Istri Simpanan

Bab 181 - Gadis penggoda



Bab 181 - Gadis penggoda

0Dae Hyun hendak merengkuh pinggang Soo Yin namun istrinya justru menjauh.      
0

Dae Hyun menghela nafas panjang, sebelum mengatakan semuanya pada keluarganya. Karena setelah ini dipastikan akan terjadi kehebohan pada keluarga besar mereka.     

"Ibu, kebetulan sekali kalian sedang berkumpul karena ada sesuatu yang ingin kami katakan. Mulai besok Soo Yin …." Ucapannya Dae Hyun terpotong. Maksud Dae Hyun adalah ingin mengatakan jika mulai besok Soo Yin akan tinggal di rumah itu.     

"Mulai besok aku akan kembali bekerja di hotel," ucap Soo Yin menyerobot perkataan Dae Hyun. Dirinya belum siap jika keluarganya mengetahui hal ini sekarang juga. Dirinya tidak ingin menjadi penghancur keluarga itu. Apalagi menghancurkan kepercayaan Ny. Park kepadanya.     

"Bukan itu, tapi sebenarnya kami sudah …." sanggah Dae Hyun sembari menoleh ke arah Soo Yin dengan wajah berkerut-kerut.     

"Maaf, beberapa hari ini aku tidak bisa bekerja di hotel dengan baik karena harus mengurus kuliahku," lanjut Soo Yin lagi sambil membungkukkan tubuhnya.     

Dae Hyun akhirnya menghentikan ucapannya karena Soo Yin selalu menyerobot perkataannya.     

"Ah, itu tidak masalah sama sekali," ujar Ny. Park yang berjalan menghampiri Soo Yin kemudian menuntunnya agar duduk di antara Kim Soo Hyun dan dirinya.     

Soo Yin bertemu pandang dengan Dae Hyun kemudian menggelengkan kepalanya sebagai kode untuk tidak mengatakan hal itu lagi. Di rumah ini sedang ada paman dan bibinya sehingga Soo Yin tidak ingin membuat keributan.     

Dari arah tangga, Aeri tengah menuruni tangga sambil menggandeng melipat dadanya di dada. Ia baru saja mengantarkan Jo Yeon Ho ke kamarnya. Amarahnya kembali ingin meluap ketika hendak melihat Soo Yin yang duduk begitu manis bersama ibu mertuanya.     

"Dasar jalang!" gumam Aeri dengan lirih dengan sorot mata yang tampak sinis.      

"Wah, ternyata ada gadis penggoda yang datang ke rumah ini," sindir Aeri sambil bertepuk tangan.     

Semua orang memandang Aeri dengan penuh tanda tanya.     

Terlebih lagi Dae Hyun yang memasang wajah masam saat melihat Aeri. Ingin rasanya untuk menampar pipinya saat ini juga. Namun Dae Hyun bukan tipe pria yang suka berbuat kasar dengan seorang wanita.      

"Ibu, sebaiknya jangan dekat-dekat dengan gadis itu," ujar Aeri yang tak bisa membendung emosinya. Bayangan dimana Dae Hyun lebih membelanya membuatnya kesal.     

"Apa maksud, Kakak Ipar?" ujar Kim Soo Hyun tidak terima.     

"Dia itu sudah mencoba untuk merayu kakakmu. Kau juga harus berhati-hati, jangan sampai terhasut oleh kepolosan wajahnya," cibir Aeri.     

Dae Hyun memijat pelipisnya merasakan sikap Aeri yang tidak tahu malu mengatakan hal seperti itu. Namun ia ingin tahu sejauh mana Aeri akan menghasut keluarganya.     

"Wah, benarkah itu?" timpal bibi Hyun Bin. Tampak senang karena sepertinya akan ada keributan.     

"Kakak, jangan sampai ada seorang penggoda yang masuk di keluarga ini," ucap Bibi Hyun Bin kepada Ny. Park.     

"Sudahlah, itu semua tidak benar. Soo Yin bukanlah gadis seperti itu." Dengan penuh keyakinan Ny. Park membela Soo Yin di depan saudara iparnya.     

"Saat pesta kelulusan Yeon Ho dia bahkan menggantikanku di acara itu. Apa namanya jika tidak ingin merayu suamiku? Ia pasti ingin dianggap pahlawan oleh oleh semua orang yang ada di rumah ini," ujar Aeri yang sudah sampai di lantai.     

"Aeri, hentikan ucapanmu! Aku yang memintanya untuk datang menggantikanmu karena kau bahkan tidak bisa dihubungi," ucap Dae Hyun dengan suara meninggi. Ia tidak suka Aeri mengatakan hal itu apalagi sampai mengucapkan kata jalang seperti malam itu.     

"Tidak usah membelanya. Waktu itu aku sudah dalam perjalanan namun mobilku mogok dan ponselku tertinggal di rumah ibu," ucap Aeri dengan terbata.     

"Kakak ipar, jangan melimpahkan semua kesalahanmu kepada Soo Yin. Dia itu gadis baik-baik," bela Kim Soo Hyun sembari bangkit berdiri. Pria manapun tidak akan rela jika gadis yang dia sukai dituduh merayu pria yang sudah beristri.      

"Kalian tidak usah terpesona oleh kepolosannya. Asalkan kau tahu jika dia itu anak seorang perebut suami orang. Aku yakin dia juga akan seperti ibunya," cibir Aeri.     

Soo Yin hanya menundukkan kepalanya. Rasanya beberapa hari ini cobaannya begitu berat karena harus mendengarkan kata-kata yang cukup menyakiti hatinya.     

"Cukup, Aeri! Aku tidak suka kau mengatakan omong kosong terhadap calon menantuku," ujar Ny. Park.     

Paman dan bibi Dae Hyun hanya mendengarkan keributan yang tengah terjadi. Ini bisa menjadi berita besar.     

"Ibu, percayalah padaku. Aku akan membuktikan ucapanku suatu hari nanti," ujar Aeri dengan percaya diri. Jika nanti ucapannya tidak terbukti maka dirinya akan berusaha membuktikan hal itu bagaimanapun caranya. Yang terpenting gadis itu jauh dari kehidupannya.     

Sebenarnya Dae Hyun ingin mengatakan bagaimana Aeri kemarin malam bersama pria lain. Namun masih ada paman dan bibinya sehingga ia teringat dengan pesan neneknya. Melihat dari mimik wajah, mereka tampak senang seoalah-olah keributan itu adalah sebuah tontonan yang menarik. Untunglah tadi belum sempat mengakui hubungannya dengan Soo Yin. Sehingga masalah ini tidak akan menjadi lebih rumit.     

Setelah ayahnya kembali ke Korea, Dae Hyun bertekad akan melepaskan jabatannya sebagai direktur utamanya kepada Kim Soo Hyun agar dirinya bisa hidup bebas.     

"Soo Yin, jangan dengarkan ucapan Aeri. Dia mungkin hanya sedang cemburu saja," ujar Ny. Park. Ia takut gara-gara masalah ini Soo Yin akan menjauhi Kim Soo Hyun.     

Soo Yin menganggukan kepalanya sembari tersenyum tipis.     

Aeri semakin muak melihat sikap ibu mertuanya yang begitu manis terhadap Soo Yin. Jika usahanya kali ini tidak berhasil menjauhkan Soo Yin dari keluarga ini maka dirinya akan memberi peringatan secara langsung agar Soo Yin kapok.     

Dae Hyun segera menarik tangan Aeri secara kasar agar mengikuti langkahnya ke kamar mereka karena dirinya ingin segera menyelesaikan semuanya.     

Dengan tertatih Aeri terus mengikuti Dae Hyun sampai kamar.     

"Apa maksudmu tadi mengatakan hal seperti itu tentang Soo Yin?" ujar Dae Hyun dengan nada dingin.     

"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya ingin membuka mata hati kalian agar tidak tergoda oleh wajahnya yang begitu polos," ujar Aeri dengan suara lembutnya.     

"Lalu, apakah aku harus percaya dengan seorang wanita sepertimu?" ujar Dae Hyun dengan tersenyum miring.     

"Jangan lupa untuk menandatangani surat yang aku berikan kemarin malam," lanjutnya. Tak peduli Aeria akan bersikap baik kepadanya. Tekadnya sudah bulat ingin berpisah dengannya.     

Aeri mengepalkan jemarinya begitu kuat dengan tubuh yang bergetar. Sampai ia menggertakan giginya kuat-kuat.     

"Kenapa kau begitu tega ingin menceraikanku? Apa karena sudah ada wanita lain di hatimu?" teriak Aeri dengan hati yang terasa dicabik-cabik.     

"Untuk apa mempertahankan hubungan yang memang sudah tidak ada kecocokan? Aku lelah jika harus berpura-pura baik padamu di depan keluargaku," ujar Dae Hyun. Kali ini ia tidak bisa menunda lagi keinginannya.      

"Apa karena di hatimu sudah ada wanita lain?" tanya Aeri dengan emosi yang sudah meninggi.     

"Sangat tepat dugaanmu," ucap Dae Hyun dengan santai. Semoga dengan ia berkata jujur, Aeri akan memiliki rasa malu.     

Dae Hyun mengemasi beberapa potong pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam koper. Untuk ke depannya dia berniat menginap di hotel saja ataupun di villa bersama Soo Yin. Sebelum Aeri menandatangani berkasnya, tak ada niat untuk pulang ke rumah itu. Jika Jo Yeon Ho merindukannya, bisa mengunjunginya di hotel.     

Dae Hyun melirik sekilas Aeri yang tampak sedang menahan emosi sebelum akhirnya ke luar dari kamar. Dengan jalan tergesa-gesa ia menuruni anak tangga.     

"Dae Hyun, untuk apa kau membawa pakaianmu? Apa kau akan pergi ke luar kota lagi?" tanya Ny. Park sembari menyipitkan matanya.     

"Aku akan menginap di hotel saja, Bu," sahut Dae Hyun sembari melihat Soo Yin yang ternyata sudah tidak ada. Ternyata paman dan bibinya juga tak nampak lagi.     

"Apa kau ada masalah dengan Aeri?" tanya Ny. Park yang menaruh curiga sepertinya ada yang tidak beres di antara mereka.     

"Dimana Soo Yin, paman, serta bibi?" ujar Dae Hyun tanpa menjawab pertanyaan ibunya.     

"Mereka sudah pulang karena ada keperluan. Soo Yin juga sudah diantar oleh Kim Soo Hyun ke kontrakannya," sahut Ny. Park.     

Mendengar Soo Yin yang sudah pergi dengan Kim Soo Hyun, Dae Hyun segera bergegas ke mobilnya untuk menyusul mereka sebelum terlalu jauh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.