Istri Simpanan

Bab 211 - Melakukannya pelan-pelan 21+



Bab 211 - Melakukannya pelan-pelan 21+

0Villa Pyeongchang-dong.     
0

Pagi-pagi Soo Yin mengajak Dae Hyun untuk jalan-jalan mengelilingi kompleks villa. Mereka melakukan jalan pagi sebentar karena berolahraga ringan juga penting untuk seorang wanita yang tengah hamil. Hanya beberapa meter saja karena Soo Yin memilih duduk di taman. Dalam perjalanan pulang bahkan Dae Hyun menggendongnya sampai kembali ke villa.     

Setelah selesai beraktivitas sedikit, membuat tubuh Soo Yin gerah. Untuk menunggu suaminya menyiapkan makan siang, Soo Yin memutuskan untuk berendam air yang dipenuh dengan bunga mawar.      

Aromanya sangat wangi hingga mampu merilekskan tubuh. Soo Yin memejamkan mata sehingga tidak tahu jika kini Dae Hyun sudah berdiri di depannya. Pintu kamar mandi yang tidak terkunci memudahkan Dae Hyun untuk masuk. Tadinya Dae Hyun hanya berniat untuk mengajaknya makan saja. Namun kenyataan kadang tidak sesuai dengan rencana awal.     

Dae Hyun masih berdiri sambil memandang tubuh Soo Yin yang tanpa sehelai benang pun. Meski sebagian tubuhnya tertutup bunga tetap saja Dae Hyun masih dapat melihatnya. Membuat sesuatu yang ada pada tubuhnya terbangun.     

Dae Hyun mulai melepaskan satu persatu kancing bajunya. Melemparkannya ke sembarang arah beserta celananya. Hasratnya sudah tak dapat di tahannya lagi sekarang.     

Soo Yin melebarkan mata ketka merasakan ada seseorang yang masuk ke dalam bak mandi. Terlebih lagi melihat Dae Hyun yang sudah tidak mengenakan pakaiannya.     

"Sayang, apa yang kau lakukan?" tanya Soo Yin tanpa sadar menggeser tubuhnya untuk memberi ruang agar Dae Hyun bisa duduk di sampingnya.     

Dae Hyun mengulum senyum melihat respon Soo Yin yang menggeser duduknya. Dengan cekatan Dae Hyun memilih duduk di belakang istri kecilnya.     

"Sayang, kau terlihat begitu menggoda," bisik Dae Hyun sensual di telinga Soo Yin di selingi dengan menggigit kecil daun telinganya.     

"Geli," erang Soo Yin dengan suara yang tertahan. Seketika ada gelayar di sekujur tubuhnya yang membuat perutnya terasa geli tak tertahankan.     

"Benarkah?" Dengan sengaja Dae Hyun menggigit kecil ujung daun telinga Soo Yin.     

Kini tubuh Soo Yin terasa memanas karena bibir nakal Dae Hyun terus bergerilya di tulang selangka. Dapat juga merasakan jika Dae Hyun menyesap lehernya yang meninggalkan tanda merah. Jika seperti ini sudah dipastikan besok tidak akan bisa keluar rumah.      

Sebisa mungkin Soo Yin menahan hasratnya namun Dae Hyun terlalu pandai membuatnya seperti melayang-layang hingga langit ke tujuh. Hingga Soo Yin tanpa sadar mengeluarkan desahan dengan suara seraknya. Membuat Dae Hyun semakin bersemangat karena ia bahkan merasakan hal yang sama terlebih dahulu.     

"Sayang, aku menginginkanmu sekarang," bisik Dae Hyun kembali di telinga Soo Yin hingga semakin menimbulkan efek desiran yang tidak tertahankan.     

Di bawah kesadaran yang tinggal separuh, Soo Yin berusaha mengembalikan kesadarannya karena ini adalah siang hari. Tidak mungkin mereka melakukan di tengah siang bolong seperti ini.     

"Ini sudah siang, bukankah kita akan makan siang," sahut Soo Yin dengan suara seraknya. Berusaha menggeser sedikit tubuhnya maju ke depan agar bisa berdiri.     

"Memangnya kenapa jika kita melakukannya siang-siang?" Dae Hyun sudah melingkarkan tangannya di pinggang Soo Yin sebelum bisa menjauh darinya.     

"Bukankah Dokter Mi Young mengatakan tidak boleh melakukannya terlalu sering," ucap Soo Yin dengan nafas yang menderu karena tangan Dae Hyun bahkan sudah mulai nakal bergerilya ke dua buah benda sensitifnya.     

"Kita sudah lama tidak melakukannya." Dae Hyun membalikkan tubuh Soo Yin menghadapnya. Memandangnya dengan tatapan berkabut.     

Melihat suaminya yang sudah tampak berkabut, Soo Yin menjadi tidak tega. Sebenarnya sehari yang lalu Soo Yin mengalami sedikit flek kembali sehingga menghubungi dokter Mi Young untuk berkonsultasi apa yang harus dilakukannya sekarang. Dokter Mi Young hanya menyarankan tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat termasuk berhubungan intim. Namun jika melihat suami saat ini, membuatnya tidak tega. Semoga tidak terjadi apapun setelah waktu itu.     

"Baiklah, tapi berjanjilah kau harus pelan-pelan melakukannya. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada calon anak kita," sahut Soo Yin sembari menghela nafas pelan.     

"Aku berjanji akan melakukannya dengan pelan dan tidak akan menyakiti anak kita," ucap Dae Hyun kemudian mengecup kening Soo Yin beberapa saat.     

"Aku tidak ingin melakukannya di sini," bisik Soo Yin.     

"Baiklah," ujar Dae Hyun sembari tersenyum dengan penuh arti.     

Dae Hyun terlebih dahulu turun kemudian mengambil handuk untuk mereka berdua. Dengan gaya ala bridge style, Dae Hyun membopong tubuh Soo Yin keluar dari kamar dengan bibir mereka yang saling memangut seakan tak ingin berhenti walaupun sebentar saja.      

Soo Yin mengalungkan tangannya di leher Dae Hyun agar memudahkan bibir mereka tetap saling menyatu.     

Ketika merebahkan tubuh Soo Yin di atas ranjang barulah Dae Hyun melepaskan ciumannya. Dalam sekali tarik, handuk yang menutupi tubuh Soo Yin langsung terlepas. Refleks Soo Yin langsung menutup tubuhnya dengan kedua tangan. Meski Dae Hyun sudah sering melihatnya dalam kondisi seperti ini namun Soo Yin tetap masih merasa malu. Terlebih saat ini keadaan kamar yang terang terpapar sinar matahari yang masuk.     

Dae Hyun mengukir senyuman penuh arti kepada sang istri yang ternyata masih saja malu-malu. Dengan cepat Dae Hyun sudah mengungkung Soo Yin di bawah tubuhnya. Menelusuri wajah cantiknya dengan jemarinya. Sedangkan Soo Yin memilih memandang ke arah lain karena darahnya kini mulai mendesir. Lambat laun justru memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya karena Dae Hyun mulai bermain-main dengan area sensitifnya lagi.     

"Jangan mengigit bibirmu nanti terluka," ujar Dae Hyun dengan suara serak.     

"Kau membuatku tidak bisa menahannya," ucap Soo Yin sambil mencebikkan bibirnya.     

"Kalau begitu keluarkan apa yang kau rasakan." Dae Hyun kembali melumat bibir Soo Yin yang tengah terbuka sehingga lidahnya bisa menelusup masuk menjelajahi setiap sudut mulut sang istri.     

Soo Yin menjambak rambut Dae Hyun dengan sangat kuat untuk melampiaskan hasrat yang sudah di ubun-ubun.     

"Bolehkah aku melakukannya sekarang?" pinta Dae Hyun sekali lagi untuk memastikan jika istri kecilnya sudah siap, meski sudah mengetahui dengan reaksi tubuhnya.     

Soo Yin akhirnya menganggukan kepalanya dengan tatapan mata yang sayu serta nafas yang memburu.     

Setelah mendapatkan kesepakatan, Dae Hyun melakukannya dengan sangat pelan agar tidak terlalu mengguncang perut sang istri. Meski tidak terlalu puas namun ada seorang bayi yang harus mereka jaga saat ini.     

Suara desahan dan lenguhan terdengar saling bersahutan di dalam kamar yang kedap suara sehingga meski ada orang berada di luar pintu tidak akan bisa mendengarkan mereka.      

Walaupun baru beberapa hari tidak melakukannya namun bagi Dae Hyun itu sudah sangat lama. Saat ini rasanya ingin ke pulau Jeju kembali seperti waktu itu dimana tidak ada yang mengganggu mereka.     

Dae Hyun akhirnya ambruk di samping Soo Yin dengan peluh keringat membasahi tubuhnya.     

=========================     

Saya mengucapkan terima kasih kepada Readers semua yang sudah memberikan power stone, gift, komentar, serta reviewnya...     

Dukungan kalian sangat berarti bagi saya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.