar oleh Chang Yuan.     

"Asisten Chang, bagaimana sekarang kondisinya? Aku ingin berbicara dengannya," ujar Dae Hyun.     

Chang Yuan mengerti, kemudian menggeser tubuhnya sedikit ke belakang.     

"Nona, Tuan Dae Hyun ingin berbicara dengan anda," ujar Chang Yuan sembari menyodorkan ponselnya kepada Soo Yin yang terbaring.     

"Aku tidak mau, katakan saja padanya tidak usah menghubungiku lagi. Suami mana yang tega membiarkan istrinya kesepian," racau Soo Yin sembari menyingkirkan ponsel itu dari telinganya.     

Chang Yuan hanya menghela nafas panjang. Lalu menempelkan ponsel itu di telinganya kembali. Ia sangat yakin bosnya sudah mendengarnya.     

"Kenapa Soo Yin begitu terdengar terluka?" Mendengar suara sang istri membuat dada Dae Hyun berdesir. Suaranya terdengar begitu pilu.     

"Apa Tuan tidak menghubungi Nona?" tanya Chang Yuan.     

"Aku memang belum menghubunginya karena aku memang sibuk." Ucapan Dae Hyun terhenti sejenak.     

"Aku juga tidak bisa pulang dalam waktu dekat. Besok pagi suruh orang untuk membawanya kemari," perintah Dae Hyun tanpa pikir panjang.     

"Bagaimana jika nona tidak mau?"     

"Pokoknya itu urusanmu. Kau harus menyuruh orang untuk membawanya kemari. Kalau bisa malam ini juga," ujar Dae Hyun yang sudah tidak sabar. Mendengar suara Soo Yin begitu pilu ia tidak bisa menundanya lagi untuk bertemu.     

"Sekarang baru saja berhenti turun salju. Kemungkinan akan terlambat sampai di sana," ujar Chang Yuan.     

"Tidak masalah, aku akan menunggu," ujar Dae Hyun.     

"Baiklah, sekarang juga kami akan segera berangkat," ujar Chang Yuan sembari menghela nafas panjang.     

Bersyukur karena kini cuaca terlihat cerah dan bintang sudah mulai bermunculan. Sehingga Chang Yuan langsung melajukan mobilnya. Sebelum itu sudah menghubungi bibi Xia agar tidak perlu mengkhawatirkan Soo Yin.     

Butuh perjalanan sekitar 5 jam untuk sampai ke pulau Geoje jika cuaca cerah dan tidak bersalju.     

Di tengah perjalanan Chang Yuan sudah meminta anak buahnya untuk mengantarkan Soo Yin ke pulau Geoje karena besok dirinya harus kembali bekerja. Ia memilih anak buah yang paling bisa dipercaya untuk mengantar istri bosnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.