Istri Simpanan

Bab 203 - Aku yang menggodanya



Bab 203 - Aku yang menggodanya

Han kembali ke ruangannya dengan langkah cepat dan tergesa-gesa. Saat ini rasa marah dan kesal bercampur menjadi satu. Ia membanting pintu ruangannya dengan kuat. Ini sungguh di luar dugaannya karena Dae Hyun lebih memilih sekretarisnya.     

Semua gara-gara Aeri yang menyuruhnya untuk menghapus file yang ada di laptopnya. Jika tidak pastilah sekarang ia hanya perlu mencetaknya saja, setelah itu semuanya akan beres. Kini semua sudah terlanjur, Han hanya menyesali kebodohannya terlalu percaya dengan Aeri.     

"Arghhhh!" teriak Han sembari menggebrak meja kemudian menjatuhkan barang-barang yang ada di mejanya.      

Ia butuh seseorang untuk meluapkan emosinya, sehingga Han segera menghubungi Aeri untuk meminta pertanggung jawaban dengan kejadian sial yang menimpanya.     

"Hallo, Sayang. Bagaimana apa kau sudah berhasil membuat gadis itu dipecat?" tanya Aeri dari seberang telepon. suaranya terdengar begitu renyah karena tak sabar mendengar kabar bahagia.     

"Bukan gadis itu yang dipecat, justru posisiku sekarang yang genting. Aku sudah melakukan semua yang kau pinta tapi hasilnya aku yang harus mengerjakan semuanya lagi," gerutu Han dengan dada yang naik turun.      

"Apa maksudmu?" tanya Aeri.     

"Idemu itu gagal total, Dae Hyun bahkan marah denganku ketika aku membentaknya. Sepertinya benar tentang dugaanmu selama ini. Jika kau ingin menyingkirkannya sebaiknya kau cari cara lain saja. Satu lagi, jangan melibatkan diriku lagi," ucap Han dengan nada tinggi.     

"Kau memang tidak bisa diandalkan," cibir Aeri.     

"Apa maksudmu mengatakan hal itu kepadaku?" Han menjadi sangat emosi mendengar Aeri yang justru menyalahkannya.     

"Sudahlah, aku tidak ingin berdebat. Aku akan mengurusnya sendiri," ujar Aeri.     

Tut … Tut … Tut ….     

Sambungan telepon terputus.     

"Sial!" umpat Han.     

Tak mungkin baginya untuk mengerjakan semuanya dari awal karena itu sangat membutuhkan waktu lama. Jika saja Aeri tidak menyuruhnya mengembalikan uang yang ia gelapkan mungkin juga kejadiannya tidak seperti ini.     

Han menunduk dengan kedua tangan berpegangan pada meja sambil terus berpikir.     

Menurut jadwal yanag didengarnya, sebentar lagi Dae Hyun akan melakukan pertemuan kembali. Han bergegas berdiri tegap, melangkahkan kakinya keluar untuk memastikan jika Dae Hyun sudah pergi dari ruangannya. Selagi Dae Hyun tidak ada, ia berniat memaksa Soo Yin untuk mengerjakan semuanya.     

Kini Han sudah bersembunyi di balik tiang untuk mengintip jika Dae Hyun sudah pergi.     

Benar saja, tidak berapa lama kemudian akhirnya Dae Hyun ke luar dari ruangannya. Membuat Han tersenyum penuh kemenangan. Dengan langkah cepat Han segera masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.     

Mata Soo Yin terasa berat sehingga menyandarkan kepalanya di atas meja. Ingin memejamkan matanya sebentar sambil menunggu suaminya kembali.      

Hatinya juga belum merasa tenang jika belum menemukan Jean. Jangan sampai Jean membencinya seumur hidup hanya karena sebuah kesalahpahaman ini.     

Dengan langkah pelan Han berjalan menghampiri Soo Yin yang sedang melihat ke sisi lain sehingga tidak mengetahui jika Han datang.     

"Enak sekali hanya itu yang kau lakukan. Dasar tidak berguna!" umpat Han sambil memicingkan matanya.     

Soo Yin langsung mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Han yang menggema di telinganya.     

"Manajer Han, apa yang anda lakukan di sini?" Pertanyaan itu refleks ke luar dari bibirnya dengan bola mata yang melebar.      

"Sekarang juga ketik ulang semua ini!" Dengan mata yang tajam, Han membanting berkas yang basah ke meja Soo Yin. Membuat Soo Yin terlonjak kaget kemudian memegang dadanya.     

"Bukankah Tuan Dae Hyun mengatakan jika itu adalah tugas anda?" sanggah Soo Yin sembari menyipitkan matanya.     

"Ini adalah kesalahanmu sehingga kau yang harus memperbaikinya," ujar Han sembari tersenyum licik.     

"Aku tidak mau," bantah Soo Yin dengan berani. Ia berdiri sambil berkacak pinggang.     

"Dasar gadis jalang! Kau pikir, kau begitu istimewa di mata Tuan Dae Hyun. Ingat kau ini hanya gadis miskin yang tidak mungkin bisa berjalan sejajar dengan Nona Aeri," cibir Han sembari berdecak meremehkan.      

Mata Soo Yin memerah membuat dadanya bergemuruh mendengar kata yang sangat dibencinya.     

Plakkk….     

Dengan penuh keberanian dan sekuat tenaga, Soo Yin melayangkan telapak tangannya di pipi Han. Kesabarannya sudah habis selalu berdiam saja ketika orang lain menghinanya. Terserah jika saat ini ia sedang mengandung.     

"Seharusnya yang disebut jalang itu anda. Seorang pria yang mau berhubungan dengan istri bosnya. Dasar tidak tahu malu!" teriak Soo Yin dengan tubuh bergetar menahan amarahnya.     

"Beraninya kau mengatakan hal itu!" Han sudah mengangkat tangannya untuk membalas tamparan Soo Yin. Baginya itu adalah sebuah penghinaan yang harus dibalas.     

"Manajer Han, apa yang kau lakukan?" teriak Dae Hyun dari arah pintu. Kesabarannya saat ini sudah tak dapat ditahan.     

Han menggantung tangannya di udara, padahal sedikit lagi sudah mendarat di pipi Soo Yin. Ia segera menurunkan tangannya dengan tubuh gemetar.      

"Tuan?" Dae Hyun berbalik memandang Dae Hyun sambil membungkukkan tubuhnya.     

Dae Hyun meletakan nampan yang dibawanya di atas meja Soo Yin.     

"Manajer Han, sekarang juga keluar dari hotel ini!" ucapnya dengan dingin.     

"Saya minta maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud …." ujar Han yang terpotong.     

"Pantaskah seorang pria melakukan kekerasan kepada seorang gadis?" Dae Hyun menatap tajam Han dengan sorot mata-mata berapi-api. Jika sampai sedikit saja tadi menyentuh pipi istri kecilnya. Sudah dipastikan ia akan membuat perhitungan.     

"Itu karena dia menamparku terlebih dahulu, Tuan," sanggah Han.     

"Aku tidak butuh penjelasanmu! Mulai detik ini silahkan kemasi semua barang-barang anda dan ke luar dari hotel ini," perintah Dae Hyun.     

"Tuan, tolong jangan pecat saya," ujar Han dengan suara memohon.     

"Aku tidak sudi memperkerjakan seorang penghianat di hotel ini," ucap Dae Hyun.     

"Jika anda mendengar apa yang dikatakan oleh Soo Yin itu tidaklah benar," sanggah Han.     

"Tidak usah mengelak, aku sangat membenci seorang penghianat bekerja denganku."     

"Anda harus sadar jika gadis itu hanyalah gadis miskin yang berusaha menggoda para pria kaya," ujar Han.     

"Jaga ucapanmu!" seru Dae Hyun.     

"Atau memang benar apa yang dikatakan oleh Nona Aeri jika anda memiliki hubungan khusus dengan gadis itu," tebak Han sambil melirik Soo Yin dengan sinis.     

"Apa kau ingin tahu hubungan antara aku dengannya?" Dae Hyun tersenyum miring kemudian melangkahkan kakinya mendekati Soo Yin.     

Dae Hyun menangkup wajah Soo Yin sambil melirik ke arah Han.     

Cup …     

Dengan berani Dae Hyun mendaratkan ciuman lembut di bibir Soo Yin.     

Soo Yin membelalakkan matanya, sangat terkejut dengan tindakan Dae Hyun yang menciumnya di depan Han.     

Han juga sangat terkejut karena Dae Hyun terang-terangan melakukan di depan matanya. Ini semua sungguh tidak dapat dipercaya.     

"Aku yang menggodanya, bukan dia yang menggodaku." Dae Hyun memandang ke arah Han kemudian mengecup bibir Soo Yin sekali lagi. Baru setelah itu merengkuh pinggang Soo Yin ke dalam dekapannya.     

Han sangat syok sehingga tidak dapat mengatakan apapun saat ini. Masih seperti bermimpi melihat pemandangan yang ada di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.