Istri Simpanan

Bab 278 - Salah masuk kamar



Bab 278 - Salah masuk kamar

0Soo Yin membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang tengah berdiri di tengah pintu. Bukan Jae-hwa yang ada di sana melainkan pria asing yang tidak pernah dikenalnya. Pria itu hanya memakai handuk sebatas lutut dengan butiran air yang menetes dari rambutnya yang basah. Pria itu tampak seumuran dengan Dae Hyun.     
0

'Dimana Jae-hwa?' ~ batin Soo Yin yang lantas berdiri dan segera memalingkan wajahnya ke arah lain.     

"Maaf saya salah masuk kamar, Tuan," ujar Soo Yin tidak berani melihat ke arah pria itu. Langsung saja ia bergegas menuju ke arah pintu. Begitu ingin membukanya ternyata pintu itu terkunci membuat Soo Yin semakin resah. Semoga saja pria itu bukanlah pria hidung belang.     

"Benarkah kau salah masuk kamar? Bukankah kau memang berniat ingin menggodaku?" ujar Pria itu sambil menarik sebelah bibirnya ke atas.     

Soo Yin akhirnya memberanikan diri membalik tubuhnya. Tidak peduli dengan pria itu yang belum memakai baju. Emosinya naik karena sudah dianggap yang tidak-tidak dari pria yang bahkan tidak dikenalnya.     

"Tolong, jaga ucapan anda," ucap Soo Yin dengan menggertakan giginya. Sebisa mungkin ia masih berusaha untuk bersikap sopan karena pria itu adalah tamu hotel ini.      

"Ha ha ha … sudahlah tidak usah berpura-pura seperti itu. Katakan saja berapa tarifmu maka aku akan membayarnya," ucap pria itu sambil tersenyum mengejek.     

Soo Yin benar-benar terperangah mendengar pernyataan pria itu yang secara tidak langsung menganggapnya sebagai jalang. Ia mengepalkan tinjunya kuat-kuat karena menahan amarah.     

"Sekali lagi tolong jaga ucapan anda." Suara Soo Yin semakin meninggi kali ini.     

"Memang gadis sekarang banyak yang jual mahal," ucap pria itu sambil berdecak.     

Ingin sekali rasanya Soo Yin menamparnya tapi ia tidak punya banyak waktu untuk mengurus pria hidung belang seperti dia.     

Enggan berdebat lebih lama, Soo Yin segera berbalik untuk membuka pintu tapi pintu itu lagi-lagi terkunci.     

"Tolong berikan kuncinya, Tuan," pinta Soo Yin dengan batas kesopanan yang sudah hampir habis.     

"Tidak semudah itu kau bisa keluar dari kamar ini," ucap pria itu dengan senyuman penuh arti.     

Tubuh Soo Yin langsung gemetar memandang pria itu yang semakin dekat berjalan ke arahnya. Pria itu terus mengamati tubuh Soo Yin dari bawah hingga atas. Serta memandang wajah Soo Yin yang dinilai sangat menarik.     

Bibir tipis dengan rambut hitam panjang serta mata yang sipit cukup menggugah gairahnya.     

"Jangan mendekat atau aku akan berteriak!" ancam Soo Yin tidak main-main karena pria itu tidak menghentikan langkahnya.     

"Bukankah kamar ini kedap suara? Sekeras apapun kau berteriak tidak akan ada yang mendengarnya," ujar pria itu sambil terkekeh.     

Soo Yin hendak menghubungi seseorang tapi ia bahkan lupa membawa ponselnya. Tak ada pikiran ia akan salah kamar seperti ini. Soo Yin terus beringsut mundur hingga punggungnya menyentuh pintu. Ia langsung berbalik lalu menggedor pintu semua tenaga berharap ada orang yang mendengarnya.     

"Tolong, tolong, tolong!" Soo Yin terus berteriak meminta tolong sambil berusaha dengan kuat mengetuk pintu. Membuat tangannya terasa sakit karena terlalu keras.     

"Kau tidak akan bisa lari gadis kecil. Kau ibarat kelinci kecil yang masuk ke dalam kandang singa," ucap pria itu diikuti dengan tawa yang sungguh menggelegar.      

Soo Yin benar-benar merasa ketakutan mendengar tawa pria itu. Teringat kembali tragedi dimana Soo Yin dibawa ke apartemen oleh Lee Young Joun beberapa bulan yang lalu. Itu sungguh membuatnya merasa trauma. Soo Yin tidak tahu apa salahnya sehingga harus mengalami kejadian seperti itu lagi.     

Dengan cepat pria itu mengangkat tubuh Soo Yin ke pundaknya lantas menghempaskan tubuh Soo Yin di ranjang cukup keras. Hingga Soo Yin merasakan lengannya terasa sakit.     

"Jangan macam-macam! Asal kau tahu saja jika aku adalah sekretaris hotel ini," ujar Soo Yin di sela meringis akibat rasa sakitnya. Ia berusaha untuk duduk.     

"Benarkah? Aku tidak percaya sama sekali dengan omong kosongmu! Jika kau memang seorang sekretaris seharusnya kau tidak akan salah memasuki kamar ini."     

Pria itu tampak sudah tidak sabar sehingga langsung menubruk tubuh Soo Yin. Beruntung Soo Yin bisa menghindar dan langsung bangkit berdiri.     

"Rupanya kau kelinci yang sangat pandai bermain-main ya," ucap pria itu dengan seringai liciknya.     

Soo Yin sebisa mungkin pergi menjauh agar tidak tertangkap pria itu. Jijik rasanya melihatnya seperti itu. Yang diinginkannya hanyalah Dae Hyun tidak ada orang lain yang boleh menyentuhnya.     

Pria itu sudah kehabisan kesabaran karena Soo Yin selalu lolos dan mempermainkannya. Ia langsung mengejar Soo Yin kemanapun dia menghindar. Hingga membuat Soo Yin terpojok di sudut.     

Tanpa diduga Soo Yin pria itu menampar pipinya cukup keras hingga membuatnya terhuyung. Tamparan seorang pria dengan telapak tangan yang besar tak sebanding dengan tamparan seorang wanita yang hanya akan menimbulkan pipi memerah.     

"Jangan salahkan aku karena berbuat kasar kepadamu. Itu karena kau yang memulainya," ucap pria itu lantas mencekal pergelangan tangan Soo Yin kemudian menyeretnya ke ranjang.     

"Lepaskan!" teriak Soo Yin sambil meludahi pria itu. Hasilnya pria itu semakin bertambah marah karena ludah Soo Yin mengenai wajahnya. Itu merupakan suatu penghinaan baginya.     

Pria itu mencekal kedua tangan Soo Yin ke belakang lalu meraih dasinya yang berada di atas nakas. Lalu mengikatnya dengan sangat kuat hingga Soo Yin tak mampu memberontak.     

"Awhhh,,, dasar pria pengecut!" umpat Soo Yin dengan penuh keberanian kepada mereka semua. Sorot mata Soo Yin sangat berapi-api.     

Pria itu justru bangkit dari ranjang lalu mengambil sebuah pil yang berada di atas nakas. Memasukkan pil itu ke dalam air putih yang tersedia di sana.     

"Apa kau tahu ini apa? Kau pasti sudah sering meminumnya," cibir pria itu sambil menunjukkan gelas yang berisi air  telah dilarutkan dengan obat tersebut.     

Soo Yin membelalakkan matanya, menerka-nerka obat apa yang dimaksud oleh pria itu.     

"Apa yang akan kau lakukan?" teriak Soo Yin dengan amarah. Meski tidak tahu itu apa yang jelas Soo Yin belum ingin mati.     

"Tidak usah berpura-pura," ujar pria itu dengan seringai liciknya. Dengan paksa pria itu membuka mulut Soo Yin dan menumpahkan air itu ke dalam mulutnya.      

Sekuat tenaga Soo Yin berusaha untuk tidak menelannya. Hingga terus menyemburkan air ke wajah pria itu. Membuat pria itu semakin marah lalu mengambil beberapa butir obat dan langsung memasukkan ke dalam mulut Soo Yin.      

Mau tidak mau Soo Yin menelannya hingga tidak berapa lama obat itu langsung bereaksi di tubuhnya. Soo Yin merasakan sedikit pusing disertai badannya terasa gerah dan panas hingga ingin membuka pakaiannya.     

Melihat obat perangsang itu sudah bekerja, pria itu lantas membuka ikatan di tangan Soo Yin. Ia memandang Soo Yin yang menggeliat dengan bergairah.     

Ceklek…      

Pintu terbuka dari luar.     

"Je Ha," ucap seorang wanita yang baru saja membuka pintu kamar hotel dari luar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.