Istri Simpanan

Bab 112 - Ada rasa iba



Bab 112 - Ada rasa iba

0Soo Yin jadi berpikir jam berapa Dae Hyun bangun sehingga makanan ini sudah matang. Pasti pria itu sudah bekerja sangat keras untuk membuatnya. Soo Yin hanya tahu sedikit mengenai bagaimana ribetnya memasak menu itu.     
0

Sambil menunggu Dae Hyun turun Soo Yin segera menata semuanya di meja makan. Soo Yin terus berusaha menahan air liurnya agar tidak keluar ketika mencium aroma itu yang sangat menggoda. Bahkan Soo Yin berpikir jika makanan itu meminta ingin segera dimakan.      

"Ya ampun, dia lama sekali," gerutu Soo Yin sembari memegang perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.     

Lima belas menit kemudian Dae Hyun menuju ruang makan sambil mengenakan dasinya. Ia menaikkan alisnya ketika melihat Soo Yin justru meletakan kepalanya di atas meja.     

"Sayang, apa kau tidur lagi? jika kau masih mengantuk sebaiknya tidak usah pergi bekerja," ujar Dae Hyun. Dia tidak ingin istrinya kelelahan setelah apa yang diperbuatnya semalam.     

Mendengar suaminya sudah datang Soo Yin langsung mengangkat kepalanya dengan mengerucutkan bibirnya.     

"Kau lama sekali, aku sudah kelaparan karena menunggumu," ujar Soo Yin sembari menyipitkan matanya.     

"Maaf, kalau begitu biarkan aku yang mengambilkan makanan untukmu." Dae Hyun segera mengambilkan nasi beserta lauk pauk ke dalam piring Soo Yin hingga penuh. Sebenarnya di meja makan sudah tersedia beberapa jenis makanan yang dimasak oleh Bibi Xia.     

"Ya ampun, apa kau ingin membuatku gemuk?" Soo Yin menggelengkan kepalanya melihat nasi dan lauk yang menumpuk seperti gunung.     

"Kau akan terlihat lebih cantik jika kau sedikit gemuk. Lihatlah badanmu yang sangat kurus begitu. Jangan sampai saat bertemu dengan ayahmu, dia mengira kalau aku tidak memberimu makan," ucap Dae Hyun.     

"Aku tidak akan bisa gemuk. Sejak dulu tubuhku memang kecil. Apa kau tidak menyukaiku jika tubuhku kurus?" ujar Soo Yin. Ia langsung menyendokkan makanan ke dalam mulutnya karena sudah tidak sabar.     

"Aku menyukai apapun bentuk tubuhmu," ucap Dae Hyun yang tidak ingin membuat selera makan istrinya hilang.     

Soo Yin tidak menyahut lagi. Ia menundukkan kepalanya untuk menikmati semua makanannya dengan lahap.     

Dae Hyun hanya memandangi istri kecilnya yang tampak sangat enak dalam mengunyah makanan. Sepertinya dia harus memasak setiap hari jika ingin melihat Soo Yin seperti itu.     

"Tidak usah memandangku. Cepatlah habiskan makananmu jika kau tidak ingin terlambat," ujar Soo Yin yang menundukkan kepalanya. Ia sadar jika Dae Hyun sejak tadi memandangnya. Ia tidak peduli jika Dae Hyun tidak suka dengan nafsu makannya yang kadang berlebihan.     

Setelah selesai sarapan mereka segera berangkat bekerja. Dae Hyun pergi terlebih dahulu yang di susul Soo Yin yang menaiki mobil bersama Chung Ho. Soo Yin menolak ajakan Dae Hyun untuk menaiki mobilnya. Apalagi mereka juga harus menyembunyikan hubungan mereka dari Kim Soo Hyun.     

Setelah sampai di hotel Dae Hyun segera menyuruh Chang Yuan untuk mengecek semua para investor barangkali ada yang tiba-tiba saja menarik investasi mereka. Namun ada yang sedikit aneh, menurut Chang Yuan tidak ada satupun yang menarik investasi mereka. Dae Hyun bisa bernapas lega namun ia juga harus waspada terhadap rencana Aeri. Ia sangat yakin jika Aeri pasti merencanakan sesuatu agar bisa bertahan seperti yang dilakukannya dulu.     

≠=========≠≠=≠==============     

Dae Hyun malam ini tidak lembur. Dia berniat untuk pulang ke UN Village untuk menyelesaikan hubungannya dengan Aeri. Ia juga ingin memastikan apakah wanita itu sudah pergi atau belum.     

"Sayang, malam ini aku tidak bisa pulang bersamamu," ujar Dae Hyun yang menghampiri meja kerja Soo Yin.     

"Tidak apa-apa, aku bisa mengerti," sahut Soo Yin menyunggingkan senyumnya.     

"Namun aku bisa mengantarkanmu terlebih dahulu pulang ke villa," ujar Dae Hyun.      

Hari ini agak aman karena Kim Soo Hyun tengah sibuk mengadakan beberapa pertemuan dengan relasi. Soo Yin tadi sempat diajak oleh Kim Soo Hyun namun beruntung Dae Hyun bisa menggagalkannya.     

"Tidak usah, aku sudah mengirimkan pesan pada Chung Ho untuk segera menjemputku." Soo Yin berdiri seraya meletakkan tas di bahunya. Beberapa menit lagi pasti Chung Ho akan sampai sehingga ia akan menunggu di lobi.     

"Tidak usah terburu-buru turun, kita tunggu Chung Ho di sini saja terlebih dahulu." Dae Hyun menghalangi jalan istrinya kemudian ia menggenggam erat jemari Soo Yin. Menaruhnya di bibirnya untuk mengecup tangan sang istri.     

"Malam ini aku akan menyelesaikan hubunganku dengan Aeri," ucap Dae Hyun. Ini adalah waktu yang paling ditunggu sudah sejak lama.     

"Apa kau yakin? bagaimana dengan Jo Yeon Ho?" ujar Soo Yin ragu. Ada rasa sedih ketika mengetahui jika mereka berpisah pasti Jo Yeon Ho akan tinggal bersama dengan Dae Hyun. Ia merasa kasihan jika Jo Yeon Ho harus berjauhan dengan ibu kandungnya.     

"Aku yakin dia akan setuju. Dia pasti akan mengerti dengan semua ini. Kita bisa merawat Jo Yeon Ho nanti. Apa kau mau melakukan?"      

"Hmmm, tentu saja." Soo Yin menganggukan kepalanya seraya menengadahkan wajahnya untuk melihat mata elang Dae Hyun     

"Terima kasih." Dae Hyun tidak tahan ingin memakan bibir tipis yang bergerak itu. Ia memegang tengkuk Soo Yin untuk menahannya agar tidak terhuyung ke belakang saat ia meraup benda tipisl itu. Rasanya sangat manis dan bikin ketagihan ingin lagi dan lagi.     

Lidah mereka menari-nari saling mengaitkan satu sama lain hingga ruangan terasa semakin panas membara. Soo Yin hanya menerima saat lidah Dae Hyun menerobos masuk yang memberikan sensasi tidak ingin melepaskan.     

Namun Soo Yin segera teringat pasti Chung Ho kini sudah berada di parkiran. Ia tidak enak jika menunggunya terlalu lama.     

"Sayang, cukup … hhh …." ujar Soo Yin setelah berhasil mendorong tubuh Dae Hyun. Pria itu benar-benar tidak membiarkannya untuk istirahat jika ia tidak mendorong tubuhnya.     

Dae Hyun merapikan rambut Soo Yin yang berantakan karena ulahnya. Ia menyisirnya menggunakan jemarinya.     

"Ayo kita turun," ajak Soo Yin.     

"Baiklah, jika sudah sampai di rumah kabari aku dengan segera," pinta Dae Hyun. Dia ingin memastikan jika Soo Yin sampai di rumah dalam keadaan selamat.     

"Tidak usah khawatir, aku pasti sampai di rumah dengan selamat. Kau juga harus membuat keputusan yang tepat. Jangan sampai menyakiti Jo Yeon Ho," saran Soo Yin. Ia memiliki firasat lain mengenai hal ini. Tiba-tiba saja hatinya menjadi iba pada Aeri jika Dae Hyun menceraikannya. Namun Soo Yin segera menepisnya karena Aeri juga bersalah telah mengkhianati Dae Hyun.     

Dae Hyun merengkuh tubuh Soo Yin sebentar lagi untuk memeluknya kemudian mengajaknya masuk lift bersama-sama sampai akhirnya mereka berpisah setelah ke luar dari lift karena di lobi masih banyak tamu hotel yang berlalu lalang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.