Istri Simpanan

Bab 108 - Perayu pria kaya



Bab 108 - Perayu pria kaya

0Sebelum mereka pergi nonton ke bioskop Kim Soo Hyun mengajak Soo Yin dan Jean makan di sebuah cafe. Padahal Soo Yin sebenarnya sudah lelah dan ingin segera pulang.     
0

"Cepatlah pesan apapun yang kalian mau," ujar Kim Soo Hyun sembari menyandarkan kepalanya di kursi. Hatinya terasa gembira karena seharian ini bisa menghabiskan waktu bersama dengan orang yang disukainya. Meskipun ada Jean, tapi itu tidak masalah sama sekali. Lagi pula Jean juga tahu jika dia menyukai Soo Yin.     

Soo Yin dan Jean saling berpandangan sesaat sebelum akhirnya Jean membuang muka.      

"Tidak usah sungkan. Pesan saja semuanya yang kalian mau," ucap Kim Soo Hyun.     

"Terserah anda saja," sahut Soo Yin. Meski lapar namun dirinya tidak berselera sama sekali. Pikirannya melayang di udara memikirkan suaminya yang sedang tidak enak badan.     

Kim Soo Hyun akhirnya memesan semua menu makanan utama yang ada di cafe itu.     

Soo Yin hanya mengacak-acak makanan yang ada di piringnya dengan tatapan kosong. Jean yang melihatnya mengerutkan keningnya. Namun dirinya juga enggan untuk menanyakan apa yang terjadi pada Soo Yin.     

"Soo Yin, apa makanannya tidak enak? kau nampak tidak berselera," ujar Kim Soo Hyun di sela tengah mengunyah makanannya.     

"Aku sudah kenyang," sahut Soo Yin sembari meletakkan peralatan makannya.     

"Soo Yin, kau bahkan hanya makan beberapa suap saja," timpal Jean yang sejak tadi mengamati Soo Yin. Ia merasa bersalah atas sikapnya tadi terhadap Soo Yin.     

"Ah, itu tidak benar. Aku sudah makan separuhnya," sanggah Soo Yin dengan tersenyum lebar. Ia merasa senang sekali akhirnya Jean memperhatikan dirinya. Ia merindukan Jean yang selalu baik dan perhatian kepadanya.     

"Ah, sepertinya sebentar lagi film akan segera dimulai," ujar Kim Soo Hyun sembari melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.     

Lima belas menit kemudian mereka segera masuk ke Megabox Coex Mall untuk segera menonton film di bioskop.     

"Sebaiknya kalian menunggu di sini saja. Biarkan aku yang membeli makanan dan minuman," ujar Kim Soo Hyun yang langsung pergi untuk mencari camilan yang akan dibawa masuk. Rasanya ada yang kurang jika nonton tidak membeli makanan ringan.     

"Soo Yin, maafkan atas sikapku tadi," ujar Jean sembari menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Ia merasa malu pada Soo Yin.     

"Jean, tidak perlu meminta maaf. Aku bisa mengerti perasaanmu," ujar Soo Yin dengan seulas senyum terukir di bibirnya. Dapat mengobrol kembali dengan Jean membuat hatinya lega.     

"Aku sungguh merasa malu," ucap Jean.     

Soo Yin memeluk tubuh Jean kemudian mengusap punggungnya. Namun segera melepaskan karena tidak lama kemudian Kim Soo Hyun tiba.     

"Ada apa dengan kalian?" ujar Kim Soo Hyun dengan kedua tangannya menenteng plastik.     

"Sebaiknya kita masuk karena filmnya akan segera dimulai," ujar Soo Yin seraya menggandeng pergelangan tangan Jean.      

Mereka segera memasuki bioskop. Ternyata penonton sudah memenuhi sebagian bangku. Terlebih malam ini akan tayang sebuah film horor yang populer.     

Soo Yin duduk di tengah di antara Jean dan Kim Soo Hyun. Ia harus memikirkan cara agar bisa ke luar dari bioskop. Dirinya ingin memberikan waktu berdua untuk mereka. Soo Yin ingin Kim Soo Hyun menjadi dekat dengan Jean.     

Semua penonton tampak sangat antusias ketika film baru saja diputar yang menayangkan sebuah pembunuhan berantai. Mereka saling berteriak histeris hingga menggema di ruangan.      

Kim Soo Hyun juga tampak antusias sehingga pandangannya tetap tertuju pada layar lebar di depannya. Soo Yin tidak menikmati film itu sama sekali. Hatinya resah dan ingin segera pulang untuk melihat keadaan suaminya.     

"Jean, bisakah kita bertukar tempat duduk?" bisik Soo Yin. Diliriknya Kim Soo Hyun yang tengah asyik sehingga ini bisa digunakan agar bisa kabur.     

"Memangnya kenapa?" ujar Jean.     

"Sudah jangan banyak bicara." Soo Yin terus melirik Kim Soo Hyun yang tengah asyik nonton sembari menyeruput minuman.     

Dengan susah payah karena takut ketahuan mereka berhasil bertukar tempat. Film memang sangat menegangkan sehingga suasana sedikit riuh mendengar teriakan para penonton.     

"Jean, aku pulang dulu. Semoga malam ini menyenangkan." Tidak ada waktu lagi untuk tinggal berlama-lama di bioskop. Soo Yin segera meninggalkan mereka sudah.     

Jean yang kini tinggal hanya berdua dengan Kim Soo Hyun merasa gugup. Ia takut jika pria itu tahu Soo Yin pergi maka pasti akan sangat kecewa.     

30 menit kemudian akhirnya film selesai. Kini lampu dinyalakan agar para penonton mudah dalam mencari barang bawaannya agar jangan sampai ketinggalan.     

"Kemana Soo Yin?" ujar Kim Soo Hyun yang mengerutkan keningnya karena tiba-tiba saja Jean yang berada di sampingnya. Terlalu asyik menonton dia sama sekali tidak menyadari mereka bertukar tempat duduk.     

"Soo Yin sudah pulang," ujar Jean dengan rasa takutku.     

"Kapan? kenapa tidak mengatakannya? Ah, sayang sekali," gumam Kim Soo Hyun dengan raut wajah kecewa. Padahal dalam perjalanan pulang nanti ia sudah memiliki rencana. Itu mengapa dia menahan Soo Yin agar jangan pulang terlebih dahulu hingga malam. Sangat disayangkan gadis itu sudah pulang.     

"Soo Yin tadinya pamit ke toilet namun tak lama kemudian dia mengirimkan pesan jika ia pulang," ujar Jean menjelaskan.     

"Ya sudah, ayo kita pulang saja." Kim Soo Hyun berdiri dari duduknya. Jean juga mengikuti langkah pria itu dalam keadaan diam dan menunjukkan wajahnya.     

"Tuan, lebih baik aku pulang naik taksi saja," ujar Jean. Ia merasa sadar diri mengenai statusnya yang hanya seorang pekerja biasa mana mungkin pantas mencintai seorang pangeran.     

"Ini sudah malam lebih baik kau ikut denganku saja," ujar Kim Soo Hyun seraya berbalik untuk menatap manik mata Jean.     

"Tapi …." ucap Jean seraya menundukkan kepalanya. Ia merasa berdebar saat pria itu menatapnya. Tatapannya begitu hangat yang menyebabkan tembok pertahanan yang selama ini dibangun untuk tidak jatuh cinta kini benar-benar telah runtuh.     

"Sudah." Kim Soo Hyun tiba-tiba saja memegang pergelangan tangan Jean hingga gadis itu melihat ker arah dua tangan yang saling bertautan.     

"Tuan Kim Soo Hyun!" panggil sebuah suara perempuan yang berasal dari belakang mereka.     

Kim Soo Hyun dan Jean langsung menghentikan langkahnya untuk melihat siapa orang itu. Ternyata dia adalah Li Sa.     

"Kau habis menonton juga?" tanya Li Sa dengan wajah sumringah namun seketika berubah tidak senang ketika melihat Kim Soo Hyun dan Jean yang masih bergandengan tangan.     

"Li Sa?" Jean menyipitkan matanya. Ia bertanya dalam hatinya bagaimana mungkin Li Sa kenal dengan Kim Soo Hyun.     

"Ya ampun ternyata kau dan sahabatmu itu sama-sama perayu para pria kaya," cibir Li Sa sembari melihat Jean dari atas hingga bawah dengan tatapan jijik.     

Li Sa langsung melepaskan tangan Kim Soo Hyun dan Jean yang saling bertautan. kemudian Li Sa langsung memeluk lengan Kim Soo Hyun.     

Kim Soo Hyun yang merasa risih dan memang sangat tidak suka setiap ada Li Sa langsung menarik pergelangan tangannya.      

"Jangan menyentuhku!" ujar Kim Soo Hyun sembari mengusap lengannya. Ia menatap tajam Li Sa namun gadis itu sama sekali tidak merasa.     

"Kenapa kau tidak bilang jika kau juga pergi menonton padahal kita bisa nonton berdua tadi," gerutu Li Sa sembari mengerucutkan bibirnya. Tanpa malu-malu ia menyandarkan kepalanya di bahu Kim Soo.     

"Ku bilang lepaskan!" Kim Soo Hyun mendorong tubuh Li Sa agar tidak menempel terlalu dekat padanya.     

"Jean, ayo sebaiknya kita pulang," ajak Kim Soo Hyun yang langsung menarik pergelangan tangan Jean. Ia tidak ingin terlalu lama dekat dengan wanita penyihir seperti Li Sa.     

Jean hanya menurut saja tanpa ingin mengatakan apapun pada Li Sa karena dulu saat sekolah mereka kerap kali bertengkar.     

"Tunggu, aku ikut!" seru Li Sa.     

"Tidak usah mengganggu kami," ucap Kim Soo Hyun. Ia terus menggandeng Jean sampai masuk ke dalam mobil.     

Li Sa menghentikan langkahnya sembari mengepalkan tinjunya. Ia sangat marah karena Kim Soo Hyun lebih memilih mengantarkan Jean dari pada dirinya. Dia tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan memberi peringatan sekaligus pelajaran padanya nanti.     

Li Sa menghentakkan kakinya di tanah menahan rasa kesalnya. Ia berencana meminta bantuan Aeri untuk mendekati keluarga Kim Soo Hyun dengan segera jika tidak ingin kehilangan pria dambaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.