Istri Simpanan

Bab 253 - Sudah mulai nakal



Bab 253 - Sudah mulai nakal

Dae Hyun kembali menghampiri istrinya yang masih membalut tubuhnya dengan selimut. Sudah ada satu set piyama di tangannya.     

"Sayang, pakailah," ujar Dae Hyun sambil menyerahkan piyama tersebut. Ia tidak ingin tergoda kembali dengan tubuh itu.     

"Apa kau tidak mau memakaikannya?" goda Soo Yin sembari mengulum senyum.     

"Tidak usah menggodaku." Dae Hyun mendekatkan wajahnya ke telinga istrinya lalu menggigit kecil daun telinga Soo Yin.     

"Baiklah, aku akan pergi ke kamar ganti," ucap Soo Yin buru-buru sambil segera menjauhkan tubuhnya dari Dae Hyun lantas pergi ke kamar ganti. Tampaknya suaminya malam ini benar-benar bergairah. Sebelum terjadi seperti tadi lagi sebaiknya kabur terlebih dahulu.     

Dae Hyun hanya mengamati punggung Soo Yin yang terbuka perlahan menghilang di balik kamar ganti. Menggelengkan kepalanya menyadari tampaknya bertambahnya usia membuat Soo Yin lebih berani.     

Menunggu Soo Yin yang sedang mengganti pakaiannya, Dae Hyun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri. Setelah ini ia bisa mengobrol lagi dengan istri kecilnya.      

Soo Yin mengikat rambutnya menjadi ekor kuda setelah selesai mengganti pakaiannya. Sejenak mematut wajahnya di cermin untuk melihat bibirnya yang sedikit bengkak. Suaminya cukup mengerikan jika mereka tidak bertemu cukup lama. Soo Yin tiba-tiba saja membayangkan jika dirinya mungkin tidak akan bangun dari ranjang seperti waktu itu.     

Pikirannya teralihkan, dipandanginya black forest cake yang berada di atas nakas. Di atasnya terdapat buah Cherry berwarna merah yang terlihat lezat. Meski Soo Yin ingin memakannya tapi ia berniat nanti setelah Dae Hyun selesai membersihkan diri. Mana enak makan kue sendirian.     

Meskipun itu karena ide dari Jean tapi Soo Yin tetap merasa senang. Itu berarti suaminya mendengar perkataan sahabatnya. Sebaiknya dia harus mengucapkan terima kasih untuk hal itu pada Jean. Pantas saja jika Jean tidak mau menginap di villa.     

Soo Yin terlebih dahulu pergi ke dapur untuk mengambil pisau dan piring kecil. Tadi suaminya bahkan tidak membawakan pisau dan piring. Bagaimana bisa memakannya jika tak ada pisau untuk memotongnya.     

Saat kembali ke kamar ternyata Dae Hyun baru saja keluar dari kamar mandi. Wajahnya terlihat fresh dengan air yang mengalir dari rambutnya.     

"Kupikir kau kemana," ujar Dae Hyun sembari berjalan menghampiri istri kecilnya. Direngkuhnya pinggang Soo Yin agar mereka saling merekat.     

Aroma semerbak dari sabun yang wangi menyeruak menghirup memenuhi indra penciuman Soo Yin.  Membuat Soo Yin ingin menyentuh dada kekar milik suaminya tapi ia mengurungkan niatnya.     

"Sayang, pergilah untuk memakai bajumu dulu," ujar Soo Yin sembari berusaha untuk melepaskan diri.     

"Ayo pakaikan untukku," ujar Dae Hyun sembari mengerling nakal.      

"Jadi kau ingin menggodaku juga ?"  Soo Yin menengadahkan wajahnya untuk menatap mata suami dengn menggerakkan bibirnya agar terlihat sensual.     

"Gadisku sekarang sudah mulai nakal." Dae Hyun mencubit hidung Soo Yin hingga ia meringis kesakitan.     

"Ada om-om tampan yang awalnya mengajariku," ucap Soo Yin dengan senyuman yang memikat dan tangannya meraba bulu halus suaminya.     

"Cukup, Soo Yin." Dae Hyun segera mendorong tubuh Soo Yin menjauh karena sepertinya ia sedang ingin menggodanya. Dengan cepat segera pergi ke ruang ganti.     

"Makanya jangan coba untuk merayuku," seri Soo Yin sembari terkekeh geli. Dipotongnysa kue itu menjadi beberapa bagian. Diambilnya satu potong kemudian ia taruh di piring kecil yang diambil olehnya tadi. Ia memasukkan satu potong kecil ke dalam mulutnya.     

"Maaf, jika kau kurang menyukainya. Aku hanya menanyakan kepada penjaga toko apa yang disukai gadis seusiamu. Lalu dia mengatakan jika seorang gadis muda menyukai cokelat. Penjaga toko mengira jika aku akan memberikan kejutan ini untuk putriku," ujar Dae Hyun sembari berdecak. Ia baru saja selesai mengganti pakaiannya.     

"Lalu apa yang kau katakan?" tanya Soo Yin sembari menautkan kedua alisnya. Lantas Soo Yin menyuapkan sepotong untuk suaminya.     

Dae Hyun mengunyahnya beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan Soo Yin.     

"Tentu saja aku langsung jawab iya. Tak mungkin dia percaya, jika aku mengatakan itu untuk istriku. Bisa-bisa dia menertawakanku," ujar Dae Hyun seraya terkekeh geli.     

"Jadi kau malu jika mengakuiku sebagai istrimu?" Wajah Soo Yin langsung berubah masam sembari menyipitkan matanya memandang Dae Hyun.     

"Tentu saja tidak, aku yang seharusnya takut jika kau akan merasa malu tentang diriku." Melihat istrinya memasang wajah cemberut membuat Dae Hyun mengecup pipi yang halus itu.     

"Tentulah tidaklah, jika kelak semuanya sudah terbongkar aku akan menggandeng tanganmu dimanapun kita berada. Bahkan ditempat ramai aku akan melakukannya," ujar Soo Yin.     

"Benarkah? Bagaimana jika kita pergi ke mall atau kemanapun?" tanya Dae Hyun. Meski jarak umur mereka terlampau jauh, hanya akan terlihat seperti adik kakak saja. Dae Hyun masih terlihat jauh lebih muda dari pada usianya.     

"Aku akan tetap melakukannya," sahut Soo Yin.     

"Kau memang istri kecilku yang paling manis," puji Dae Hyun.     

"Ngomong-ngomong, apa kau baru pergi dari berbelanja baju?" lanjutnya.     

"Ah, aku hampir saja lupa menceritakannya kepadamu. Aku beberapa hari yang lalu tanpa sengaja bertemu dengan ibu sehingga dia mengajakku pergi belanja," ucap Soo Yin sambil menggigit bibir bawahnya. Tiba-tiba ia teringat tentang bibirnya yang ternoda semakin membuatnya tidak tenang.     

"Benarkah? Kenapa kau tidak mengatakannya? Sayang sekali aku tidak ikut," ujar Dae Hyun mendesah pelan.     

"Ada Aeri dan Li Sa serta ada … ada juga Kim Soo Hyun," ucap Soo Yin dengan sedikit terbata.     

"Kenapa kalian bisa bertemu?" tanya Dae Hyun dengan dahi berkerut karena baginya pertemuan itu sangat kebetulan sekali.     

Soo Yin akhirnya memberanikan diri menceritakan sedikit bagaimana mereka bisa bertemu dan ibu mertuanya yang mengajaknya pergi ke Yeonju Premium Outlet. Soo Yin juga menceritakan pertemuan dengan Jung Yong. Hanya sedikit yang baru diceritakannya. Sedangkan yang lainnya Soo Yin berusaha menelan saliva agar memiliki keberanian untuk mengatakan semuanya.     

"Sebelum aku menceritakannya, maukah kau berjanji untuk tidak marah?" tanya Soo Yin sambil menggigit bibir bawahnya. Kini keluar keringat dingin dari telapak tangannya     

"Tentu saja, mana mungkin aku marah kepadamu," ujar Dae Hyun sembari mendudukkan Soo Yin ke dalam pangkuannya. Mereka duduk di tepi ranjang. Lantas menyandarkan dagunya di bahu Soo Yin. Sudah bersiap mendengarkan cerita istri kecilnya. Hatinya merasa senang karena kini Soo Yin sudah sangat dekat dengan sang ibu.     

"Coba ceritakan," pinta Dae Hyun yang sudah tidak sabar.     

Soo Yin mengatur nafasnya agar tidak merasa gugup.     

"Sebenarnya baju itu adalah gaun yang dipilihkan Kim Soo Hyun dan ibu. Ibu meminta aku datang ke pesta bibi Hyun Bin bersama Kim Soo Hyun. Bahkan gaun itu berwarna senada dengan baju adikmu," ucap Soo Yin dengan hati-hati.     

Ekspresi wajah Dae Hyun langsung berubah dingin mendengar semua itu. Ia baru teringat kembali jika ibunya sangat mengharapkan Soo Yin untuk menjadi istri Kim Soo Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.