Istri Simpanan

Bab 221 - Pasrah



Bab 221 - Pasrah

0Setelah berusaha cukup keras akhirnya Soo Yin berhasil melepaskan pergelangan tangannya. Sepertinya mereka tengah lengah karena kedatangan Jean. Ia harus memikirkan cara untuk mengalihkan mereka agar tidak menyakiti Jean.     
0

Soo Yin menoleh ke belakang, beruntung di sana ada sebuah pintu. Dia tidak bisa meninggalkan sahabatnya sendirian berada di sana. Apalagi harus menyaksikan Jean tertembak.     

"Hei, kejar aku!" seru Soo Yin kemudian berlari melewati pintu di belakangnya. Meski kepalanya terasa sangat berat dan sempoyongan namun Soo Yin berusaha untuk mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk berlari.     

Ketiga pria yang sedang fokus menyiksa Jean langsung teralihkan.     

"Tugas kalian itu membunuhnya. Bukan mengurus gadis itu!" Dengan geram akhirnya pria berjubah mengeluarkan suaranya. Sangat marah karena anak buahnya justru mengurus gadis yang tidak penting sama sekali. Mereka bisa gagal mendapatkan uang jika tidak berhasil mengeksekusi Soo Yin. Dia memang  pimpinan penjahat yang ditugaskan untuk membunuh Soo Yin.      

Ketiga anak buahnya sontak segera mengejar Soo Yin.     

Soo Yin memegangi perutnya yang terasa nyeri. Dengan langkah tertatih, kakinya terus berlari agar bisa menjauh dari para penjahat itu. Berharap semoga tidak terjadi sesuatu pada Jean. Jika memang hanya sebatas ini hidupnya, Soo Yin hanya berharap bisa menyelamatkan sahabatnya. Biarlah semua impiannya terkubur.     

Pria berambut gondrong sudah lelah sejak tadi main kejar-kejaran. Dengan kekuatan yang dimilikinya, ia segera menerjang tubuh Soo Yin dari belakang membuat Soo Yin tersungkur ke tanah.     

Dengan cepat kedua pria itu mencekal pergelangan tangan Soo Yin kemudian menarik tubuhnya agar berdiri.     

Bug …     

Sebuah tendangan mendarat tepat di perut Soo Yin hingga ia merasakan sesuatu yang sangat berdenyut. Terlalu sakit membuat suaranya tak mampu untuk berteriak. Ia hanya meringis dengan air mata yang keluar dari sudut matanya. Perutnya bergejolak sangat luar biasa.     

Berulang kali mereka memukul tubuh kecil Soo Yin secara bergantian dengan pria berjubah yang bertugas merekam videonya. Itu adalah sebagai bukti jika mereka sudah melakukan pekerjaannya dengan benar. Setelah mereka berhasil membunuh Soo Yin maka mereka akan bersembunyi di luar negeri.     

Meski tubuh Jean terasa remuk namun ia sepertinya memiliki sedikit kekuatan untuk mencari keberadaan Soo Yin. Dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada sahabatnya itu. Tidak jauh dirinya mendengar teriakan suara seorang wanita meski hanya sayup-sayup yang terdengar.     

Jean segera menyeret kakinya ke area yang terbuka. Matanya terbelalak melihat kondisi Soo Yin saat ini dengan kondisi yang sudah tidak memiliki tenaga lagi. Kepalanya sudah terkulai pasrah, jika tidak ada dua pria yang memegang tangannya pasti saat ini sudah terjatuh ke tanah. Para penjahat itu terus memukul tubuh Soo Yin secara membabi buta.     

Para penjahat itu melepaskan tubuh Soo Yin setelah kondisinya tidak mungkin untuk kabur.     

Pria berjubah segera mengeluarkan pistol kemudian menodongkannya tepat di kepala Soo Yin.     

Soo Yin hanya pasrah saat ini.     

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga anak kita dan dirimu lagi," lirih Soo Yin di sela rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya.     

Ia juga memandang ke arah Jean sesaat sambil tersenyum. Soo Yin menyadari jika pria itu sudah bersiap-siap menarik pelatuknya.     

Dorrr … dorrr … dorrr ….     

Sebuah suara tembakan menggema di udara. Soo Yin memejamkan matanya bersiap-siap mungkin jika dirinya sekarang akan meninggalkan Dae Hyun untuk selamanya.     

Namun Soo Yin tidak merasakan ada peluru yang melesat ke tubuhnya. Perlahan ia mengangkat kepalanya. Seorang pria tersungkur ke lantai tepat di depan matanya.     

"Beraninya kalian!" teriak Chang Yuan yang baru saja datang bersama dengan anak buahnya.     

Mereka saling menembak dan baku hantam. Chang Yuan membawa mereka agak menjauh dari tempat itu karena takut jika Soo Yin kenapa-kenapa. Ia harus mengalihkan mereka baru mengurus Soo Yin.     

Jean menyeret kakinya mendekati Soo Yin dengan derai air mata yang terus membasahi pipinya.     

Dengan pandangan kabur Soo Yin tersenyum melihat Jean yang terseok-seok berjalan ke arahnya. Tubuh Soo Yin kini tidak merasakan apapun. Semua rasa sakit bercampur menjadi satu saat ini.     

"Jean, maaafkan aku," ujar Soo Yin lirih dengan mata yang kuyu. Wajahnya penuh lebam. Tangannya terulur hendak memeluk tubuh Jean. Namun tubuhnya terlalu lemah untuk bangun.     

"Soo Yin, maafkan aku. Seharusnya aku tidak membawamu kesini," ujar Jean sembari membantu Soo Yin untuk duduk. Ia terus menangis melihat kondisi sahabatnya saat ini.     

"Jean, maafkan aku. Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan tuan Kim Soo Hyun," ucap Soo Yin dengan bibir bergetar.     

"Aku tidak marah kepadamu, aku hanya ingin menyendiri saja," ujar Jean. Tangisnya seketika langsung pecah sambil memeluk tubuh Soo Yin dengan sangat erat.     

"Sebenarnya aku … aku …. arghhhh!" Soo Yin menjerit merasakan perutnya. Tangannya terlepas dari tubuh Jean kamudian ia memegangi perutnya.     

Perut Soo Yin terasa bergejolak, rasa sakit itu seketika memenuhi syaraf-syaraf tubuhnya.     

"Soo Yin, kau kenapa?" Jean sangat panik. Matanya terbelalak ketika melihat ada noda darah di celana Soo Yin.     

"Jean, jika aku tidak bisa membuka mataku kembali, katakan kepada suamiku jika aku sangat mencintainya," ucap Soo Yin dengan kesadaran yang perlahan mulai menghilang serta pandangannya yang sudah kabur. Hingga semuanya tampak gelap, tak ada apapun yang terlihat di matanya.     

"Soo Yin, bangun!" teriak Jean sambil mengguncang tubuh Soo Yin yang sudah terkulai lemas di pangkuannya.     

Chang Yuan baru saja menyelesaikan urusannya dengan para penjahat itu dan kini mereka sudah berhasil menangkapnya. Untuk bosnya tadi langsung mati di tempat karena ia melesakkan pistol tepat di kepalanya.     

"Nona," ujarnya sambil berjongkok mencoba membangunkan Soo Yin namun ia tetap tidak membuka matanya.     

"Sekarang juga ayo kita pergi ke rumah sakit," ujar Chang Yuan kepada Jean kemudian segera membopong tubuh Soo Yin. Tampaknya sekarang sudah tak ada waktu lagi.     

Ceceran darah menetes dari celana Soo Yin sepanjang Chang Yuan berlari. Jean yang tidak bisa berjalan dengan cepat dibantu oleh anak buah Chang Yuan menuju ke dalam mobil.     

Chang Yuan membaringkan tubuh Soo Yin di kursi belakang. Dengan tergesa-gesa masuk ke belakang kemudi. Sedangkan Jean masih bergeming di tempatnya berdiri.     

"Jean, cepat masuk. Temani Nona di belakang," ujar Chang Yuan sambil menurunkan jendela kaca mobilnya.     

Pikiran Jean terasa kosong saat ini. Belum bisa mencerna semua yang terjadi. Kejadian yang baru saja terjadi seperti mau mimpi buruk dan ia ingin segera terbangun dari tidurnya. Namun suara Chang Yuan segera menyadarkannya sehingga langsung masuk ke dalam mobil untuk kemudian memangku kepalanya Soo Yin di kedua kakinya.     

Chang Yuan segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh mengingat kondisi Soo Yin yang cukup parah. Ia khawatir jika Soo Yin mengalami pendarahan. Meskipun tidak terlalu paham namun Chang Yuan bisa mengerti sedikit tentang semua itu. Kekhawatirannya bertambah karena baru menyadari jika tangannya sudah berlumuran darah.     

Mata Chang Yuan terus memandang ke depan untuk fokus menembus jalanan malam. Tangannya yang sebelah digunakan untuk memasang earphone di telinganya. Sekarang harus segera menghubungi Dae Hyun sebelum semuanya terlambat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.