Istri Simpanan

Bab 241 - Mencarinya



Bab 241 - Mencarinya

0Soo Yin merasa gelisah hingga tanpa sadar terus menggigit bibir bawahnya. Bayangan-bayangan buruk merasuk dalam benak sehingga semakin mencemaskan keadaan suaminya saat ini. Padahal kalau dipikir suaminya itu sudah dewasa sehingga tidak mungkin berbuat sesuatu yang bodoh. Namun entah kenapa Soo merasa cemas.     
0

"Asisten Chang, kenapa dia tidak mau mengangkat panggilanku?" ujar Soo Yin tidak tenang dan hampir menangis. Ia berusaha untuk melakukan panggilan kepada Dae Hyun tapi sayangnya sejak tadi tidak diangkat.     

Chang Yuan menghela nafas pelan.     

"Percayalah, tuan tidak akan kenapa-kenapa. Dia sudah cukup dewasa untuk tidak melakukan hal-hal yang buruk," sahut Chang Yuan dengan pandangan fokus menatap jalanan malam yang samar-samar terlihat di bawah cahaya rembulan.     

"Tapi aku sangat khawatir," ujar Soo Yin dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi di antara mereka. Tadi itu sungguh seperti kepergok selingkuh.      

Chang Yuan hanya bisa memijat pelipisnya menghadapi kedua suami istri yang terkadang sifatnya kekanakan. Mereka selalu saja bergantian jika marah, Chang Yuan tidak habis pikir kenapa bosnya jadi kekanakan seperti itu. Bukankah bisa membicarakan masalah itu secara baik-baik. Tidak seperti ini, kabur entah dimana keberadaannya. Chang Yuan terus merutuk dalam hati karena mana mungkin menggerutu di depan Soo Yin.     

"Asisten Chang, tolong kau lacak keberadaannya," rengak Soo sembari memegang pergelangan tangan Chang Yuan. Setidaknya Soo Yin akan merasa lega setelah menemukan posisinya saat ini.     

Chang Yuan terpaksa menuruti permintaan Soo Yin. Diambilnya ponsel yang berada di atas dashboard kemudian mulai mengotak-atik untuk melacak keberadaan melalui ponselnys. Seharusnya berhasil karena ponsel Daen Hyun diaktifkan. Tak lama kemudian Chang Yuan sudah berhasil melacaknya.     

"Bagaimana?" tanya Soo Yin yang sudah tidak sabar.     

"Jika melihat dari sinj. Tuan Dae Hyun  berada di berada di pinggir sungai Cheonggyecheon," sahut Chang Yuan.     

"Apa?" pekik Soo Yin ketika sesuatu terlintas di dalam benaknya.     

"Jangan-jangan suamiku ingin bunuh diri," ujar Soo Yin dengan histeris.     

"Nona, tuan tidak mungkin melakukan hal seperti itu," sanggah Chang Yuan dengan sangat yakin. Ia menggelengkan kepalanya terlalu menanggapi pemikiran Soo Yin yang berlebihan membuatnya pusing.     

"Asisten Chang, tolong bawa aku menemuinya dengan lebih cepat. Jangan sampai semuanya terlambat," ujar Soo Yin dengan keringat dingin yang mulai membasahi dahinya padahal malam ini cuaca sangat dingin. Mungkin karena resah sehingga membuatnya seperti itu.     

Chang Yuan segera melajukan mobilnya ke arah dimana keberadaan Dae Hyun saat ini yaitu sebelah utara sungai Cheonggyecheon. Seharusnya tidak lama lagi mereka sampai jika Dae Hyun tidak keburu pergi.     

Soo Yin duduk dengan perasaan gelisah tak menentu sambil memandang ke sana ke mari. Berharap bisa menemukan suaminya. Ia selalu menggeser tubuhnya kesana dan kemari membuat Chang Yuan tidak fokus.     

"Nona, tuan itu sudah dewasa. Dia tidak mungkin berbuat sesuatu yang tidak masuk akal," ujar Chang Yuan mengulangi perkataannya. Tingkah Soo Yin yang berlebihan membuatnya tidak nyaman.      

Bagaimana bisa seorang wanita muda mencemaskan suaminya yang berumur jauh lebih tua melakukan hal yang buruk. Chang Yuan terkadang merasa jika mereka pasangan yang aneh.      

"Asisten Chang, seseorang yang cemburu itu bisa berbuat di luar akal sehatnya," bela Soo Yin. Memang diakuinya jika Dae Hyun itu sudah dewasa tapi tetap saja dia mencemaskannya.     

Tidak lama kemudian, Chang Yuan mengentikan mobilnya di pinggir jalan. Seharusnya Dae Hyun berada di dekat situ karena signal ponselnya menandakan dia berada di sana.     

Soo Yin mengikuti langkah Chang Yuan berjalan ke tepi sungai. Hingga samar-samar mereka dapat melihat sebuah mobil Maybach silver yang berada tepat di tepi sungai. Soo Yin segera berlari setelah mengenali jika itu adalah mobil suaminya.     

Ia mengintip dari jendela untuk melihat keberadaan Dae Hyun tapi sayangnya mobil itu kosong. Tidak ada siapa-siapa di dalam.  Soo Yin terus menggedor kaca dan memeriksa beberapa kali tapi tetap saja tidak ada.     

"Asisten Chang, bagaimana ini? Suamiku tidak ada," ujar Soo Yin dengan mata berkaca-kaca. Sebentar lagi air itu pasti akan terjatuh dari pelupuk matanya.     

Chang Yuan berusaha membuka pintu mobil namun tidak berhasil karena sepertinya terkunci dari dalam. Ia mencoba menghubungi ponsel bosnya. Ternyata ponsel itu berada di dalam mobil. Pantas saja sejak tadi Soo Yin menghubunginya tapi tidak diangkat.     

"Dae Hyun!" seru Soo Yin sembari berjalan menyusuri tepi sungai.     

"Sayang, kau dimana?" teriak Soo Yin dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.n     

"Asisten Chang, bagaimana jika Dae Hyun terjun ke sana?" ujar Soo Yin sembari menunjuk dasar sungai yang tampak tenang tapi dalam.     

"Nona, tenanglah," ujar Chang Yuan sembari menopang tubuh Soo Yin yang hampir saja terhuyung ke tanah.     

"Bagaimana aku bisa tenang jika saat ini aku tidak mengetahui keberadaannya?" seru Soo Yin dengan perasaan yang campur aduk saat ini. Ia sangat takut jika Dae Hyun benar-benar terjun ke sungai.     

"Nona, sebaiknya anda kembali ke mobil. Biarkan aku saja yang mencarinya," bujuk Chang Yuan. Ia justru khawatir jika Soo Yin yang berbuat sesuatu tidak masuk akal. Chang Yuan masih mempercayai bosnya jika tidak mungkin melakukan itu.     

"Jika kau ingin pergi maka pergilah! Biarkan aku sendiri yang mencarinya," ucap Soo Yin sembari bersungut-sungut dan berdiri kembali seperti semula.     

"Nona, aku mohon sebaiknya anda ke mobil saja. Di sini terlalu berbahaya," ujar Chang Yuan tanpa mengenal lelah membujuk istri kesayangan bosnya.     

"Aku tidak akan kemana-mana sebelum suamiku ditemukan," tolak Soo Yin. Dia tidak akan pernah merasa tenang sebelum Dae Hyun ditemukan.     

Chang Yuan memijat pelipisnya sembari berpikir bagaimana caranya membujuk istri bosnya agar mau menunggu. Dalam kondisi tanpa penerangan seperti ini sangat berbahaya jika berada di pinggir sungai. Salah melangkah sedikit saja pasti akan tergelincir. Chang Yuan tidak ingin mengambil resiko yang terlalu besar.     

"Jika Nona tidak ingin pergi, setidaknya tetaplah duduk di sini." Chang Yuan menunjuk rerumputan pendek agar Soo Yin mau duduk di sana.     

"Baiklah," ujar Soo Yin lirih sembari mendudukkan tubuhnya di sana.     

Chang Yuan terlebih dahulu menghubungi anak buahnya agar datang ke tempat itu. Barulah ia mulai menyusuri tepi sungai kembali. Namun entah kenapa Chang Yuan merasa jika bosnya baik-baik saja. Meskipun tidak tahu dimana keberadaannya saat ini.     

Sudah hampir setengah jam Chang Yuan bolak balik menyusuri pinggiran sungai tapi tetap saja tidak menemukan bosnya.     

"Nona, ini sudah malam sebaiknya kita pulang saja," ajak Chang Yuan.     

Dengan cepat Soo Yin segera menggelengkan kepalanya. Biarpun Chang Yuan akan pergi ia bertekad akan tetap berada di tempat itu.     

°     

°     

Dae Hyun baru saja ke bengkel mobil untuk mencari bantuan guna membuka mobilnya. Ponselnya tertinggal di dalam karena Dae Hyun lupa membawanya saat keluar.     

Tadi ia begitu emosi sehingga lupa mengambil kunci mobilnya. Mungkin karena mobilnya mengalami masalah sehingga bisa terkunci dari dalam. Ia berjalan lima belas menit barulah menemukan sebuah bengkel.     

Setelah selesai dengan urusannya Dae Hyun lantas kembali ke tempat tadi. Pandangannya langsung tertuju pada seorang wanita yang tengah memeluk kedua lututnya. Dari belakang seperti tidak asing untuk dikenali.     

Dae Hyun melangkahkan kakinya mendekati wanita itu yang terdengar terisak-isak.     

"Soo Yin," panggilnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.