Istri Simpanan

Bab 207 - Menunggu 14 minggu



Bab 207 - Menunggu 14 minggu

0Dae Hyun kini sudah berada di depan rumah mewah dengan desain modern. Klakson telah dibunyikannya sejak tadi karena penghuni rumah belum ada juga keluar. Tidak memperdulikan jika orang-orang terusik oleh suara klakson yang sangat keras.     
0

Dokter Kang memijat pelipisnya mendengar suara kegaduhan di depan pintu gerbangnya. Berpikir jika tidak keluar maka Dae Hyun akan pergi meninggalkan rumahnya. Ternyata salah, pria itu pantang menyerah. Membuat Dokter Kang tidak enak dengan para tetangganya.     

Dengan langkah malas akhirnya dokter Kang membuka pintu gerbangnya. Setelah menyingkir sebuah mobil Maybach silver langsung masuk ke halaman tanpa di persilahkan. Sepertinya Dae Hyun akan benar-benar marah kepadanya.     

Mobil itu berhenti tepat di depan teras. Sehingga dokter Kang langsung berjalan ke arahnya.     

"Bisakah kau malam-malam seperti ini tidak membuat keributan?" gerutu dokter Kang sembari menghampiri sang empunya mobil yang baru saja keluar.     

"Itu karena kau membuat keributan terlebih dahulu," ucap Dae Hyun dengan wajah dingin.     

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya tapi kau justru menyalahkanku," gerutu dokter Kang.     

"Aku tidak peduli. Tetap saja semua itu karena salahmu," ujar Dae Hyun dengan penuh pendirian hingga rasanya ingin sekali berantem dengan Dae Hyun.     

Dengan langkah lebar, Dae Hyun mendahului dokter Kang masuk ke dalam rumah kemudian duduk di sofa. Kakinya yang satu menindih kaki yang lain. Sorot matanya tampak begitu menakutkan namun dokter Kang bersikap biasa saja.     

"Ada apa kau malam-malam seperti ini membuat keributan di rumah orang?" gerutu dokter Kang pura-pura tidak menyadari kekesalan sahabatnya.     

"Tidak usah pura-pura tidak tahu!" sahut Dae Hyun dengan nada dingin. Jakunnya naik turun dengan mata yang terpejam sebentar.     

"Lalu, sekarang apa yang kau inginkan?" tanya Dokter Kang seraya melipat tangannya di dada.     

"Apa bayi yang ada di dalam kandungan bisa dilakukan di tes DNA?" tanya Dae Hyun secara langsung karena hal itulah yang sangat ingin ditanyakan olehnya. Jika menunggu bayi itu dilahirkan maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Soo Yin bahkan mungkin sudah melahirkan terlebih dahulu.     

"Bisa," sahut dokter Kang singkat     

"Tapi …." lanjutnya.     

"Apa maksudmu, ada tapinya?" Dae Hyun yang tadinya sudah mulai lega kini merasa marah kembali karena dokter Kang mempermainkan perasaannya. Dengan kuat Dae Hyun mencengkeram kerah baju dokter Kang.     

"Tenanglah sedikit," ujar dokter Kang untuk meredam emosi Dae Hyun. Sangat susah berbicara dengan pria yang sudah terlanjur emosi.     

"Tenang? Ini gara-gara kau yang memeriksa Aeri. Kau pasti salah telah mengira dia hamil," ucap Dae Hyun dengan penuh emosi. Tak ada ketenangan di hatinya sebelum mengetahui bisa di lakukan tes DNA atau tidak.     

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya jika Aeri memang hamil. Apa kau yakin jika anak yang dikandungnya bukan anakmu?" tanya dokter Kang sembari berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Dae Hyun.     

"Kau pikir aku berbohong! Dia memang menjebakku namun itu baru beberapa hari yang lalu. Apakah secepat itu sekali langsung jadi anak?" tanya Dae Hyun tanpa sensor.      

"Tenanglah, turunkan tanganmu dari leherku. Aku akan memberitahukan perkiraan umur kehamilannya," ujar dokter Kang.     

Dae Hyun menghela nafas panjang kemudian melepaskan kerah dokter Kang. Ia kembali duduk di sofa.     

"Katakanlah berapa umur kehamilannya?" tanya Dae Hyun yang sudah tidak sabar.     

"Aku memperkirakan kehamilannya sudah menginjak satu bulan lebih. Namun itu hanya perkiraanku saja. Jika kau merasa memang baru melakukannya beberapa hari yang lalu maka sudah dipastikan jika itu bukanlah anakmu. Namun apa kau juga yakin tidak pernah melakukannya sebelum itu?" ucap dokter Kang sedikit menjelaskan semuanya. Meski dirinya bukan dokter spesialis kandungan namun sedikit banyak dia juga mempelajarinya karena bagaimanapun seorang dokter umum perlu mengetahui banyak hal.     

"Tentu saja, aku hanya melakukannya dengan Soo Yin. Sekarang apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan jika janin itu bukan anakku?" tanya Dae Hyun sambil memijat pelipisnya.     

"Sebaiknya kau berpura-pura membawa Aeri memeriksakan usia kehamilannya. Jika benar seperti dugaanku maka selanjutnya kau perlu melakukan tes DNA terhadap janin itu. Namun tes DNA tidak semudah yang dilakukan. Tes DNA untuk janin hanya bisa dilakukan setelah kehamilan 14 minggu lebih," ujar dokter Kang.     

"Haruskah aku menunggu selama itu?" Dae Hyun mengusap gusar wajahnya.     

"Itu tidak lama, mungkin sekitar satu setengah bulan lagi bisa dilakukan. Namun kau harus diam-diam melakukannya karena aku yakin jika sampai Aeri mengetahui hal ini, ia tidak akan mau melakukannya," saran dokter Kang. Hanya itulah yang dapat dilakukan untuk menenangkan Dae Hyun.     

"Kau tidak mencoba untuk membohongiku kan?" tanya Dae Hyun seraya memicingkan matanya.     

"Untuk apa aku berbohong? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku jadi merasa kasihan kepada Soo Yin jika sampai tahu Aeri hamil, pasti perasaannya akan sangat tertekan." Dokter Kang menghela nafas pelan mengingat wajah Soo Yin yang tampak begitu ceria. Di usia yang masih muda dia harus mengalami hal ini.     

"Kau tidak usah memikirkan istri kecilku. Yang saat ini kau lakukan adalah membantuku mencari dokter yang bisa diajak bekerja sama. Aku memerlukan hasil tes DNA untuk meyakinkan ibuku," ujar Dae Hyun.     

"Kau juga harus mengatakan hal ini kepada Soo Yin. Jangan sampai ia mendengar hal ini dari orang lain karena cepat atau lambat kabar kehamilan Aeri pasti akan tersebar. Untuk dokter yang bisa diajak kerja sama kau tidak perlu khawatir, aku akan membantumu mencarikannya," ujar dokter Kang.     

Cukup lama mereka mengobrol mengenai rencana ke depannya hingga tanpa sadar sudah hampir tengah malam. Sekarang Dae Hyun merasa lebih tenang karena tidak perlu menunggu anak itu lahir baru dilakukan tes DNA. Hanya perlu menunggu satu setengah bulan lagi maka ia berharap Aeri akan menyerah.o     

Dae Hyun segera meninggalkan rumah Dokter Kang. Kini bingung memilih tujuan, kembali ke hotel apakah ke villa Pyeongchang-dong. Namun sepertinya dia harus melakukan apa yang disarankan oleh dokter Kang. Bisa saja kehamilan Aeri besok pagi sudah tersebar.     

Dengan kecepatan tinggi Dae Hyun memilih kembali ke villa Pyeongchang-dong untuk menemui istri kecilnya. Begitu sampai ternyata Soo Yin sudah tertidur sangat nyenyak. Tak ingin membangunkannya, Dae Hyun membersihkan diri dengan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang dapat mengganggu tidur istri kecilnya.     

Begitu keluar dari kamar mandi, selimut tak lagi menutupi tubuh Soo Yin. Tubuhnya yang hanya menggunakan lingerie berwarna merah tampak sangat menggoda. Itulah naluri pria jika melihat makanan di depan matanya.     

Dae Hyun segera mengenyahkan pikiran kotor dibenaknya. Terus meyakinkan dirinya jika ada calon anaknya yang harus ia jaga. Dae Hyun segera menutupi tubuh Soo Yin dengan selimut kemudian tidur di sampingnya.     

Semoga malam ini bisa tidur dengan nyenyak setelah apa yang terjadi. Semoga saja kehamilan Aeri sudah memasuki minggu ke 14. Dengan begitu ia tak perlu menunggu waktu lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.