Istri Simpanan

Bab 265 - Kegagalan rencana Aeri



Bab 265 - Kegagalan rencana Aeri

0Melihat bagian dada Soo Yin yang basah. Tanpa pikir panjang Dae Hyun langsung membuka bajunya di depan beberapa tamu. Lalu itu gunakan untuk menutupi tubuh Soo Yin agar tidak terlihat.     
0

Aeri cukup terperangah melihat Dae Hyun melakukan hal seperti itu kepada sekretarisnya. Sungguh tidak dapat dipercaya Dae Hyun memperlihatkan otot-otot tubuhnya di depan para tamu. Beruntung tempatnya tidak terlalu ramai.     

Beberapa tamu undangan wanita yang masih muda saling berbisik satu sama lain. Pandangannya tidak teralihkan dari tubuh kekar milik Dae Hyun yang sangat menggoda.     

Aeri kemudian menghampiri mereka.     

"Hei, tutup mata kalian. Jangan melihat ke arah suamiku terus," ujar Aeri sembari memelototi para tamu undangan yang tampak masih muda itu.     

"Kami tidak tertarik," ujar salah satu wanita di antara mereka. Kemudian mereka berbisik-bisik tentang Dae Hyun yang begitu perhatian kepada gadis lain dari pada istrinya.     

"Sungguh istri yang malang," ujar mereka sambil terkekeh geli. Mereka memandang sinis ke arah Aeri.     

Aeri mengepalkan tinjunya, ingin sekali ia membungkam mulut para wanita itu. Namun Aeri mencoba menenangkan diri agar emosinya tidak terpancing. Jangan sampai mempermalukan diri sendiri dengan marah-marah.     

Saat Aeri berbalik memandang ke arah Dae Hyun dan Soo Yin ternyata mereka sudah tidak ada.     

"Ugh, ini semua gara-gara mereka," gerutu Aeri dengan perasaan kesal.     

Aeri lantas berjalani menghampiri Li Sa sambil terus berpikir. Niat untuk mempermalukan Soo Yin ternyata diketahui oleh Dae Hyun. Tampaknya dia benar-benar sangat marah. Namun itu membuatnya justru semakin curiga. Jika hubungan mereka hanya sebatas atasan dan bawahan seharusnya Dae Hyun tidak mungkin semarah itu.     

Seandainya tadi tidak diketahui oleh Dae Hyun. Padahal tadi sudah berniat untuk menyeret Soo Yin ke tempat yang lebih ramai. Namun sayang sekali Dae Hyun menggagalkannya rencana mereka.     

"Li Sa, sebaiknya kita membuntuti suamiku dan gadis jalang itu," ujar Aeri.     

"Untuk apa? Sebentar lagi acara akan dimulai. Apa Kakak tadi tidak lihat jika suamimu terlihat sangat marah?" tolak Li Sa yang agak merasa takut dengan tatapan mata Dae Hyun.     

Lagi pula ia juga ingin mendapatkan bunga yang dilemparkan oleh pasangan pengantin kepada para tamu undangan. Konon siapa yang mendapatkan bunga tersebut maka jodoh mereka tidak akan lama lagi. Li Sa ingin dirinya dan Kim Soo Hyun segera berjodoh.     

"Sudahlah, kita harus mencari tahu apa yang mereka lakukan sekarang," ujar Aeri sembari menarik pergelangan tangan Li Sa agar mengikuti langkahnya.     

"Tapi …." Li Sa tidak sempat untuk menolak. Kini terpaksa mengikuti langkah Aeri.     

Mereka menyusuri rumah yang sangat luas itu untuk mencari keberadaan Soo Yin dan Dae Hyun saat ini. Namun sayangnya mereka tidak menemukan Keberadaan mereka. Jika tadi mereka langsung mengikuti mereka pastilah sekarang tidak akan mungkin ketinggalan jejak.     

"Sial! Kemana perginya mereka?" gerutu Aeri.     

"Sebaiknya kita kembali kesana lagi. Nanti saja kita akan mencarinya," bujuk Li Sa karena acara pemotongan kue oleh kedua mempelai akan segera dilakukan.     

°     

°     

Dae Hyun membawa Soo Yin menuju kamar tamu yang diketahuinya ditempati oleh neneknya. Ia memang sengaja mengajaknya kesana arena Aeri pasti akan mengikuti mereka.     

Hae Sok kebetulan sekali tengah berada di dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Ia terkejut dengan Dae Hyun yang tiba-tiba saja masuk.     

"Dae Hyun, apa yang kau lakukan?" Hae Sok mengerutkan keningnya melihat Dae Hyun lalu Soo Yin yang berada di belakangnya.     

"Aku pinjam kamar Nenek sebentar," sahut Dae Hyun seraya menutup pintu pelan.     

"Apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian sudah tidak waras?" Hae Sok menatap tajam ke arah Dae Hyun yang bahkan tidak memakai baju.     

"Tenanglah, Nek. Jangan berbicara terlalu keras nanti ada orang yang mendengar," ujar Dae Hyun sedikit merendahkan nada suaranya.     

Hae Sok menghela nafas pelan sembari melirik Soo Yin yang tengah merapatkan baju Dae Hyun yang dikenakan di tubuhnya.     

"Soo Yin, kau kenapa?" tanya Hae Sok sambil menarik tangan Soo Yin lantas menyuruhnya duduk di tepi ranjang. Melihat gaunnya yang berantakan membuat Hae Sok tidak tega.     

"Aeri dan Li Sa yang membuatnya seperti ini, Nek," sahut Dae Hyun terlebih dahulu sebelum Soo Yin membuka mulutnya.     

"Ughh, Aeri. Memang selalu saja membuat masalah," gerutu Hae Sok.     

"Sekarang lebih baik bersihkan tubuhmu terlebih dahulu. Gaunmu terlihat sangat kotor," ujar Hae Sok.     

Orang yang tidak tahu akan mengira ada noda darah yang menempel di gaun Soo Yin.     

"Terima kasih, Nek." Soo Yin merasa terharu karena Hae Sok masih bersikap baik kepadanya.     

Tok … tok … tok ….     

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.     

"Apa Ibu di dalam?" tanya suara dari seorang wanita.     

Dae Hyun mengenal suara itu yang merupakan suara Shin-hye. Untunglah ia sudah mengunci pintu sehingga bibinya tidak bisa langsung masuk.     

"Iya, sebentar lagi ibu akan keluar," sahut Hae Sok.     

"Baiklah, jangan terlalu lama di dalam. Ada banyak orang yang ingin bertemu dengan Ibu," ujar Shin-hye.     

Takut Shin-hye mengetahui jika ada Dae Hyun dan Soo Yin di dalam kamarnya, Hae Sok memutuskan untuk keluar.     

"Tuan, aku sebaiknya pulang saja," ujar Soo Yin lirih. Tak mungkin ia kembali ke pesta dalam kondisi bajunya yang seperti itu.     

"Maaf, aku datang terlambat." Dae Hyun duduk berlutut di hadapan Soo Yin lalu meremas jarinya. Ia terlambat karena teman-temannya yang terus menertawakannya.     

Soo Yin menggelengkan pelan sambil tersenyum. Kalau itu tidak masalah sama sekali karena apa yang Dae Hyun lakukan membuatnya terharu.     

"Pakailah kembali bajumu. Nanti kau kedinginan," ujar Soo Yin sambil melepaskan baju dari tubuhnya. Sekarang tidak perlu khawatir ada yang melihat bagian dadanya yang terawang.     

"Aku lebih suka tidak memakai baju bila di dekatmu," sahut Dae Hyun seraya mengerling nakal.     

"Aku serius," ujar Soo Yin dengan bibir yang dikerucutkan ke depan.     

"Kau bahkan tidak mengenakan bajumu di depan beberapa tamu undangan. Aku tidak suka melihatnya," imbuhnya dengan rasa kesal.     

Dae Hyun menghela nafas berat. Ia tadi hanya melakukan apa yang dipikirkannya. Ia tidak ingin membiarkan para tamu terlebih lagi jika itu pria melihat gaunnya yang terawang ketika terkena air. Membuat bra-nya terlihat karena minuman itu cukup banyak yang tumpah.     

"Aku sekarang sangat suka istri kecilku yang sudah mulai posesif," goda Dae Hyun untuk membuat hati istri kecilnya sedikit senang.      

Sesungguhnya Dae Hyun sudah sangat ingin membalas perbuatan Li Sa dan Aeri. Namun tampaknya ia akan membiarkan Kim Soo Hyun yang mengurusnya. Adiknya juga pasti akan sangat marah jika melihat Soo Yin seperti tadi. Untunglah tadi keluarga besarnya tidak ada yang melihat. Hanya beberapa tamu undangan saja.     

"Sayang, berhentilah menggodaku." Soo Yin menutupi wajahnya dengan telapak tangan karena pipinya terasa memanas.     

Dae Hyun berdiri lalu duduk di samping sang istri. Melihat istrinya malu-malu seperti ini semakin terlihat menggemaskan. Sehingga Dae Hyun mendekapnya di dada yang tidak berpenghalang kain.     

"Aku berjanji akan membalas apa yang mereka lakukan padamu," ujar Dae Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.