Istri Simpanan

Bab 234 - Berkirim pesan



Bab 234 - Berkirim pesan

0  Meski enggan tapi Dae Hyun terpaksa pulang ke UN Village. Menurut Kim Soo Hyun malam ini kedua bibinya akan berkunjung untuk mengabarkan suatu kabar yang membahagiakan.     
0

  Dae Hyun meraih ponselnya untuk mengirimkan pesan agar Jean menemani tidur Soo Yin malam ini. Ia takut jika tidak kembali ke villa karena keluarganya pasti tak akan mengizinkan. Apalagi jika ada kedua bibinya di rumah, mereka pasti akan merasa curiga.     

  [Sayang, aku tidak bisa menemanimu tidur malam ini] Dae Hyun segera mengirimkan pesan itu kepada istri kecilnya.     

  [Aku mengerti, tetap jaga hatimu selalu untukku ya] balas Soo Yin dengan di tambah emoticon love.     

  Mereka terus berkirim beberapa pesan hingga Dae Hyun mengulum senyum ketika membacanya. Sampai-sampai tidak  sadar jika Kim Soo Hyun sudah berada tepat di depan meja kerjanya.     

  Kim Soo Hyun diam saja sambil mengamati saudaranya yang tampak sangat asyik dengan ponselnya. Sungguh sangat aneh melihat Dae Hyun yang tersenyum bahkan sesekali terkekeh entah apa yang ditertawakannya.     

  Membaca pesan demi pesan dari Soo Yin membuat Dae Hyun lupa untuk segera pulang  ke UN Village. Padahal ini sudah pukul delapan malam. Terlalu asyik dia terus menunduk memandangi layar ponsel yang terus menerus berdering setiap satu menit sekali.      

  Kim Soo Hyun tak pernah melihat saudaranya terkekeh dan gembira seperti itu. Ia jadi curiga jika memang benar ada wanita lain yang singgah di hatinya. Dengan sangat pelan Kim Soo Hyun  berjalan mendekat hingga akhirnya sangat cepat berhasil meraih ponsel saudaranya.     

  Dae Hyun refleks mengulurkan tangan untuk mengambil ponselnya kembali namun sayang sekali karena Kim Soo Hyun sudah sedikit menjauh.     

  "Kim Soo Hyun, kembalikan ponselku!" seru Dae Hyun. Ekspresi wajah yang tadi terlihat begitu bahagia dan sumringah kini berubah menjadi dingin.     

  "Aku hanya penasaran Kakak berkirim pesan kepada siapa," ujar Kim Soo Hyun tanpa peduli Dae Hyun yang menatap tajam ke arahnya.     

  Mendapati Kim Soo Hyun yang tidak mau mengembalikan ponselnya, Dae Hyun segera bangkit dari duduknya. Berjalan dengan langkah lebar menuju Kim Soo Hyun tapi sayangnya Kim Soo Hyun sudah berhasil melangkah menjauh.     

  Dae Hyun tidak ingin adiknya membaca pesan dari Soo Yin. Meskipun sudah mengubah namanya namun ia takut jika Kim Soo Hyun hafal dengan nomor ponsel Soo Yin.     

  Kim Soo Hyun terus berjalan menjauh sambil melihat layar monitor. Berusaha membuka kode yang ternyata layarnya sudah terkunci.     

  "Kakak, tolong kasih tau apa kodenya," ujar Kim Soo Hyun sembari menunjukkan layar ponsel dengan tampilan harus memasukkan kode jika ingin membuka kuncinya.     

  Dae Hyun akhirnya bisa bernafas lega karena ponselnya sudah terkunci. Ia nenghentikan upayanya untuk merebut ponsel itu dari Kim Soo Hyun. Selagi adiknya tidak mengetahui kodenya maka semuanya akan baik-baik saja. Ia memutar tubuhnya untuk kembali duduk di kursi kebesarannya.     

  Dengan rasa kesal Kim Soo Hyun menaruh ponsel itu di atas meja. Sangat disayangkan tidak mengetahui kodenya padahal ia merasa sangat penasaran.     

  "Kakak, sebenarnya kau kenapa tadi tertawa sendiri?" ujar Kim Soo Hyun sembari menyipitkan matanya.     

  "Memangnya kenapa jika aku tertawa? Aku sedang menang main game, wajar jika aku merasa senang," sahut Dae Hyun dengan wajah datar sembari mengulurkan tangan untuk meraih ponselnya yang berada di tepi meja.     

  "Sejak kapan kau suka main game? Bukankah sejak kecil kau tidak menyukainya?" ujar Kim Soo Hyun dengan tatapan penuh intimidasi.     

  "Siapa yang bilang aku tidak menyukainya? Kau saja yang tidak tahu," ujar Dae Hyun sembari mendengus kesal.     

  "Baiklah, terserah kau saja." Kim Soo Hyun menyerah berdebat dengan saudaranya karena ia tidak akan pernah menang.     

  Dae Hyun menghapus semua pesan singkat dengan Soo Yin kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.     

  "Kakak, ayo kita pulang bersama," ajak Kim Soo Hyun.     

  Dae Hyun menautkan kedua alisnya. Merasa sangat tumben sekali adiknya mengajaknya untuk pulang bersama.     

  "Bukankah kau bawa mobil sendiri?"      

  "Mobilku sedang berada di bengkel. Jika kau lelah menyetir maka biarkan aku yang menyetir," ujar Kim Soo Hyun dengan wajah berbinar.     

  "Baiklah," sahut Dae Hyun sembari bangkit dari duduknya. Tidak ada salahnya pulang bersama dengan saudaranya. Lagi pula mereka pulang menuju rumah yang sama.     

  Kim Soo Hyun terus mengekor saudaranya keluar dari ruangan. Kondisi kantor kini sudah lengang karena sebagian sudah pulang. Berbeda dengan hotel yang masih banyak pengunjung yang berkeliaran.     

  °     

  °     

  Kim Soo Hyun menepati janjinya untuk menyetir mobil. Hal ini digunakan Dae Hyun untuk berbalas pesan lagi dengan Soo Yin yang sempat tadi tertunda. Selalu ada saja yang mereka bicarakan walau hanya hal-hal kecil.     

  Dae Hyun merasa seperti sedang berpacaran dengan gadis muda. Soo Yin benar-benar membuat jiwa mudanya kembali membara. Tak salah jika dulu Soo Yin menganggapnya seperti om-om. Nyatanya jarak umur mereka memang terlampau cukup jauh.     

  Kim Soo Hyun yang tengah fokus menyetir teralihkan pandangannya dari jalanan. Kekehan berulang kali Dae Hyun membuatnya tidak tahan untuk tidak menoleh.     

  "Kakak, berhentilah tertawa! Kau membuatku tidak fokus saja," gerutu Kim Soo Hyun dengan rasa sangat kesal.     

  "Sudahlah, lihat saja ke depan. Tidak usah memperdulikanku," sahut Dae Hyun dengan datar.     

  "Ughh, menyebalkan," gerutu Kim Soo Hyun sembari melajukan mobilnya dengan lebih kencang agar saudaranya terganggu. Sehingga dia tidak akan terus melihat ponselnya terus menerus.     

  Tring … tring … tring ….     

  Ponsel Kim Soo Hyun yang berada di dashboard berdering dengan cukup keras karena sepertinya ada panggilan masuk.     

  Dae Hyun penasaran sehingga menegakkan kepalanya untuk melihat siapa yang menghubunginya. Alangkah terkejutnya hingga matanya hampir terjatuh saat melihat foto wanita yang terpampang jelas sebagai wallpaper.     

  Kim Soo Hyun segera meraih ponselnya sangat berharap jika bidadarinya lah yang menelepon. Namun sayang nomor itu tidak dikenal sehingga ia meletakkan kembali ponselnya. Hingga perlahan dering ponsel itu berhenti sendiri.     

  "Kim Soo Hyun, dari mana kau mendapatkan foto Soo Yin?" tanya Dae Hyun dengan dada yang mulai bergemuruh.     

  "Oh, ini … tentu saja aku mendapatkannya dari Soo Yin," sahut Kim Soo Hyun dengan rasa bangga.     

  "Aku tidak percaya jika Soo Yin memberikan fotonya kepadamu," cibir Dae Hyun sembari menaikkan sebelah bibirnya ke atas.     

  "Jika kau tidak percaya tanyakan saja kepadanya," ujar Kim Soo Hyun. Ia sangat yakin jika saudaranya tidak mungkin menanyakan hal itu kepada Soo Yin. Sehingga tidak akan ketahuan jika dirinya berbohong. Faktanya adalah dia mengambil foto itu dari foto Soo Yin yang terletak di atas meja kerjanya.     

  Dae Hyun langsung terdiam tanpa berbalas pesan lagi dengan Soo Yin. Ia butuh penjelasan untuk semua itu dari istri kecilnya. Jika benar apa yang dikatakan Kim Soo Hyun maka dirinya akan benar-benar sangat marah.     

  Akhirnya Kim Soo Hyun bisa mengemudikan mobil dengan tenang hingga sampai di UN Village. Meskipun ia merasa heran dengan perubahan ekspresi wajah saudaranya yang berubah 180 derajat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.