Istri Simpanan

Bab 113 - Bukti yang tidak cukup kuat



Bab 113 - Bukti yang tidak cukup kuat

0UN Village.     
0

Dae Hyun memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah yang telah di tinggalinya beberapa tahun dengan Aeri. Dari luar, rumah itu tampak sunyi. Jo Yeon Ho yang biasanya menyambutnya ketika pulang juga tidak terlihat.     

Pria itu langsung masuk ke dalam rumah. Ia pikir orang tuanya belum pulang namun sepertinya mereka sudah kembali karena sebelum sampai di ruang keluarga terdengar suara orang yang tengah berbincang-bincang.     

Sebelum menyapa Dae Hyun memandang ke sekeliling ruangan ternyata tidak ada Aeri di sana sehingga Dae Hyun merasa lega berarti wanita itu mungkin saja sudah pergi. Barangkali Aeri telah mengakui jika dirinya menginginkan hidup bersama dengan Han. Sehingga besok akan dengan mudah untuk mengurus surat perceraian.     

Belum sempat menyapa Dae Hyun merasa aneh dengan tatapan tajam orang tuanya ketika melihatnya baru datang. Mereka memasang wajah tajam seperti ingin menginterogasi. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan hal ini.     

"Ayah, Ibu, kalian sudah kembali?" sapa Dae Hyun pura-pura tidak menyadari ekspresi wajah mereka. Dengan santai ia ikut duduk di sofa.     

"Apa yang kau lakukan pada Aeri?" tanya Park Ji Hoon yang memasang wajah masam.      

"Tidak ada," sahut Dae Hyun singkat. Ia meletakkan kakinya di atas kaki yang lain.     

"Lalu kenapa kau mengusir menantu kami?" Ny Park sudah geram melihat tingkah putranya. Sehingga langsung saja bertanya terus terang.     

Park Ji Hoon mengetahui alasan semua itu pasti ada hubungannya dengan Soo Yin. Ia pasti ingin berpisah dengan Aeri agar dapat menikahi Soo Yin dengan tidak sembunyi-sembunyi. Semoga saja Dae Hyun dapat menyembunyikan dulu hubungan mereka dari Kim Soo Hyun karena anak bungsunya saat ini sepertinya memang sudah menikmati belajar bisnis perhotelan.     

"Kenapa Ibu tidak menanyakannya saja pada Aeri mengapa aku mengusirnya?" Dae Hyun menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Ia tidak perlu merasa khawatir karena sudah memiliki bukti yang cukup kuat.     

"Dasar anak kurang ajar!" Ny Park mengusap dadanya agar tidak terbawa emosi oleh jawaban putranya yang tampak santai dan tidak merasa bersalah sama sekali.     

Dae Hyun mengeluarkan salah satu foto yang ada di saku jasnya. Ia meletakkannya di atas meja agar kedua orang tuanya dapat melihat.     

"Tidak usah menunjukkan ini lagi. Aeri sudah menceritakan dengan detail hal ini. Seharusnya kau tidak bersikap cemburu yang berlebihan seperti itu. Mereka malam itu pergi ke pesta temannya dan kemudian Han mengajaknya ke apartemen untuk mengobati luka di kaki Aeri karena istrimu terjatuh," ujar Ny Park.     

"Ibu percaya padanya? aku cemburu padanya? ya ampun yang benar saja," ujar Dae Hyun seraya berdecak tidak percaya. Ia bahkan tidak peduli dia akan tidur dengan siapapun di luar sana. Baginya yang terpenting adalah segera terlepas darinya.     

"Aeri dan Han itu sudah berteman sejak lama sehingga kau tidak perlu khawatir dengan hal itu," ujar Ny Park. Tidak ada seorang ibu yang menginginkan rumah tangga anaknya berantakan apalagi ini hanyalah sebuah kesalahpahaman.     

"Dia itu wanita pembohong, Ibu. Tidak usah terlalu percaya dengan ucapannya," ujar Dae Hyun dengan nada sedikit tinggi untuk membuka pintu hati orang tuanya agar tidak terjerat lagi oleh omong kosong Aeri.     

"Kau saja yang bodoh menjadi seorang pria. Seharusnya kau bersyukur karena istrimu kini telah berubah. Ia rela meninggalkan karirnya demi merawat Yeon Ho," ujar Ny Park yang tetap bersikeras membela menantunya.     

Park Ji Hoon tidak mengatakan apapun. Ia memilih mendengarkan saja perdebatan yang terjadi di antara istri dan putranya.     

"Ibu?" ujar Dae Hyun sembari mengacak-acak rambutnya. Sepertinya bukti apapun tidak ada gunanya lagi.     

"Dae Hyun, sekarang juga jemput cucu dan menantu kami. Bawa mereka pulang ke rumah ini sekarang juga!" pinta Ny Park. Ia merasa kesal dengan Dae Hyun yang sangat santai karena kehilangan putranya.     

"Memangnya dimana Yeon Ho?" Dae Hyun langsung berdiri tanpa menunggu jawaban ibunya ia langsung menaiki tangga untuk ke kamar putranya. Ia sangat ingin tahu keberadaan putranya saat ini.     

Dae Hyun membuka pintu kamar yang biasa ditempati oleh Jo Yeon Ho. Lalu menghidupkan lampu agar kamar terlihat dengan terang. Tidak ada Jo Yeon Ho di sana bahkan Dae Hyun sudah mencarinya di toilet serta penjuru ruangan namun tetap saja tidak menemukannya.     

Dae Hyun menutup pintu kamar dengan kuat dan mengecek ke kamarnya untuk mencari keberadaan Aeri namun tidak ditemukan mereka berdua. Kini firasat Dae Hyun benar-benar tidak enak. Ia segera menuruni tangga untuk kembali menemui ke dua orang tuanya.     

"Di mana Yeon Ho?" tanya Dae Hyun pada Ny Park. Ia mengepalkan tinjunya untuk menahan emosi.     

"Jo Yeon Ho ikut bersama dengan Aeri. Sebaiknya kau jemput mereka jika tidak ingin kehilangan putramu," ujar Ny Park. Ia juga tidak ingin jika sampai berpisah dengan cucu kesayangannya.     

Tanpa berkata lagi Dae Hyun segera melangkahkan kakinya ke luar menuju mobilnya. Pantas saja ia merasa ada yang aneh dengan sikap Aeri kali ini. Ia tidak akan membiarkan wanita itu menjauhkannya dengan putra semata wayangnya. Jo Yeon Ho sudah seperti udara yang selalu memberinya kehidupan.     

Dae Hyun membanting pintu mobilnya kuat-kuat. Ia sudah tidak sabar ingin segera menemui putranya.     

Setelah setengah jam perjalanan akhirnya Dae Hyun sampai di kediaman rumah Aeri beserta ibunya. Ia sudah bisa menduga jika Aeri pasti membawa Jo Yeon Ho ke rumah ibunya.     

Tok … tok … tok ….     

Dae Hyun dengan sangat kuat menggedor pintu. Ia tidak peduli jika malam-malam seperti ini akan membangunkan penghuni rumah itu. Ia bahkan ingin sekali mendobrak pintu saat lama sekali tidak ada yang membukanya.     

Ceklek ….     

Pintu perlahan terbuka. Seorang wanita paruh baya ke luari sembari memamerkan deretan giginya. Raut wajahnya pura-pura terkejut ketika melihat Dae Hyun. Padahal ia sudah bisa menebak jika malam ini akan kedatangan tamu.     

"Dae Hyun, sudah pakai sekali kau tidak mengunjungi ibu. Ibu seperti bermimpi melihatmu datang ke rumah ini," ujar seorang wanita itu yang bernama Sun Book yang merupakan ibu kandung Aeri.     

"Ibu, di mana Jo Yeon Ho?" ujar Dae Hyun tidak memperdulikan ucapan ibu mertuanya. Ia berusaha untuk berbicara dengan sopan kepada ibu mertuanya. Sayang sekali bukan Aeri yang ke luar sehingga ia harus meredam emosinya terlebih dahulu.     

"Tenanglah, dia ada di kamar bersama Aeri. Menantuku, duduklah dahulu. Aku akan memanggil Aeri karena kau pasti mencarinya," ujar Ny Sun Book dengan senyuman hangat.     

Dae Hyun terpaksa masuk dan duduk terlebih dahulu di sofa untuk menghormati ibu mertuanya. Lama sekali Ny Sun Book tak juga muncul. Dae Hyun sudah semakin tidak sabar namun dirinya juga tidak boleh berbuat yang tidak sopan di rumah orang lain.     

"Sepertinya mereka berniat menguji kesabaranku," gumam Dae Hyun sembari melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah lima belas menit namun mereka tidak juga ke luar.     

Baru saja Dae Hyun hendak berdiri rupanya Jo Yeon Ho sudah berlari-lari kecil menuruni tangga.     

"Yeon Ho, pelan-pelan," ujar Aeri yang berjalan tepat di belakangnya.     

"Ayah!" seru Jo Yeon Ho yang selalu saja bersemangat ketika melihat ayahnya.     

"Yeon Ho, ayah sangat merindukanmu. Apa kau baik-baik saja?" ujar Dae Hyun Kemudian berjongkok untuk memeluk putranya. Ia bersyukur Aeri tidak melakukan sesuatu terhadapnya karena ia tahu jika sejak kecil Aeri tidak terlalu suka dan peduli pada Jo Yeon Ho.     

"Aku baik-baik saja, Ayah," sahut Jo Yeon Ho yang melepaskan diri dari dekapan Dae Hyun.     

"Ayo kita pulang," ajak Dae Hyun sembari merengkuh pipi putranya yang menggemaskan. Meski jarang di rumah tapi ia tidak ingin jika Jo Yeon Ho bersama Aeri.     

"Apakah Ibu juga akan pulang bersama kita?" ujar Jo Yeon Ho dengan wajah polos.     

"Aeri, aku ingin berbicara padamu berdua saja. Yeon Ho, tunggu di sini sebentar," ujar Dae Hyun memandang putranya sebentar kemudian melangkahkan kakinya untuk ke luar dari rumah menuju ke halaman. Dia ingin mengantisipasi takut terjadi percekcokan antara dirinya dengan Aeri yang belum pantas dilihat oleh Jo Yeon Ho.     

"Yeon Ho, tinggallah di sini sebentar bersama Nenek," ujar Aeri pada putranya sebelum akhirnya mengikuti Dae Hyun ke luar dari rumah     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.