Istri Simpanan

Bab 246 - Beruntung



Bab 246 - Beruntung

0Tangan Soo Yin yang tengah memegang knop pintu langsung bergetar melihat siapa dua wanita yang kini berada di depannya. Seketika keringat dingin langsung keluar dari dahinya dengan hati yang terus berdebar-debar.     
0

Dua wanita di depannya juga tak kalah terkejutnya karena melihat Soo Yin dan Jean masih berdiri tegak dan baik-baik saja. Padahal berharap jika mereka itu sudah babak belur seperti yang direncanakan Han. Li Sa menyesal karena tidak mengurus semuanya sendiri.     

Soo Yin berusaha untuk tetap tenang dan tidak merasa takut. Meyakinkan dirinya jika Aeri adalah saingannya saat ini.      

"Nona Aeri?" gumamnya sambil berusaha untuk bersikap biasa saja.     

"Hei, untuk apa kau datang ke rumah sakit ini? Bukankah ini dokter kandungan?" ujar Aeri sembari menaikkan sebelah bibirnya ke atas sehingga membentuk sebuah senyuman mengejek. Entah kenapa jika melihat Soo Yin dirinya langsung terbawa emosi.     

"Aku … aku …." Sungguh Soo Yin tidak menyangka jika mereka akan bertemu di rumah sakit ini. Untunglah tadi mengajak Jean bukan suaminya. Tak dapat dibayangkan jika mereka ketahuan.     

"Soo Yin, kau ini memang sangat aneh. Untuk apa aku ke dokter kandungan? Apa kau berniat untuk aborsi karena ada pria hidung belang yang menghamilimu?" cibir Li Sa sembari memicingkan matanya. Lama tidak bertemu Soo Yin seperti menemukan mainan baru.     

"Tutup mulutmu, Li Sa!" bentak Jean yang tidak suka jika seolah-olah menganggap Soo Yin gadis tidak baik. Jean juga mengenalnya karena mereka dulu satu sekolah. Jean bahkan kerap bertengkar dengan Li Sa karena membela Soo Yin.     

"Jean, kau tidak usah sok membelanya. Kau bahkan juga sama, kerjaannya hanya mencoba mencari pria kaya," sindir Li Sa dengan seulas senyum mengejek. Teringat kembali bagaimana mereka tanpa sengaja bertemu di bioskop. Yang sungguh menyebalkan saat itu karena Jean nonton bersama Kim Soo Hyun.     

"Li Sa, benarkah?" ujar Aeri yang pura-pura terperangah padahal sudah tahu.     

"Kakak, dia itu gadis yang berusaha merayu Kim Soo Hyun. Tolong ingatkan adik ipar Kakak untuk berhati-hati," ujar Li Sa kepada Aeri yang berdiri di sampingnya.     

"Li Sa, jaga ucapanmu!" sergah Soo Yin. Mulai sekarang sepertinya dia harus menjadi gadis yang berani agar tidak terus dihina oleh saudaranya sendiri.     

"Ada apa ini ribut-ribut?" Dokter Mi Young baru dari kamar mandi. Ia langsung keluar ruangannya ketika mendengar sedikit keributan. Mi Young termangu ketika melihat Aeri di sana.     

Dunia seperti berhenti berputar, kebetulan macam apa ini? Mi Young seperti bermimpi melihat dua wanita yang tidak lain adalah istri mantan kekasihnya di saat waktu yang bersamaan.     

"Aeri?" gumam Mi Young dengan dahi berkerut. Dia memandang Soo Yin dan Aeri secara bergantian. Untuk mengetahui apakah mereka berdua kenal satu sama lain atau tidak. Wajah Aeri sebagai mantan model papan atas tak begitu asing di matanya. Sehingga ia langsung mengenalinya. Berbeda dengan Aeri yang tidak tahu jika Mi Young adalah mantan kekasih suaminya.     

"Dokter, katakan padaku kenapa mereka berdua datang kemari?" ujar Aeri  karena merasa sangat penasaran dua gadis yang belum menikah datang ke dokter kandungan.     

"Mereka … mereka …." Bibir Mi Young terasa berat untuk berkata.     

Soo Yin memandang Mi Young dengan tatapan penuh harap agar tidak mengatakan apapun tentangnya kepada Aeri.     

Ny Park baru saja dari toilet langsung ke ruangan yang sudah ditunjukkan sebelumnya. Matanya terbelalak saat melihat dokter cantik yang dikenalnya.     

"Mi Young, bagaimana kabarmu sekarang?" ujar Ny Park dengan wajah berseri yang sudah berdiri di belakang Aeri. Tentu saja wanita paruh baya itu mengenali wajah mantan kekasih putranya karena dulu Mi Young sering datang ke rumah. Ny Park dulu sangat menyayangkan kenapa mereka tidak berjodoh. Namun sekarang sudah menerima semuanya.     

"Aku baik-baik saja, Bibi. Lama tidak berjumpa," ujar Mi Young seraya tersenyum. Meski merasa canggung tapi Mi Young cukup bahagia karena Ny Park masih mengenal dan mau menyapanya.     

"Tidak kusangka setelah sekian lama kita bisa berjumpa kembali. Kau sekarang sudah sukses menjadi seorang dokter," puji Ny Park dengan tulus. Tak ada dendam sama sekali di hatinya kepada Mi Young. Meski saat itu Dae Hyun sangat terpukul ketika mendapat kabar jika Mi Young akan segera menikah.     

"Terima kasih, Bibi," sahut Mi Young.     

"Pasti kau sekarang sudah hidup bahagia bersama suami dan anak-anakmu," ujar Ny Park.     

Mi Young tersenyum getir mendengarnya. Terlalu bahagia hingga membuat hidupnya semakin terasa hampa. Jika saja pernikahannya baik-baik saja Mi Young tidak akan pernah tinggal menetap di Seoul lagi. Wanita itu segera mengenyahkan pikiran tentang kehidupannya sekarang.     

"Ibu kenal dengan dokter ini?" tanya Aeri dengan dahi berkerut.     

"Tentu saja, dulu Dae Hyun dan Mi Young berteman dekat," ujar Ny Park yang tak ingin mengungkit hubungan di antara mereka.     

Aeri hanya menganggukkan kepalanya tanpa ingin tahu lebih lanjut tentang mereka karena baginya semua itu tidaklah penting.     

"Soo Yin, kau ada di sini juga. Lama sekali kau tidak berkunjung ke rumah kami." Terlalu antusias bertemu dengan Mi Young membuat Ny Park hampir lupa keberadaan Soo Yin di sana. Padahal dia adalah menantu masa depan untuk putra bungsunya.     

"Ah, iya," sahut Soo Yin sembari tersenyum tipis. Sungguh tak disangka jika akan bertemu ibu mertuanya di saat seperti itu.     

"Untuk apa kau datang kemari?" tanya Ny Park penasaran.     

"Aku … aku …." Soo Yin tidak tahu harus menjawab apa. Yang dilakukannya saat ini hanyalah memandang Dokter Mi Young dengan penuh harap agar jangan sampai mengatakan semuanya.     

"Kebetulan tadi Soo Yin dan temannya hanya mampir kesini," ujar dokter Mi Young. Dari kejadian hari ini ia baru mengetahui jika Soo Yin sebagai istri tidak diketahui oleh keluarga Dae Hyun.     

Ada tatapan iba dokter Mi Young untuk Soo Yin. Sangat menyayangkan gadis muda dan polos sepertinya harus terlibat dalam kehidupan asmara yang cukup rumit.     

"Ya ampun, ternyata kalian saling kenal ya," ujar Ny Park seraya tersenyum lebar.     

"Bibi, aku hampir lupa tidak mempersilahkan kalian masuk. Ayo, silahkan masuk," ujar Mi Young sembari menggeser tubuhnya dari pintu agar mereka bisa masuk ke dalam.     

"Aku kemari ingin memeriksakan kondisi menantuku. Aeri, masuklah ke dalam bersama Li Sa, ibu akan menunggu di luar bersama Soo Yin," ujar Ny Park. Wanita itu selalu ingin dekat jika bertemu Soo Yin.     

"Kalau begitu mari silahkan masuk," ujar Mi Young lantas masuk lebih dulu ke dalam ruangannya.     

"Tunggu, Bu," sergah Aeri.     

"Soo Yin, bukankah seharusnya kau bekerja? Kenapa kalian berdua justru bersantai dan tidak berada di hotel?" ujar Aeri sembari memicingkan mata memandang Jean dan Soo Yin secara bergantian.     

"Maaf, hari ini kami mengambil cuti," sahut Jean lebih dulu. Melihat Soo Yin tampaknya tidak bisa menjawab pertanyaan itu.     

"Benar," timpal Soo Yin singkat.     

"Dasar …." Aeri menghentikan umpatannya karena menyadari ada ibu mertua di sana.     

Li Sa juga lebih bersikap diam karena takut jika terlalu banyak berbicara usahanya untuk mendekati Kim Soo Hyun melalui ibunya akan sia-sia.     

"Ya sudah, Bu. Aku masuk ke dalam terlebih dahulu," pamit Aeri kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam.     

Menunggu Aeri yang tengah diperiksa, Ny. Park mengajak Soo Yin untuk duduk di bangku yang tidak jauh dari tempat mereka berada. Awalnya Soo Yin ingin langsung pulang tapi Ny Park bersikeras memaksa sehingga membuat Soo Yin tidak enak hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.