Istri Simpanan

Bab 210 - Wanita murahan



Bab 210 - Wanita murahan

0Pagi ini seharusnya menjadi waktu istirahatnya agar lebih lama namun sangat disayangkan, kakak iparnya membuat ulah. Mau tidak mau Kim Soo Hyun mengemudikan mobilnya ke sana kemari untuk mencari keberadaan saudaranya.      
0

Pantas saja jika Dae Hyun menyerah dengan rumah tangganya bersama Aeri, ia mengira karena kakaknya sudah tidak tahan dengan Aeri yang terlalu dramatis.     

Masih memakai piyama semalam, Kim Soo Hyun memasuki hotel setelah ke berbagai tempat kemungkinan saudaranya berada. Jangankan berganti pakaian, mencuci mukanya saja bahkan belum sempat.     

Rambut yang acak-acakan dan rasa kantuk masih menempel di mata, Kim Soo Hyun melangkahkan kakinya melewati lorong menuju ke ruangan saudaranya. Para pekerja wanita tampak begitu terpesona oleh ketampanannya yang sangat natural. Membuat mereka tidak berhenti memandang Kim Soo Hyun. Ini pertama kalinya melihat bos mereka tidak berpakaian resmi.     

Dengan wajah kusut Kim Soo Hyun tidak peduli, dengan santai ia langsung menuju ke ruangan saudaranya.     

Ketika membuka pintu, ternyata ruangannya kosong.     

Tidak ada siapapun di dalam ruangan itu. Bahkan Kim Soo Hyun sudah memeriksa setiap sudut ruangannya namun tetap tidak ada.     

"Sebenarnya kemana dia?" gerutu Kim Soo Hyun dengan rasa kesal. Jika saja dia menginap di rumah pastilah tidak perlu repot-repot mencarinya. Sekarang tidak tahu lagi kemana akan mencari.     

Tercetus ide untuknya, Kim Soo Hyun segera menghubungi Chang Yuan untuk meminta bantuannya. Setelah berhasil Kim Soo Hyun memutuskan untuk ke ruangannya saja.     

Di sana juga terdapat kamar untuknya karena jika lembur seringkali digunakan untuk menginap. Dengan meregangkan otot-otot tubuhnya sambil berdiri, Kim Soo Hyun kemudian menjatuhkan dirinya di ranjang. Ia masih ingin bermimpi bersama Soo Yin Seperti tadi malam.     

Betapa bahagianya jika semua itu benar-benar terjadi. Sayang sekali ibunya membangunkan di saat yang paling mendebarkan.     

Kim Soo Hyun juga yakin jika kakak iparnya tidak akan melakukan hal bodoh itu. Dahulu memang sering kali melakukan ancaman seperti itu, tapi nyatanya sampai sekarang masih hidup.     

===============================     

UN Village,     

Ny. Park sangat cemas jika sampai Aeri berbuat nekad sehingga ia meminta Sun Book untuk datang agar bisa menenangkan Aeri.     

Aeri sejak lagi buta tadi terus berteriak menangis sambil berusaha mengiris urat nadinya menggunakan kaca. Dia sangat terpukul karena Dae Hyun tidak mengakui anak yang dikandungnya. Tentu saja ini semua hanyalah sebuah drama. Tidak mungkin Aeri sebodoh itu ingin bunuh diri. Ini digunakannya hanya untuk membuat Dae Hyun tunduk kepadanya.     

Aeri sudah merasa lelah melakukan aktingnya namun Dae Hyun bahkan belum muncul juga.      

"Ibu, sepertinya benar jika Dae Hyun memiliki wanita lain," ujar Aeri dengan air mata yang sudah hampir mengering. Dipeluknya Ny. Park dengan begitu erat.     

"Tidak mungkin Dae Hyun seperti itu." Sebagai seorang ibu, Ny. Park hanya bisa mencoba menenangkan menantunya. Jangan sampai ia melakukan sesuatu hal yang sangat bodoh.     

Aeri mendengar dari Han semalam jika Dae Hyun secara terang-terangan mencium Soo Yin di depan matanya. Sehingga membuatnya cukup syok. Ia juga sudah menyuruh anak buahnya mencari keberadaan Soo Yin di kontrakannya namun tidak ada. Meski tidak yakin dengan perkataan Han namun Aeri sangat takut karena posisinya dalam genting. Jangan sampai Soo Yin benar-benar menggantikan posisinya.     

Apalagi jika Dae Hyun mengetahui jika anak itu bukan anaknya, sudah pasti Dae Hyun pasti akan menendangnya dari rumah ini.     

"Aeri, tenanglah. Sekarang tenangkan dirimu, jika kau terus seperti ini juga akan membahayakan kandunganmu," timpal Sun Book. Raut wajahnya menyiratkan kekesalan pada putrinya. Andai tidak ada Ny. Park, sudah sejak tadi ingin sekali memarahinya. Menurutnya Aeri sekarang tampak begitu bodoh.     

"Ny. Park biarkan aku menemani Aeri, sebaiknya kau istirahat saja karena kau pasti lelah," bujuk Sun Book agar wanita paruh baya itu ke luar dari kamar putrinya. Lagi pula ia juga melihat air mata Aeri yang sudah mengering. Akting menangisnya pasti tidak akan lama lagi.     

"Tidak apa-apa," sahut Ny. Park.      

Lelah rasanya Sun Book sejak tadi berusaha mengusir Ny. Park secara halus namun tak berhasil juga. Sudah ribuan cara dilakukan hingga saat ini sang sudah hampir tengah hari.     

"Besan, sebaiknya kau menemui Yeon Ho karena pasti dia sangat sedih karena tidak diizinkan masuk untuk menemui ibunya," sahut Sun Book sambil melirik Aeri yang terisak namun air matanya tak bisa keluar lagi.     

"Benar, kalau begitu aku titip menantuku Sun Book," ujar Ny. Park sambil melepaskan tubuh Aeri. Sejak tadi tidak memikirkan bagaimana perasaan Jo Yeon Ho yang tidak diizinkan masuk. Takut jika Jo Yeon Ho akan menjadi sasaran pelampiasan oleh kemarahan Aeri. Karena sejak pagi Aeri sudah melemparkan barang-barangnya ke lantai.     

"Tentu saja," ujar Sun Book dengan tersenyum tipis.     

Akhirnya ibu dan anak bisa bernafas dengan lega setelah Ny. Park keluar dari ruangan.     

"Aeri, kenapa kau begitu bodoh seperti ini?" cibir Sun Book.     

"Meraung-raung tidak jelas bahkan hendak bunuh diri segala. Hutang budimu kepada ibu itu masih sangat banyak. Ibu tidak ingin kau terlebih dahulu mati sebelum membahagiakanku," gerutu Sun Book seraya melirik Aeri dengan sinis.     

"Ibu, memangnya siapa juga yang hendak bunuh diri. Aku hanya melakukannya di depan ibu mertuaku saja," sahut Aeri sembari mendesah pelan.     

"Baguslah, kupikir kau benar-benar akan melakukannya," ujar Sun Book seraya menaikkan bibir sebelahnya ke atas.     

"Ibu, namun aku saat ini benar-benar takut karena tampaknya Dae Hyun sudah curiga jika janin ini bukanlah darah dagingnya. Pasalnya aku baru menjebaknya beberapa hari yang lalu," ujar Aeri sambil menggigit bibir bawahnya.     

"Memangnya kau masih berhubungan dengan pria miskin itu?" Sun Book melayangkan tatapan tajam ke arah Aeri.     

Saat ini rasanya ingin memaki putrinya karena begitu bodoh masih mau berhubungan dengan Han yang sama sekali tidak bisa memberikannya uang.     

"Bu, aku mencintainya," ujar Aeri.     

"Ya sudah, sekarang juga makan saja itu cinta. Kau pikir cinta bisa membuatmu bahagia? Lihatlah sekarang bahkan kau sudah menghancurkan semuanya," bisik Sun Book dengan penuh penekanan takut ada yang mendengarkan perbincangan mereka.     

Aeri tertunduk menyesal karena telah melakukan hal bodoh. Mengakui perkataan ibunye jika cinta memang membuatnya begitu bodoh. Namun Aeri teringat sesuatu.     

"Ibu, sepertinya janin ini bukanlah anak Han." Aeri menengadahkan wajahnya dengan mata yang melebar.     

"Maksudmu?" tanya Soo Book sambil memicingkan matanya.     

Deg …     

Jantung Aeri kembali berdebar-debar mengingat kejadian waktu itu di restoran.     

"Jika itu bukanlah anak pria miskin itu lalu anak siapa lagi? Dengan berapa pria kau melakukannya?" Sun Book menggelengkan kepalanya tidak percaya jika anaknya sungguh telah menjadi wanita murahan.     

"Tuan Lee Young Joun memaksaku waktu itu," sahut Aeri dengan jantung berdebar. Pikirannya saat ini terasa kosong.      

Tidak, dia tidak ingin mengandung anak dari Lee Young Joun. Jika semua ini terjadi, tidak hanya Dae Hyun yang akan menendangnya dari rumah itu. Han juga pasti akan meninggalkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.