Istri Simpanan

Bab 157 - Nona Muda sakit



Bab 157 - Nona Muda sakit

0The Silla Seoul Hotel.     
0

Dae Hyun baru saja menyelesaikan rapatnya dengan para bawahannya karena sudah akhir bulan. Saat ini ia tengah memeriksa laporan keuangan yang baru saja didapatkan.  Ada yang janggal dengan laporan keuangan yang dibuat oleh Manajer Han. Reservasi hotel mengalami kenaikan namun kenapa pendapat mereka berkurang?     

Dae Hyun berdecak sembari mengangkat sebelah bibirnya ke atas. Ia tahu jika Manajer Han pasti melakukan kecurangan.     

"Sepertinya dia ingin bermain-main denganku," gumam Dae Hyun.     

Jika dugaannya terbukti maka itu akan dengan mudah menendangnya dari hotel ini. Han bekerja di hotelnya juga karena rekomendasi Aeri. Ia hampir lupa jika Aeri memiliki hubungan khusus dengan Han. Bukan tidak ingin memecat Han dari pekerjaannya namun Dae Hyun masih membutuhkannya.     

"Asisten Chang, tolong selidiki Manajer Han agar kita memiliki bukti kuat jika ia melakukan penggelapan dana," ujar Dae Hyun.     

"Baik, Tuan. Kenapa kita tidak menghentikannya saja sekarang?" tanya Chang Yuan.     

"Biarkan saja untuk sementara waktu, karena aku mencurigai jika Aeri ada di balik semua ini," ujar Dae Hyun.     

"Baik, Tuan," sahut Chang Yuan dengan cepat. Setelah cukup lama menjadi asisten, Chang Yuan sudah memahami apa rencana bosnya yang terkadang mengejutkan.     

Derttt … derrrtt … derttt ….     

Ponsel Dae Hyun kembali bergetar. Ia meliriknya sekilas jika itu bukan orang penting maka ia tidak akan menjawabnya. Ternyata itu panggilan dari Bibi Xia sehingga dengan cepat Dae Hyun menjawabnya.m.     

"Ada apa, Bibi?" tanya Dae Hyun tidak mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang menumpuk.     

"Nona Muda sakit, Tuan," ujar Bibi Xia dengan terbata.     

"Apa? Apa yang terjadi pada istriku?" Dae Hyun langsung bangkit dari duduknya mendengar Soo Yin yang sakit padahal sebelumnya baik-baik saja.     

"Nona mengatakan jika perutnya terasa ngeri," sahut Bibi Xia.     

"Tunggulah sebentar, karena sekarang juga aku akan pulang." Dae Hyun langsung mematikan sambungan telepon.     

Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya menghubungi seseorang. Jika membawa Soo Yin ke rumah sakit menunggunya maka akan membutuhkan waktu lama. Ia butuh seseorang untuk memeriksa keadaannya dengan segera.     

Dae Hyun kemudian menghubungi dokter Kang.     

"Kenapa lama sekali tidak dijawab!" umpat Dae Hyun dengan sangat kesal. Ia harus menghubungi dokter Kang agar datang ke villanya.     

Selang beberapa menit barulah panggilannya dijawab.     

"Kenapa lama sekali dijawabnya?" teriak Dae Hyun yang sudah tidak sabar sehingga ia langsung marah ketika sambungan sudah terhubung.     

"Memangnya ada apa?" tanya dokter Kang sambil menjauhkan ponsel dari telinganya.     

"Sekarang juga kau datang ke rumahku. Istriku sekarang sedang sakit," sahut Dae Hyun dengan nada dingin.     

"Istrimu yang mana? Aku masih ada pasien saat ini," ujar dokter Kang.     

"Pokoknya sekarang juga kau harus datang ke Villa Pyeongchang-dong! Aku tidak perduli dengan pasienmu!" teriak Dae Hyun.     

"Tapi …."     

Dae Hyun mematikan sambungan telepon secara sepihak karena sudah tidak ada waktu lagi. Ia bergegas mematikan laptopnya, lalu memasukkannya ke dalam tas.     

"Apa terjadi sesuatu dengan Nona Soo Yin, Tuan?" tanya Chang Yuan. Ia sudah bisa menebak jika bosnya pasti mencemaskan istri mudanya.     

"Entahlah, Bibi Xia mengatakan jika dia sakit. Padahal semalam ia baik-baik saja." Dae Hyun mengusap dengan gusar wajahnya.     

"Jika ada orang yang mencariku katakan aku sedang pergi ke luar kota," ujar Dae Hyun.     

"Baik, Tuan," sahut Chang Yuan.     

Dae Hyun segera melangkahkan kakinya ke luar dengan langkah yang lebar. Baru saja menutup pintu ia sudah bertemu dengan saudaranya di sana.     

"Kakak, kupikir kau belum pulang," ujar Kim Soo Hyun yang agak terkejut melihat saudaranya ternyata sudah berada di ruangannya.     

"Tolong kau urus semuanya bersama Asisten Chang," ucap Dae Hyun yang langsung melangkahkan kakinya pergi menjauhi Kim Soo Hyun karena tidak ada lagi waktu untuk menjelaskan semuanya.  Yang ada di pikirannya saat ini adalah Soo Yin seorang.     

"Memangnya Kakak mau kemana?" seru Kim Soo Hyun namun Dae Hyun sudah masuk ke dalam lift sehingga tidak akan mendengarnya.     

"Ya ampun, kenapa dia tampak terburu-buru?" gumam Kim Soo Hyun namun segera mengacuhkan rasa keingintahuannya. Itu pasti tidaklah penting baginya.     

Kim Soo Hyun yang sudah berada di depan pintu menjulurkan kepalanya ke dalam ruangan ternyata di sana masih ada Chang Yuan sehingga ia melangkahkan kakinya untuk masuk.     

"Asisten Chang, sebenarnya kakakku mau pergi kemana? Kenapa ia tampak tergesa-gesa sekali?" tanya Kim Soo Hyun sembari menautkan kedua alisnya.      

"Tuan Dae Hyun hendak pergi ke luar kota lagi," sahut Chang Yuan yang sudah berdiri sembari memegang laptopnya. Tidak ada bosnya membuat pekerjaannya semakin menumpuk karena Dae Hyun selalu melimpahkan pekerjaannya kepada Chang Yuan jika sedang sibuk dengan urusan yang lain.     

"Keluar kota lagi? Bukankah ia baru saja kembali?" Kim Soo Hyun cukup terkejut mendengarnya karena kakaknya bahkan belum memijakkan kakinya di UN Village. Padahal Jo Yeon Ho terus menanyakan kapan ayahnya pulang.      

Beberapa hari lagi sekolah Jo Yeon Ho mengadakan upacara kelulusan yang harus dihadiri oleh kedua orang tuanya. Anak itu sangat berharap jika orang tuanya bisa hadir seperti teman-temannya yang lain.     

"Hanya itu yang dikatakan oleh Tuan Dae Hyun," ucap Chang Yuan singkat.     

"Lalu, apakah Soo Yin belum masuk juga hari ini?" tanya Kim Soo Hyun sembari memandang meja yang ditempati Soo Yin masih rapi seperti sebelumnya. Sudah seminggu ia tidak melihat pujaan hatinya.     

"Sepertinya Nona Soo Yin masih sibuk dengan kuliahnya," sahut Chang Yuan berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya jika Soo Yin sedang sakit.     

"Sayang sekali," gumam Kim Soo Hyun. Sepertinya ia harus menunda beberapa hari lagi sampai Soo Yin masuk bekerja kembali karena ia tidak ingin mengganggu Soo Yin.      

"Saya permisi, Tuan, ada banyak pekerjaan yang harus saya lakukan," ujar Chang Yuan yang undur diri hendak kembali ke ruangannya.     

Kim Soo Hyun menganggukan kepalanya menyetujui Chang Yuan untuk pergi. Sebelum ke luar Kim Soo Hyun menghampiri meja kerja Soo Yin terlebih dahulu. Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil pigura kecil yang berisi foto Soo Yin. Di foto itu ia tengah tersenyum begitu manis. Tanpa berpikir panjang Kim Soo Hyun memotretnya menggunakan ponselnya kemudian menjadikannya sebagai wallpaper di ponselnya.     

"Ternyata kau memang sangat manis," gumam Kim Soo Hyun sembari mengecup layar ponselnya berulang-ulang.     

================================     

Dae Hyun kini tengah dalam perjalanan menuju Villa Pyeongchang-dong. Ia mengemudikan mobilnya seperti orang yang sedang kerasukan. Setiap ada lampu merah ia akan selalu memukul stir mobil karena merasa sangat kesal.     

Bahkan beberapa kali ia hampir saja bertabrakan dengan pengemudi lain. Beruntung tidak terjadi apapun karena keberuntungan masih berpihak kepadanya.     

Dae Hyun sangat cemas dengan keadaan Soo Yin. Sambil mengemudi Dae Hyun kembali menghubungi Bibi Xia namun tidak dijawab. Ia juga berusaha menghubungi ponsel Soo Yin namun hasilnya tetap sama.     

"Sayang, bertahanlah. Aku akan segera sampai," ujar Dae Hyun.     

Pria itu seperti sudah kehilangan akal sehatnya sehingga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.      

Begitu sampai di halaman villa Pyeongchang-dong, Dae Hyun langsung menghentikan mobilnya. Dengan langkah setengah berlari ia memasuki rumah. Ia segera membuka pintu kamar untuk melihat keadaan Soo Yin saat ini     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.