Istri Simpanan

Bab 149 - Pekerja rendahan



Bab 149 - Pekerja rendahan

0Jean menggelengkan kepalanya pelan sembari menurunkan pandangannya. Meski ia hanya bekerja sebagai petugas kebersihan namun gajinya di hotel ini cukup tinggi. Terlebih lagi terkadang sering para tamu hotel yang memberikan uang lebih kepadanya. Itu sudah cukup untuk kehidupannya selama sebulan bersama ibunya.     
0

"Lalu, kenapa kau ingin berhenti?" tanya Kim Soo Hyun sekali lagi.     

'Itu karena perasaanku yang sangat tidak wajar sehingga mencintai seorang pangeran seperti dirimu,' ~ sahut Jean dalam hati karena ia tidak mungkin berani untuk mengungkapkan yang sebenarnya. Ia memandang wajah Kim Soo Hyun beberapa detik sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

"Jean, tetaplah bekerja di hotel ini," ujar Kim Soo Hyun sembari menatap mata Jean dengan penuh harap. Jika sampai Jean pergi maka ia akan kesulitan mencari informasi tentang Soo Yin darinya karena ia masih sangat membutuhkan Jean mengenai hal itu.     

Jantung Jean seperti hendak meledak saat ini. Ada rasa senang hingga ingin melompat karena Kim Soo Hyun melarangnya untuk mengundurkan diri. Namun dirinya dapat menebak jika Kim Soo Hyun melarangnya karena pasti masih ada hubungannya dengan Soo Yin.     

Jean akhirnya menganggukan kepalanya. Meski hatinya mungkin akan lebih tersakiti tapi ia akan mencoba bertahan untuk beberapa waktu setidaknya sampai ia menemukan pekerjaan yang baru.     

"Gadis baik." Kim Soo Hyun menepuk pundak Jean pelan kemudian mengajaknya berdiri. Ia menyunggingkan senyum merekah di bibirnya.     

Jean hanya membalasnya dengan tersenyum tipis.      

Kim Soo Hyun membantu Jean  merapikan meja kerja saudaranya karena setelah selesai ia ingin meminta bantuan kepada gadis itu.     

Jean tidak mengizinkan Kim Soo Hyun untuk membantunya karena itu semua memang pekerjaannya. Ia merasa tidak enak hati jika pria setampan Kim Soo Hyun membantu pekerjaannya.     

Kim Soo Hyun menuruti ucapan Jean sehingga ia duduk di sofa sembari membaca koran. Sebenarnya ia ingin kembali ke ruangannya tapi sebelum mengatakan niatnya kepada Jean, hatinya belum merasa tentang karena hanya Jeanlah yang bisa membantunya.     

Setelah tiga puluh menit Jean menyelesaikan tugasnya.      

"Saya permisi, Tuan," ucap Jean kepada Kim Soo Hyun.     

"Apa sudah selesai?" tanya Kim Soo Hyun sembari mengalihkan pandangannya dari koran.     

"Sudah," sahut Jean singkat sambil menunduk. Ia tidak berani memandang wajah Kim Soo Hyun.     

"Apa kau sudah sarapan? Aku ingin sarapan namun jika sendirian tidak berselera," ujar Kim Soo Hyun. Saat di rumah tadi ia belum berselera untuk sarapan.     

"Aku … aku …."     

"Ayo kita sarapan bersama," ajak Kim Soo Hyun sembari melipat koran kemudian meletakkannya kembali di atas meja. Ia yang langsung bangkit dari duduknya.     

"Tapi, Tuan," ucap Jean ingin menolak ajakan pria itu.     

"Sudah, ayo kita sarapan di restoran yang berada di hotel ini," ujar Kim Soo Hyun yang langsung memegang pergelangan tangan Jean agar mengikuti langkahnya.     

Jean terus memandang tangan mereka yang saling bertautan. Ada rasa berdebar sekaligus sedih di hatinya.     

Kim Soo Hyun terus memegang pergelangan tangan Jean sampai di depan pintu. Jean menarik pergelangan tangannya karena tidak ingin para pekerja lain melihatnya. Ia pasti akan mendapatkan banyak masalah dari para wanita yang bekerja di hotel itu jika melihat dirinya dan Kim Soo Hyun bergandengan tangan.     

Kim Soo Hyun merupakan idola dari sekian banyak karyawan wanita yang ada di sana. Mereka terpesona oleh keramahtamahan dan ketampanan pria itu.     

Sepuluh menit kemudian Jean dan Kim Soo Hyun sudah berada di restoran yang berada di hotel itu. Restoran tersebut diperuntukkan untuk para tamu yang menginap.     

Desainnya sangat mewah dengan lampu kristal yang bergelantungan di atasnya. Ini pertama kalinya Jean masuk ke sana karena pekerja yang bekerja di hotel berbeda dengan yang bekerja di restoran.     

"Jean, kita duduk di sana saja," ajak Kim Soo Hyun sembari menunjuk salah satu meja yang berada di pinggir.     

Jean terus mengikuti langkah Kim Soo Hyun sembari melihat sekeliling.     

Para pekerja wanita yang melihat Jean, tampak iri karena bisa diajak sarapan oleh salah satu pewaris hotel itu. Mereka sesekali berbisik untuk membicarakan jika Jean berusaha menggoda Kim Soo Hyun. Jika tidak, mana mungkin Kim Soo Hyun mau mengajak seorang pekerja rendahan makan di restoran yang mewah.     

"Silahkan, Tuan," ucap seorang pelayan wanita sembari menyodorkan buku menu. Ia merapikan rambut dan bajunya berharap Kim Soo Hyun meliriknya.     

"Jean, apa yang ingin kau makan? Di sini tidak hanya makanan Korea tapi kau juga bisa memesan makanan dari negara lain," ujar Kim Soo Hyun.     

"Terserah anda saja," sahut Jean.     

"Tuan, gadis rendahan seperti dia tidak pantas untuk makan di restoran ini," ujar pelayan wanita itu sembari tersenyum sangat manis.     

"Apa maksudmu dia tidak pantas makan disini?" tanya Kim Soo Hyun sembari menatap tajam ke arah pelayan itu. Ia tidak suka mendengar pernyataannya mengenai Jean sebagai gadis rendahan.     

"Maaf, Tuan." Pelayan wanita itu menundukkan kepalanya karena takut. Ia sangat menyesal sudah mengatakannya.     

"Tugasmu di sini hanya untuk melayani tamu bukan menghinanya. Jika sampai kau bersikap seperti ini lagi kepada pengunjung lain, siap-siap saja kau akan dipecat," ucap Kim Soo Hyun dengan penuh penekanan.     

"Aku minta maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud seperti itu," ujar sang pelayan.     

"Ada apa, Tuan?" tanya seorang pria yang tak lain adalah manajer restoran yang bernama Fang.     

"Manajer Fang, tolong ajari para pelayan di restoran ini tata krama dan kesopanan. Jangan sampai ia menghina para pengunjung," ujar Kim Soo Hyun sembari memandang Manajer Fang.     

"Baik, Tuan. Dia baru pekerja disini sehingga belum tau bagaimana cara bersikap baik kepada pengunjung," sahut Manajer Fang.     

"Kau urus semuanya. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali karena aku tidak ingin pengunjung hotel merasa tidak nyaman dengan pelayanan yang kita berikan," ucap Kim Soo Hyun.     

"Baik, Tuan." Manajer Fang segera mengajak pelayan wanita itu ke belakang untuk memberi peringatan.     

Jean tidak menyangka jika Kim Soo Hyun akan bersikap seperti itu. Ia pikir tadi Kim Soo Hyun akan membiarkan pelayan itu menghinanya.     

"Jean, kita pindah saja ke tempat lain. Aku tidak berselera makan di tempat ini," ujar Kim Soo Hyun sembari mendengus kesal.     

Jean hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Kim Soo Hyun ke restoran lain yang berada tidak jauh dari hotel itu. Mereka menggunakan mobil untuk sampai ke sana.     

"Tuan, seharusnya anda tidak perlu marah kepada pelayan tadi," ujar Jean.     

Mereka saat ini sudah duduk sambil menunggu pesanan datang.     

"Aku tidak suka dia menghinamu seperti itu," ujar Kim Soo Hyun.     

"Tapi yang dikatakan pelayan itu memang benar," ujar Jean sembari tersenyum.     

"Silahkan, Tuan dan Nona." Seorang pelayan pria membawakan pesanan mereka berdua sehingga pembicaraan mereka terpotong.     

Mereka makan dalam keadaan diam. Jean sesekali melirik Kim Soo Hyun yang tengah menikmati makanannya.     

"Jean, aku ingin meminta bantuanmu lagi," ujar Kim Soo Hyun setelah menyesap minumannya.     

"Bantuan apa, Tuan?" tanya Jean.     

"Minggu ini aku akan melamar Soo Yin," sahut Kim Soo Hyun.     

Uhuk … uhuk … uhuk ….     

Tenggorokan Jean rasanya tercekat ketika mendengar perkataan pria itu.      

"Jean, kau tidak apa-apa?" Kim Soo Hyun segera menyodorkan segelas air putih kepada Jean.     

Jean segera meneguknya hingga habis. Ternyata benar dugaannya tadi jika Kim Soo Hyun menyuruhnya untuk tetap bekerja karena ada sesuatu yang lain.     

"Jean, aku ingin kau mengajak Soo Yin untuk datang ke restoran yang sudah aku pesan. Aku berniat melamarnya di sana, apakah kau mau membantuku?" tanya Kim Soo Hyun dengan penuh harap. Ia ingin memberikan kejutan pada Soo Yin sehingga tidak ingin jika dirinya yang langsung mengajaknya.     

Jean terdiam dengan rasa yang sangat sesak di dadanya. Rongga dadanya kini kembali menganga. Rasanya seperti tersiram oleh garam sehingga rasanya sangat pedih.     

"Kau mau kan membantuku?" tanya Kim Soo Hyun sekali lagi.     

Jean menghela napas panjang sebelum akhirnya menganggukan kepalanya. Jika mereka benar-benar akan jadian maka Jean akan tetap memutuskan untuk mengundurkan diri.     

Ia tidak akan sanggup jika setiap hari harus melihat kedekatan di antara mereka.     

"Terima kasih, Jean. Nanti aku akan memberitahumu tempat dan waktunya," ucap Kim Soo Hyun dengan sangat senang.     

Jean hanya tersenyum tipis melihat raut wajah Kim Soo Hyun yang terlihat sumringah.     

"Ya sudah, ayo kembali ke hotel," ajak Kim Soo Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.