Istri Simpanan

Bab 213 - Ide Li Sa



Bab 213 - Ide Li Sa

0Dengan sangat terpaksa Dae Hyun akhirnya pulang ke UN Village setelah Chang Yuan menghubunginya kembali. Ini bukan karena Aeri namun karena Jo Yeon Ho yang merengek mengatakan  ingin bertemu dengannya. Meski Dae Hyun tahu jika itu hanyalah akal-akalan Aeri namun mendengar Jo Yeon Ho yang merengek membuatnya tidak tega. Sudah lama juga rasanya tidak berinteraksi dengan putranya.     
0

Dae Hyun sengaja pulang di saat sudah agak larut malam ketika waktunya semua orang sudah waktunya untuk beristirahat. Dirinya lelah jika harus berdebat dan membuat keributan.     

Kim Soo Hyun juga baru saja pulang dari hotel padahal sejak siang ibunya sudah menghubunginya terus menerus. Dirinya malas diganggu hanya untuk masalah kakak iparnya yang memang suka sekali drama.     

Dia baru saja dari dapur ketika Dae Hyun masuk ke dalam rumah.     

"Kakak, dari mana sebenarnya? Aku mencarimu hingga keliling Seoul namun tak menemukanmu," gerutu Kim Soo Hyun sembari melipat tangannya di dada. Tubuhnya bersandar pada pagar pengaman tangga yang terbuat dari besi.     

"Benarkah kau mencariku? Bukankah kau tidur di hotel sepanjang hari?" ujar Dae Hyun sambil menaikkan sebelah alisnya. Dirinya mengetahui hal ini karena mengirimkan pesan kepada Soo Yin untuk datang ke hotel. Namun sayang sekali pesan itu baru terbaca sore tadi.     

"Itu … itu karena aku lelah sehingga aku istirahat terlebih dahulu," bantah Kim Soo Hyun.     

"Tunggu! dari mana Kakak mengetahui hal itu?" lanjut Kim Soo Hyun sembari menyipitkan matanya. Merasa curiga dengan saudaranya karena seingatnya tidak memberitahukan kepada siapapun kecuali kepada Soo Yin.     

"Dari pegawai hotel," sahut Dae Hyun dengan cepat.     

"Kau tidak perlu repot-repot mencariku karena aku akan pulang sendiri jika aku menginginkannya," sahut Dae Hyun dengan wajah datar. Kemudian menaiki tangga untuk pergi ke kamar putranya.     

"Dasar tidak tahu terima kasih. Kau bahkan sama sekali tidak peduli pada kakak ipar," cibir Kim Soo Hyun sembari mendengus kesal.     

Samar-samar Dae Hyun bisa mendengar apa yang diucapkan adiknya. Sehingga ia menghentikan langkahnya sebentar kemudian menoleh ke belakang.     

"Jika kau peduli padanya. Silahkan ambil saja," ucap Dae Hyun dengan santai tanpa takut jika Aeri mendengarnya.     

"Dasar menyebalkan!" umpat Kim Soo Hyun sembari menatap tajam ke arah Dae Hyun. Memangnya siapa juga yang mau dengan bekasnya.     

Dae Hyun terus melangkahkan kakinya menaiki tangga tanpa mendengarkan adiknya yang terus menggerutu tidak jelas. Ada rasa ingin marah setiap bertemu pandang dengannya setelah malam dimana mengetahui jika adiknya melamar istrinya. Namun sesuai janji yang dibuat dengan Soo Yin, dia hanya bisa menahan kekesalannya. Lagipula untuk apa marah jika Soo Yin hanya mencintainya.     

Ketika melewati kamarnya bersama Aeri, Dae Hyun tidak meliriknya ataupun berniat masuk ke sana. Bukannya terlalu tega dengannya tapi hanya saja tidak ingin terperangkap ke dalam jebakannya lagi.     

Ceklek …     

Dae Hyun memutar knop pintu kamar Jo Yeon Ho yang berada tidak jauh dari kamarnya. Kamar itu gelap, padahal Jo Yeon Ho tidak pernah tidur dalam keadaan gelap karena dia tidak akan bisa tidur. Diraihnya saklar sambil meraba-raba dinding.     

Seperti dugaannya, bahwa ruangan itu kosong tidak berpenghuni. Dae Hyun duduk di sisi ranjang sambil memijat pelipisnya. Pasti saat ini Jo Yeon Ho sedang bersama dengan ibunya. Ternyata wanita itu sangat pintar, menggunakan Jo Yeon Ho untuk membuatnya pulang.     

Mata yang sudah mengantuk membuat Dae Hyun memilih membaringkan tubuhnya di ranjang Jo Yeon Ho. Padahal harapannya tadi bisa tidur bersama putranya dan membacakan dongeng yang sudah lama tidak dilakukannya.     

Aeri memang sengaja mengajak Jo Yeon Ho tidur bersamanya malam ini karena tahu bahwa Dae Hyun akan pulang. Namun setelah menunggu sampai larut, Dae Hyun bahkan sama sekali tidak muncul.     

"Sial!" gerutu Aeri sambil melirik Jo Yeon Ho yang sudah terlelap. Seharusnya tadi tidak mengajak Jo Yeon Ho ke kamarnya sehingga bisa bebas. Tangannya mencengkram seprai dengan sangat erat. Ingin rasanya melampiaskan semua amarahnya kepada putranya.      

Derrttt … derrrtttt … derrrtt …     

Ponsel Aeri yang terletak di sampingnya tiba-tiba saja bergetar. Bersiap memaki Han jika dia yang menghubunginya malam-malam seperti ini. Karena sudah mengingatkan untuk jangan menghubunginya sementara waktu.     

"Kakak, kau sudah tertidur?" Terdengar suara wanita dari seberang telepon padahal Aeri tadi sudah bersiap-siap memakinya.     

"Ada apa?" tanya Aeri singkat. Setelah memahami suaranya ternyata itu adalah suara Li Sa.     

"Kakak, bisakah kita bertemu besok?"      

"Aku tidak bisa kemana-mana saat ini. Jika ada hal penting katakan saja," ujar Aeri sambil memutar bola matanya. Jika dia menelepon pasti ingin meminta bantuan.     

"Kakak, tolong bantu aku menyingkirkan Jean," rengek Li Sa.     

"Memangnya kenapa?"     

Aeri melangkahkan kakinya keluar menuju balkon karena takut Jo Yeon Ho terbangun dari tidurnya jika mendengar obrolan mereka.     

"Aku tadi bertemu dengan Kim Soo Hyun di jalan. Dia mengatakan … dia …." Bukannya menyelesaikan kalimatnya, Li Sa justru menangis tersedu-sedu.     

Aeri memijat kepalanya sembari mendengus. Seenaknya dia mencurahkan hatinya padahal ia sendiri sedang memiliki masalah yang sangat besar.     

"Katakan apa yang terjadi?" Aeri sudah mulai tidak sabar. Jangan sampai Li Sa juga membuatnya semakin marah karena malam-malam seperti ini menghubunginya.     

"Dia mengatakan jika sudah memiliki calon istri. Aku yakin jika dia adalah gadis miskin itu. Aku mendapatkan foto mereka bersama di Sky Rose Garden. Kakak, tolong bantu aku cara menyingkirkannya," ujar Li Sa.     

Aeri mendesah panjang, justru saat ini dirinya bahkan belum bisa menyingkirkan Soo Yin dari Dae Hyun. Haruskah mengurus hidup Li Sa juga?     

"Li Sa, maaf aku tidak bisa membantumu kali ini karena aku juga sedang ada masalah. Sepupumu itu sudah berani merayu suamiku, aku bahkan ingin menyingkirkannya juga namun belum bisa. Aku juga tidak menemukan keberadaannya," ujar Aeri.     

"Jadi, Soo Yin sungguh merayu suami Kakak?" ujar Li Sa dengan suara yang cukup keras sehingga membuat Aeri menjauhkan sedikit ponselnya dari telinganya.     

"Begitulah, sekarang hubungan kami jadi renggang karena gadis itu. Seharusnya aku tidak membiarkannya sejak awal mendekati suamiku. Apa kau tahu alamat rumahnya? Aku sudah berusaha mencari namun tidak menemukannya," ujar Aeri. Apa salahnya menceritakan semuanya kepada Li Sa, barangkali bisa membantunya karena yang Aeri tahu jika Li Sa sangat membenci Soo Yin.     

"Aku juga tidak tahu keberadaannya. Namun sepertinya kita bisa bekerja sama untuk menyingkirkan mereka," ujar Li Sa.     

"Bagaimana caranya?"     

Li Sa mulai menceritakan bagaimana idenya. Aeri terus menganggukkan kepalanya sambil berjalan kesana kemari mendengarkan Li Sa berbicara. Ternyata ide Li Sa bisa dipertimbangkan. Untuk selanjutnya tinggal melaksanakan rencananya saja.     

Mereka terus mengobrol tanpa sadar hingga dini hari. Aeri sangat beruntung kenal dengan Li Sa karena lumayan bisa juga untuk diandalkan.     

================================     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.