Istri Simpanan

Bab 248 - Belanja dengan ibu mertua



Bab 248 - Belanja dengan ibu mertua

0Rasanya Soo Yin ingin kabur ketika mendengar Kim Soo Hyun akan datang. Menyesal hari ini Soo Yin keluar, seharusnya besok saja ia pergi ke rumah sakit. Namun apalah daya jika ibarat nasi sudah menjadi bubur. Tak mungkin waktu bisa balik kembali.     
0

Jika boleh meminta, ia bahkan ingin jika waktu berbalik kembali pada pagi hari. Membiarkan suaminya di rumah, kemudian memeluknya dengan erat. Tidak akan ada yang mengganggu jika berada di villa.     

"Arghh!" Soo Yin menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Diusapnya wajah itu dengan gusar. Terus merutuk dalam hati menyesali keputusannya untuk pergi dari villa.     

Soo Yin memilih duduk di sebuah kursi untuk menunggu Ny Park yang sedang memilih baju untuk Jean. Kakinya sejak tadi sudah terasa sangat pegal. Ditambah lagi perutnya yang sudah minta diisi karena sebentar lagi makan siang.     

Kedatangan Kim Soo Hyun ke tempat itu juga membuat Soo Yin merasa tidak enak hati kepada Jean. Hanya bisa berharap semoga Jean selalu mengerti dan percaya kepadanya.     

Soo Yin melepaskan telapak tangan dari wajahnya. Rasa lelah membuatnya ingin memejamkan matanya sebentar sambil bersandar pada sandaran kursi. Bahkan rasa kantuk juga sudah mulai hinggap di kedua matanya.     

Tempat duduk dimana Soo Yin berada tidak jauh letaknya dari pintu masuk. Sehingga ketika Kim Soo Hyun memasuki toko ia langsung bisa melihat Soo Yin untuk pertama kalinya.     

Dengan langkah lebar dan senyuman yang menawan, Kim Soo Hyun melangkahkan kakinya menghampiri Soo Yin.     

"Soo Yin," panggil Kim Soo Hyun ketika jaraknya sudah dekat.     

Soo Yin lantas membuka matanya ketika sayup-sayup terdengar ada yang memanggil namanya. Begitu melihat siapa yang datang, Soo Yin langsung duduk dengan benar. Dengan gelagapan ia membetulkan bajunya.     

Kim Soo Hyun menghempaskan tubuhnya untuk duduk di samping Soo Yin. Setelah pekerjaannya yang cukup rumit selesai senang rasanya bisa melihat Soo Yin. Itu seperti mendapatkan energi baru.     

Soo Yin menggeser tubuhnya sedikit menjauh. Di kepalanya terngiang-ngiang larangan Dae Hyun yang tidak memperbolehkan pria manapun menyentuhnya. Termasuk adiknya sendiri, tanpa terkecuali. Sungguh membuatnya pusing.     

"Soo Yin, dimana ibu?" tanya Kim Soo Hyun sembari mengedarkan pandangannya tapi tak menemukan sosok wanita yang dicarinya.     

"Ibu sedang bersama Jean di sebelah sana," ujar Soo Yin seraya menunjuk arah dimana mereka.     

"Kalau begitu aku akan menyusul mereka," lanjutnya sambil bangkit berdiri.     

"Nanti saja, tetaplah di dini sebentar," ujar Kim Soo Hyun sembari meraih pergelangan tangan Soo Yin.     

Buru-buru Soo Yin menarik tangannya. Tak ingin kejadian kemarin terulang kembali. Bisa saja sekarang Dae Hyun berada di sana karena terkadang semuanya tidak terduga. Soo Yin merasa seperti ada mata-mata yang mengintainya.     

"Aku takut mereka mencariku," tukas Soo Yin untuk memberikan alasan. Berdua saja dengan Kim Soo Hyun membuatnya tidak nyaman karena takut jika pria itu akan menanyakan mengenai jawabannya.     

"Baiklah, kalau begitu aku ikut." Kim Soo Hyun lantas berdiri kemudian mengikuti langkah kaki Soo Yin yang sudah berjalan mendahuluinya.     

Ternyata Ny Park sedang menunggu Jean yang tengah mencoba baju di ruang ganti.     

"Ibu, apa sudah selesai?" tanya Soo Yin.     

"Sudah, sekarang tinggal kalian berdua yang memilih. Kim Soo Hyun pilihlah baju yang senada dengan gaun milik Soo Yin. Kalian harus terlihat seperti pasangan yang sempurna di acara pernikahan sepupumu nanti," ujar Ny Park.     

"Baiklah, Bu." Kim Soo Hyun beserta yang lain sudah sepakat jika pada pesta pernikahan sepupunya nanti akan memperkenalkan Soo Yin sebagai calon istrinya. Terlepas Soo Yin menerima cintanya atau tidak. Karena Ny Park meyakinkan jika Soo Yin pasti bersedia menerimanya.     

Jean yang masih berada di dalam ruang ganti hanya menghela nafas pelan. Berusaha menenangkan hatinya agar bersikap biasa saja. Karena Soo Yin sudah menceritakan semuanya kenapa sampai detik ini sikapnya pura-pura baik dengan Kim Soo Hyun. Sebenarnya ada rasa kasihan pada pria itu karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Namun Jean tidak akan mengatakan apapun.     

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Jean segera keluar dari ruang ganti.     

"Jean, lama kita tidak berjumpa," ujar Kim Soo Hyun. Senang bisa bertemu dengan Jean, sejak malam dimana mengatakan perasaannya pada Soo Yin dirinya belum mengucapkan terima kasih kepada Jean karena telah membantunya.     

Jean hanya membungkukkan tubuhnya seraya tersenyum tipis. Ia merendahkan pandangan karena tidak berani memandang wajah Kim Soo Hyun. Apalagi sampai beradu pandang, itu akan membuat dada Jean terasa nyeri.     

"Kim Soo Hyun, kenapa kau lama sekali?" gerutu Ny. Park.     

"Maaf Bu, ada pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu," sahut Kim Soo Hyun sembari menghela nafas pelan. Menyesal sudah terlambat datang ke tempat itu.     

"Ya sudah, mari kita mencari baju untuk kalian berdua," ujar Ny. Park.     

Jean hanya mengikuti kemanapun mereka melangkah dalam keadaan diam. Sejak kedatangan Kim Soo Hyun bibirnya terasa berat ketika hendak mengucapkan sesuatu. Mungkin karena terlalu gugup bisa bertemu lagi dengan pria itu. Sejak malam itu padahal Jean sudah bertekad tidak ingin bertemu kembali. Namun takdir berkata lain, merek dipertemukan kembali pada keadaan tidak terduga.     

Dari sekian banyak gaun di toko itu tapi belum juga ada yang cocok. Jean memilih duduk saja karena sudah lelah mengikuti mereka. Ia sebenarnya kasihan melihat wajah Soo Yin yang sudah pucat tapi tak banyak yang bisa dilakukannya.     

"Sepertinya ini cocok," ujar Ny Park setelah para pelayan toko mengeluarkan sepuluh set gaun dan baju pria dengan pakaian yang senada.     

Kini Ny Park tengah merentangkan long dress berwarna putih, sangat cantik dan anggun jika dipakai Soo Yin karena atasnya tertutup. Bagian bawahnya juga menutupi kaki jenjangnya. Sedangkan untuk baju pria juga memiliki warna senada yaitu putih tulang.     

Soo Yin terpaksa mematuhi ibu mertuanya untuk mencoba pakaian ke sekian kalinya. Kali ini Kim Soo Hyun juga ikut mencobanya. Ketika mereka berdiri sejajar Ny. Park sangat kagum karena mereka terlihat sangat serasi.     

"Lihatlah kalian terlihat sangat cocok," puji Ny. Park sembari berdecak kagum. wajahnya yang sudah terdapat guratan halus terlihat bahagia.     

Soo Yin rasanya ingin menangis ketika Ny. Park memintanya untuk menggandeng lengan Kim Soo Hyun. Itu seperti latihan pada acara pernikahan mereka. Untunglah Jean tidak bersama mereka. Soo Yin tidak bisa membayangkan jika Jean melihatnya.     

"Kalian luar biasa." Tak henti-hentinya Ny. Park berdecak kagum disertai tepuk tangan. Ia segera meminta mereka mengganti pakaian setelah mendapatkan yang benar-benar cocok.     

Soo Yin bisa bernafas lega, akhirnya selesai juga kegiatannya hati ini. Kini ia duduk di bangku bersama Jean. Sedangkan Ny. Park dan Kim Soo Hyun tengah melakukan pembayaran. Soo Yin menepuk jidatnya karena lupa jika belum mengirim pesan kepada suaminya. Padahal jika sudah di rumah sakit ia sudah berjanji untuk memberitahunya.     

Soo Yin segera merogoh ponselnya dari tas. Tidak ada pesan yang masuk karena sepertinya Dae Hyun masih sangat sibuk. Meski begitu Soo Yin tetap mengirimkan pesan.     

"Jean, aku sudah lelah," ujar Soo Yin seraya menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.     

"Semoga sebentar lagi kita bisa pulang," ujar Jean.     

Sebenarnya bisa saja jika mereka ingin kabur tapi mereka tidak ingin bersikap tidak sopan. Terlebih lagi Soo Yin yang ingin selalu bersikap baik kepada ibu mertuanya. Terlepas Ny. Park mengetahui statusnya atau tidak sebagai istri Dae Hyun. Baginya tetap harus menghormatinya.     

"Kalian pasti lapar, ayo kita makan siang terlebih dahulu," ajak Ny. Park sembari menghampiri Soo Yin dan Jean.      

Kim Soo Hyun sudah berada di belakang ibunya sambil menenteng beberapa paper bag yang berisi pakaian yang baru saja mereka beli.     

"Tidak usah, Bu. Sebaiknya kami pulang saja," tolak Soo Yin dengan sopan.     

"Kalian baru boleh pulang setelah makan siang," ujar Ny. Park dengan tegas.     

Tubuh Soo Yin langsung terasa lemas. Ia pikir ini sudah akan berakhir tapi nyatanya tidak semudah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.