Istri Simpanan

Bab 239 - Kepergok



Bab 239 - Kepergok

0The Silla Seoul Hotel,     
0

Seharian ini Soo Yin hanya mengerjakan hal-hal kecil saja. Dae Hyun bahkan tidak memperbolehkannya untuk bolak balik ke luar dari ruangan. Saat tiba di hotel semua karyawan sudah mulai bekerja sehingga ketika melewati koridor mereka tidak bertemu dengan siapapun.     

Soo Yin sudah meminta Jean untuk bekerja kembali ke hotel tapi Jean mengatakan jika dirinya belum ingin untuk sekarang ini. Soo Yin bisa mengerti karena Jean masih terpukul dengan kehilangan ibunya. Meski saat bersamanya terkadang bisa tertawa lepas tapi Soo Yin bisa merasakan kesedihan yang mendalam pada diri Jean.     

Mata Soo Yin kini sudah terasa berat. Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi Dae Hyun belum juga menyelesaikan rapatnya. Mereka sedang mencari manajer keuangan yang baru guna menggantikan posisi Han.     

Tok … tok …     

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.     

"Masuk!" seru Soo Yin serak sambil menguap. Ia kemudian merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.     

Tidak biasanya Kim Soo Hyun masuk ke ruang saudaranya mengetuk pintu terlebih dahulu. Biasanya ia akan langsung nyelonong masuk tanpa permisi. Mungkin karena pria itu tahu jika ada pujaan hatinya di dalam.     

Dengan langkah pelan, Kim Soo Hyun masuk seraya merapikan baju dan rambutnya. Berusaha meredam jantungnya agar tidak berdebar-debar. Ini pertama kalinya Kim Soo Hyun gugup berhadapan dengan seorang wanita.     

Soo Yin juga salah tingkah ketika melihat Kim Soo Hyun yang tengah berjalan menghampirinya. Ia takut jika Kim Soo Hyun akan menanyakan jawaban atas segala perasaan yang dia ungkapkan waktu itu. Seharusnya belum karena ini baru saja beberapa hari.     

"Soo Yin, apa kau sibuk?" tanya Kim Soo Hyun dengan sedikit gugup. Mengingat bagaimana ia hampir saja bercumbu malam itu membuat Kim Soo Hyun mengamatinya bibir Soo Yin yang tampak begitu manis. Sangat disayangkan jika malam itu ternyata hanya sebuah bunga tidur.     

"Ah, ti … tidak, Tuan," sahut Soo Yin yang langsung membetulkan pakaiannya yang agak berantakan. Tiba-tiba hatinya terhenyak, tak enak hati rasanya Soo Yin sudah memberikan harapan palsu kepada pria itu.     

Kim Soo Hyunn menarik kursi yang ada di depan meja Soo Yin  kemudian mendudukkan tubuhnya di sana. Selagi saudaranya tengah sibuk ia ingin membujuk pujaan hatinya. Beruntunglah para karyawan di hotel ini sudah tidak berani lagi membicarakannya sehingga Kim Soo Hyun bisa bernafas lega.     

Tak rela rasanya Soo Yin digosipkan menjadi wanita yang tidak baik.     

"Soo Yin, apa kau sudah makan malam?" tanya Kim Soo Hyun untuk menetralisir rasa gugupnya berhadapan dengan gadis yang sangat dicintainya.      

"Sudah, Tuan," sahut Soo Yin berbohong. Padahal rencananya setelah Dae Hyun rapat selesai barulah akan pulang. Suaminya sudah berjanji akan menyiapkan makan malam untuk mereka tapi nyatanya hingga sekarang pria itu bahkan belum selesai dari rapatnya.     

"Bisakah kau mulai sekarang memanggilku dengan nama saja?" pinta Kim Soo Hyun untuk yang ke sekian kalinya mengatakan hal ini tapi Soo Yin masih saja tidak menanggapi ucapannya.     

"Aku merasa tidak sopan jika memanggil anda dengan nama," sahut Soo Yin sembari tersenyum tipis.     

"Tidak usah begitu. Aku tidak ingin jika kelak kita sudah men …." Kim Soo Hyun segera menutup mulutnya karena takut salah bicara. Soo Yin bahkan belum mengatakan apapun mengenai hubungan mereka.     

Dalam hati Soo Yin terus berdoa agar Dae Hyun segera kembali ke ruangannya. Ia sangat takut jika Kim Soo Hyun menanyakan hal itu padahal dirinya belum siap. Setidaknya ia butuh persiapan keberanian untuk menolaknya secara halus.     

"Soo Yin, apa minggu depan kau ada acara?" tanya Kim Soo Hyun untuk mengalihkan pembicaraan yang membuatnya tidak merasa nyaman.     

Deg …     

Jantung Soo Yin terasa berhenti berdetak.     

'Apa dia akan memintaku menjawab pertanyaannya minggu depan?' ~ batinnya..     

"Jika tidak ada acara, maukah kau menemaniku pergi ke acara pesta pernikahan sepupuku?" tanya Kim Soo Hyun karena Soo Yin tak kunjung menjawab pertanyaannya.     

"Aku … aku …." Soo Yin menggigit bibir bawahnya. Hendak menolak permintaannya namun terasa berat. Untuk menerimanya pun Soo Yin takut akan marah jika Dae Hyun mengetahuinya.      

"Kau tidak perlu mempersiapkan apapun untuk penampilanmu. Biarkan aku yang mengurus semuanya," ujar Kim Soo Hyun.     

"Hah?" Soo Yin tidak tahu harus mengucapkan apa kali ini.     

"Soo Yin, Aku mohon agar kau mau datang bersamaku," ujar Kim Soo Hyun yang langsung meraih tangan Soo Yin yang berada di atas meja.     

Soo Yin yang hendak menarik tangannya merasa sudah terlambat. Genggaman Kim Soo Hyun terlalu erat sehingga membuatnya tidak bisa berkutik meski sudah berusaha untuk menariknya.     

Tiba-tiba saja Kim Soo Hyun mengangkat tangan Soo Yin sedikit ke atas kemudian mengecupnya dengan pelan hingga beberapa saat. Membiarkan bibirnya merasakan kelembutan kulit Soo Yin.     

Soo Yin membelalakkan matanya dengan lebar. Tidak percaya dengan apa yang dilakukan Kim Soo Hyun.     

Di saat yang bersamaan pintu terbuka dengan lebar. Dae Hyun kembali ke ruangannya sambil membawa sesuatu di tangan. Hingga nampan itu langsung lolos begitu saja ke lantai setelah melihat Kim Soo Hyun mencium tangan Soo Yin.      

Prang ….     

Suara pecahan piring sontak membuat Kim Soo Hyun menoleh ke arah sumber suara. Memandang Dae Hyun yang memasang wajah gelap.     

Soo Yin segera menarik pergelangan tangannya. Ia merasa seperti sudah kepergok selingkuh oleh suaminya. Pasti setelah ini suaminya akan sangat marah. Soo Yin kemudian segera berdiri menghampiri suaminya yang masih diam mematung.     

Tampaknya suaminya baru saja menyiapkan makan malam untuk mereka. Sangat disayangkan semuanya sudah terjatuh. Soo Yin segera berjongkok untuk mengambil serpihan piring yang berserakan di lantai satu per satu.     

Sedangkan Dae Hyun tetap berdiri sambil mengepalkan tinjunya memandang ke arah Kim Soo Hyun dengan sorot mata tajam. Namun berusaha meredam emosinya agar tidak terjadi sesuatu. Hampir saja berjalan kemudian melayangkan tinjunya ke wajah saudaranya itu.     

"Arghhh!" pekik Soo Yin ketika ada serpihan kaca yang runcing yang menusuknya.     

Kim Soo Hyun yang sudah berdiri lantas ikut berjongkok kemudian memeriksa jari Soo Yin yang sudah mengeluarkan darah.     

"Sekarang biarkan aku panggilkan ambulan," ujar Kim Soo Hyun yang merasa cemas.     

Sedangkan Dae Hyun memilih membalikkan tubuhnya. Membanting pintunya dengan sangat kuat hingga membuat Kim Soo Hyun terlonjak kaget sampai-sampai memegang dadanya. Ia segera meninggalkan ruangannya dengan rasa yang berkecamuk di hatinya.     

"Ada apa dengannya?" gumam Kim Soo Hyun melihat tingkah aneh dari saudaranya.     

Soo Yin hendak berlari menyusul Dae Hyun namun Kim Soo Hyun keburu memegang pergelangan tangannya. Tidak membiarkannya untuk pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.