Istri Simpanan

Bab 215 - Sudah menemukan kebahagiaan dengan wanita lain



Bab 215 - Sudah menemukan kebahagiaan dengan wanita lain

0"Maaf, ibu mengganggu kalian yang tengah berkumpul," ujar Ny. Park seraya melangkahkan kakinya masuk.     
0

"Ibu, kenapa repot-repot membawakan sarapan untukku? Aku bisa turun sendiri untuk mengambilnya," ujar Aeri pura-pura menolak. Padahal selama mengetahui dirinya hamil, ia bahkan jarang sekali menuruni tangga. Akan selalu menyuruh para pelayan untuk melayaninya.     

"Tidak apa-apa, tadi pelayan sedang sibuk di dapur sehingga kebetulan ibu ingin mengajak Dae Hyun dan Jo Yeon Ho sarapan. Sekalian saja ibu membawanya kemari," ujar Ny. Park sambil menaruh nampan di atas nakas.     

"Dae Hyun, maafkan ibu kemarin. Ibu tidak bermaksud menyakitimu," ujar Ny. Park sambil memandang putranya.     

Mendengar ibunya meminta maaf membuat Dae Hyun merasa sangat sedih. Tidak seharusnya wanita yang telah melahirkannya meminta maaf hanya karena sebuah kesalahan kecil.     

"Ibu sama sekali tidak bersalah." Dae Hyun merangkul Ny. Park. Selama hidup jarang sekali ibunya memarahinya karena sejak kecil Ny. Park selalu lembut dan penuh kasih sayang dalam merawat kedua putranya.     

"Ibu lain kali jangan marah kepada Dae Hyun. Dia bersikap seperti itu mungkin karena masih syok mengetahui jika diriku hamil secara tiba-tiba," bela Aeri. Berusaha untuk mengambil hati dan Nyonya Park dan Dae Hyun. Sangat berharap semoga usahanya berhasil.     

Untuk urusan Soo Yin sudah ada yang mengurusnya sehingga Aeri tidak perlu khawatir.     

"Ibu hanya memohon agar kau mengurungkan niat untuk …." Ny. Park menghentikan ucapannya. Menyadari ada keberadaan Jo Yeon Ho di antara mereka.     

"Aeri, setelah aku kembali dari pulau Nami, aku akan mengajakmu ke dokter untuk memeriksakan kandungan." Sebisa mungkin Dae Hyun berusaha agar wajahnya tampak bahagia namun tetap tidak bisa. Sangat berbeda jika berada di dekat Soo Yin yang selalu ingin membujuk dan memberikan perhatian kepadanya.     

"Kau akan pergi ke luar kota?" tanya Aeri.     

"Aku akan berada di sana tidak lama. Mungkin hanya sekitar dua hari. Sebenarnya hari ini juga aku akan mengajakmu ke dokter namun sayang sekali karena aku harus berangkat pagi ini juga," ujar Dae Hyun dengan ekspresi datar. Untuk tersenyum rasanya bibirnya terasa sangat berat.     

"Ya sudah, sebaiknya kau sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat," ajak Ny. Park.     

Dae Hyun menganggukan kepalanya menyetujui ajakan ibunya kemudian mengajak Jo Yeon Ho untuk turun.     

Aeri merasa sangat kesal karena ditinggal begitu saja. Dia pikir Dae Hyun sudah berubah tapi ternyata membiarkannya sendirian di kamar. Sebenarnya ingin ikut turun namun tiba-tiba Aeri memikirkan sesuatu.     

Jika Dae Hyun akan pergi luar kota maka pasti ia membutuhkan pakaian untuk dibawa karena pastilah Dae Hyun belum sempat menyiapkannya.     

Aeri segera turun dari ranjang kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang ganti yang di dalamnya terdapat lemari pakaian. Satu per satu Aeri sudah menurunkannya.     

Mengeluarkan satu koper besar untuk menaruh sepuluh set pakaian. Dengan melakukan semua itu pasti Ny. Park akan terharu dan semakin percaya kepadanya. Meski Aeri tidak yakin jika Dae Hyun akan tersentuh dengan apa yang dilakukannya. Tapi tidak salahnya untuk mencoba.     

Aeri menghentikan aktivitasnya untuk melipat pakaian Dae Hyun ke dalam koper. Agak merasa heran dengan perubahan sikap Dae Hyun yang tiba-tiba saja mengajaknya memeriksakan kandungannya.      

Tangan Aeri tiba-tiba saja gemetar memikirkan kemungkinan apa yang akan dilakukan oleh Dae Hyun. Tampaknya Dae Hyun tidak sebodoh waktu itu sehingga dengan mudahnya ditipu. Pantas saja jika hari ini berubah baik. Meski memang sikapnya masih acuh dan dingin.     

Buru-buru Aeri memasukkan semua barang yang akan dibawa Dae Hyun. Sebaiknya nanti saja dia memikirkan cara agar Dae Hyun mengurungkan niatnya untuk mengajaknya memeriksakan kandungan.     

Untunglah dia tidak bodoh sehingga dengan mudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh Dae Hyuni.     

===============================     

Di ruang makan hanya ada tiga orang karena Kim Soo Hyun sudah berangkat terlebih dahulu ke hotel. Semuanya diam, hanya ada bunyi dentingan sendok dan piring yang saling bersahutan. Ny. Park sebenarnya ingin mengatakan sesuatu namun Jo Yeon Ho masih berada di sana. Tidak pantas anak seusianya mendengarkan obrolan orang dewasa. Sehingga setelah selesai sarapan Ny. Park menyuruh Eun Hee untuk membawa pergi Jo Yeon Ho bermain keluar sebentar.     

"Dae Hyun, ibu harap kau mengurungkan niatmu untuk menceraikan Aeri. Apa kau tidak merasa kasihan dengannya yang tengah mengandung?" ucap Ny. Park dengan lembut tanpa emosi.     

Berbicara dengan Dae Hyun hanya butuh kata-kata yang memberikan pengertian saja. Jika menggunakan emosi Dae Hyun tidak akan mendengarkannya. Tangannya yang sudah sedikit berkerut menggenggam jemari Dae Hyun.     

Dae Hyun menoleh, memandang lekat ibunya.     

"Ibu, aku sudah lama menginginkan perpisahan ini. Sudah cukup rasanya bertahan dengan Aeri. Aku ingin menemukan kebahagiaanku bersama wanita lain, Bu."     

Ny. Park berusaha untuk tidak emosi mendengar pernyataan Dae Hyun yang sepertinya sudah memiliki wanita lain.     

"Ibu ingin tahu siapa wanita itu. Wanita yang sudah berhasil membuatmu berpaling dari Aeri."     

"Jika nanti aku sudah berpisah dengan Aeri, aku akan memperkenalkannya kepada kalian. Yang jelas dia adalah wanita sederhana. Satu lagi ibu jangan mengira jika dia yang menggodaku. Karena akulah yang menggodanya," ucap Dae Hyun dengan penuh penekanan pada kalimat terakhir.     

"Dae Hyun, Aeri itu sedang mengandung anakmu. Apa kata publik jika kau sampai menceraikannya?" ujar Ny. Park.     

"Bu, aku mohon kali ini tolong percayalah kepadaku. Aku akan mencari tahu semuanya," ujar Dae Hyun sembari menatap penuh harap.     

Inilah kata yang diucapkan oleh Dae Hyun ketika waktu itu kepergok bersama dengan Aeri di hotel tujuh tahun yang lalu. Tidak ada seorangpun yang percaya dengannya. Sehingga kini ada rasa bersalah yang dirasakan oleh Ny. Park karena hanya mempercayai ucapan Aeri dari pada putranya sendiri.     

"Baiklah, ibu akan mempercayaimu kali ini. Ibu tidak akan ikut campur masalah kalian lagi. Ini hidupmu, jadi tentukanlah sesuai yang kau harapkan. Semoga kau tidak salah melangkah dan bisa menemukan kebahagiaanmu," ujar Ny. Park sembari tersenyum hangat.     

Memang sejak dulu Ny. Park sudah menyadari jika tampaknya Dae Hyun tidak bahagia dengan pernikahannya. Dia selalu menghabiskan waktu untuk bekerja dari pada keluarganya.     

"Terima kasih, Bu." Dae Hyun merasa lega bisa meyakinkan ibunya.     

Dari tadi ternyata Aeri sedang menguping pembicaraan mereka. Tubuhnya seketika lemas karena Ny. Park tak mungkin bisa membelanya lagi. Ternyata benar dugaannya jika Dae Hyun ingin merencanakan sesuatu. Tangan Aeri mengepal dengan erat dan bibir terkatup rapat.     

"Ibu, sebaiknya aku berangkat sekarang," pamit Dae Hyun sambil bangkit berdiri.     

"Apa kau tidak membawa pakaianmu?" tanya Ny. Park.     

"Aku sudah menyiapkannya di mobil," ujar Dae Hyun.     

Mengetahui Dae Hyun yang akan pergi, Aeri segera bersembunyi di tempat yang tidak terlihat. Ia sangat kesal karena usahanya sia-sia. Percuma saja menyiapkan pakaiannya jika Dae Hyun bahkan sudah menyiapkannya terlebih dahulu. Aeri sangat yakin jika Soo Yin yang sudah membantu menyiapkannya.     

Sebenarnya Aeri ingin mengatakan kepada Ny. Park jika wanita yang dimaksud Dae Hyun adalah Soo Yin. Namun tak ada bukti apapun yang dia miliki. Yang ada Ny. Park juga akan membencinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.