Istri Simpanan

Bab 240 - Kehilangan akal sehat



Bab 240 - Kehilangan akal sehat

0Dae Hyun memilih meninggalkan ruangannya dari pada melakukan hal yang tidak diinginkan. Begitu sampai di basement ia langsung mengemudikan mobilnya dengan laju. Dadanya naik turun tidak menentu. Melihat pria lain menyentuh Soo Yin membuat Dae Hyun kehilangan akal. Terlebih lagi adiknya yang sudah berani menyentuhnya.     
0

Ingin rasanya tadi ia melayangkan tinjunya jika tidak mengingat itu adalah adiknya sendiri. Dae Hyun terus melajukan mobilnya hingga meliuk-liuk seperti orang yang sedang balapan. Ia selalu menyalip pengendara lain yang tadinya berada di depannya. Sekarang semua tertinggal di belakang.     

Dae Hyun seperti tidak peduli dengan keselamatannya. Ternyata benar jika cinta dapat mengubah kesadaran seseorang yang sedang jatuh cinta. Bisa positif ataupun negatif seperti seperti Dae Hyun saat ini yang tak mampu mengendalikan emosinya.     

Sungguh tindakannya kali ini membuat pengendara lain merasa tidak nyaman. Akibat kelakuannya bahkan ada yang sampai hampir bertabrakan. Mereka terus membunyikan klakson agar Dae Hyun menghentikan aksinya.     

Untunglah saat ini sudah malam sehingga jarang polisi yang masih berjaga. Dae Hyun terus melajukan mobilnya tanpa arah. Tidak jelas saat ini hendak kemana karena pikirannya begitu kacau tidak menentu. Bahkan berulang kali ia memukul kemudinya sebagai perantara untuk melampiaskan semua amarahnya.     

Dae Hyun baru menghentikan mobilnya ketika menabrak pembatas jalan karena menghindar dari pengemudi lain yang hampir bertabrakan dengannya. Mobilnya hampir saja terjatuh ke dalam sungai Cheonggyecheon jika saja Dae Hyun tidak berhasil menghentikannya.     

Dae Hyun menundukkan kepalanya di atas kemudi untuk mengatur nafasnya yang menderu. Ternyata masih diberi keberuntungan untuk tetap hidup. Pria itu lantas turun dari mobilnya sembari melihat pantulan cahaya warna warni di air. Mengingat pertama kalinya ia membawa Soo Yin untuk datang ke tempat yang tidak jauh dari tempat ini.     

Dulu ia merasa jika sikapnya tidak seposesif sekarang. Padahal waktu itu Soo Yin belum terlalu mencintainya. Itu hanyalah awal-awal bagaimana Dae Hyun mulai membuat Soo Yin jatuh cinta kepadanya. Seharusnya ia tidak perlu cemburu karena Soo Yin sudah sangat mencintainya. Namun Dae Hyun tidak bisa membuang perasaan itu begitu saja karena sulit.     

Dae Hyun perlu menenangkan diri untuk sementara waktu agar tidak gegabah. Lagi pula yang meminta Soo Yin untuk berbuat baik kepada Kim Soo Hyun adalah dirinya.     

Dia mendudukkan bokongnya di atas rerumputan, duduk menghadap ke arah sungai yang mengalir dengan tenang.     

================================     

Soo Yin begitu bingung kali ini antara tetap berada di tempatnya atau mengejar Dae Hyun yang tampak sangat marah. Soo Yin merutuki dirinya sendiri, seharusnya tadi dengan kuat menarik tangannya sehingga Dae Hyun tidak akan melihat hal itu.     

"Soo Yin, Ayo kita ke rumah sakit," ajak Kim Soo Hyun sembari memegang pergelangan tangan Soo Yin. Mengamati darah segar yang keluar dari jari telunjuknya. Refleks Kim Soo Hyun segera memasukkan jari Soo Yin ke dalam mulutnya. Menyesap darah segar yang rasanya sedikit asin tapi bagi Kim Soo Hyun itu terasa sangat manis.     

Soo Yin segera menarik tangannya dengan kuat agar terlepas hingga membuatnya terjengkang karena saat itu dalam posisi berjongkok dengan lutut sebagai tumpuannya.     

Melihat Soo Yin yang hampir terjengkang membuat Kim Soo Hyun mengulurkan tangannya untuk menariknya hingga tubuh Soo Yin tertarik dan jatuh ke dalam pangkuannya. Kini posisi Kim Soo Hyun terduduk di lantai karena tadi tidak siap.     

'Ya Tuhan, aku seperti bermimpi bisa sedekat ini,' ~ batin Kim Soo Hyun sembari mengamati wajah cantik Soo Yin dengan begitu dekat. Membuat jantungnya berpacu lebih cepat dan ingin meloncat keluar. Ia berharap semoga saja Soo Yin tidak bisa mendengarnya.     

"Maaf," ujar Soo Yin sembari bangkit berdiri.      

"Soo Yin, ayo kita ke rumah sakit. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada jarimu," ujar Kim Soo Hyun yang tampak panik.     

"Tuan, aku tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil," tolak Soo Yin. Ia berpikir jika Kim Soo Hyun sudah kehilangan akal sehingga luka yang hanya seujung kuku harus dibawa ke rumah sakit. Bisa-bisa semua penghuni rumah sakit menertawakannya.     

"Ini bisa berbahaya jika sampai infeksi," ujar Kim Soo Hyun.     

Soo Yin memutar bola matanya kemudian menghela nafas panjang. Ternyata adiknya lebih parah dari pada kakaknya. Ingin saat ini ia mengejar Dae Hyun tapii Kim Soo Hyun pasti tidak memperbolehkannya. Dia pernah melarangnya jika jangan dekat-dekat dengan seorang pria yang sudah beristri.     

"Tenanglah, ini hanya membutuhkan obat sedikit saja," ujar Soo Yin. Ia kemudian berjalan ke arah lemari dimana terdapat kotak obat di sana. Setelah mengeluarkannya Soo Yin mencari plester untuk menutupi lukanya yang tidak seberapa.     

Kim Soo Hyun segera menyuruh pekerja untuk membersihkan serpihan-serpihan kaca serta makanan yang berceceran di lantai.      

Terlebih dahulu Soo Yin ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Sekarang yang harus dilakukannya adalah kabur dari Kim Soo Hyun. Sepertinya Kim Soo Hyun tidak akan membiarkannya pulang sendirian. Cukup lama Soo Yin berada di dalam kamar mandi. Berjalan mondar-mandir sambil menggigit ujung kukunya. Masih mencari cara agar bisa pergi tanpa Kim Soo Hyun karena saat ini ia juga harus mencari keberadaan suaminya yang entah dimana.     

"Soo Yin, kau lama sekali. Apa terjadi sesuatu kepadamu?" seru Kim Soo Hyun dari luar disertai dengan ketukan pintu. Membuat Soo Yin tersadar jika sudah cukup lama berada di dalam kamar mandi.     

"Aku baik-baik saja," ujar Soo Yin yang dibarengi dengan membuka pintu.     

Kim Soo Hyun bisa bernafas lega, ia pikir tadi terjadi sesuatu kepada pujaan hatinya.      

Soo Yin segera bergegas ke mejanya untuk mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Di saat bersamaan ternyata Kim Soo Hyun meminta izin untuk menjawab telepon. Tentu saja dengan senang hati Soo Yin mengizinkannya.     

Kim Soo Hyun tampak sibuk sedang menjawab panggilan telepon. Sehingga digunakan Soo Yin untuk menghubungi Chang Yuan agar membantunya kabur dari Kim Soo Hyun.     

"Sebaiknya kuantar kau pulang karena ini sudah malam," ujar Kim Soo Hyun setelah menyelesaikan panggilannya.     

"Aku sebaiknya pulang sendiri saja," tolak Soo Yin sembari mengukir senyuman tipis di bibirnya.     

"Tidak baik pulang sendiri malam-malam. Mulai sekarang biarkan aku yang mengantarkanmu," ujar Kim Soo Hyun yang tetap bersikeras.     

Benar dugaan Soo Yin jika tidak mudah itu untuk terlepas dari adik iparnya. Beruntunglah tidak lama kemudian Chang Yuan muncul. Wajah Soo Yin langsung berseri seperti telah mendapatkan dewa penolong.     

"Tuan, anda memiliki berkas yang harus diperiksa sekarang," ujar Chang Yuan sambil berpikir keras mencari cara.     

"Benarkah? Sepertinya aku sudah memeriksa semuanya," ujar Kim Soo Hyun sembari mengingat-ingat.     

"Silahkan anda cek, Tuan. Itu sangat dibutuhkan untuk besok pagi," ujar Chang Yuan.     

"Soo Yin, aku ke ruanganku terlebih dahulu. Tetaplah disini, aku janji tidak akan lama." Ia segera melangkahkan kaki keluar dengan terburu-buru.     

Soo Yin tidak mengiyakan ataupun menolak. Mana mungkin untuk tetap tinggal sedangkan dia ingin segera kabur.     

"Asisten Chang, ayo bantu aku untuk menemukan Dae Hyun," ajak Soo Yin setelah Kim Soo Hyun tidak terlihat lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.