Istri Simpanan

Bab 93 - Menemukan Jo Yeon Ho



Bab 93 - Menemukan Jo Yeon Ho

0Jo Yeon Ho marah sehingga ia keluar dari rumah diam-diam hingga tidak tahu arah jalan pulang. Anak itu terus menyusuri trotoar sembari memegang perutnya yang keroncongan. Langkahnya berhenti saat berada di sebuah rumah makan kecil. Dia terus memandangi seseorang yang tengah menikmati makanannya.     
0

Anak itu duduk di depan kedai hingga ada seorang wanita yang ke luar. Wanita itu tidak lain adalah Jean yang baru saja membeli makanan.     

Jean mengamati Jo Yeon Ho yang tengah duduk di teras sambil menunduk kemudian ia menghampirinya karena penasaran ada anak kecil di saa malam seperti ini.     

"Apa kau menunggu seseorang?" tanya Jean. Dia melihat ke sekeliling tidak ada orang.     

"Aku … aku tersesat," sahut Jo Yeon Ho sembari menengadahkan wajahnya. Matanya berkaca-kaca seperti hendak menangis.     

"Dimana rumahmu?" Jean terus mengamati wajah imut yang sepertinya pernah dikenal olehnya.     

"Di UN Village, aku tidak tahu jalan pulang," ucap Jo Yeon Ho. Meski masih kecil namun anak itu mengetahui dimana alamat tempat tinggalnya. Namun karena sudah malam ia tidak mengetahuinya.     

Jean berpikir sejenak kalau sepertinya pernah melihat anak yang kini berada di depannya. Wajahnya terlihat tidak asing.     

"Kalau begitu ayo kuantar kau pulang," ujar Jean. Semua orang pasti tahu dimana UN Village karena itu adalah perumahan yang terkenal dengan orang-orang kaya yang tinggal di kawasan itu. Menurut Jean itu tidak terlalu jauh dari tempat sana.     

"Aku lapar," sahut Jo Yeon Ho dengan wajah polos.     

Jean tertegun mendengarnya. Bagaimana bisa seorang anak kecil yang berada dari keluarga kaya kelaparan di malam seperti ini. Apa bahkan mereka terlalu sibuk sehingga tidak mengurus putranya dengan benar.     

"Ayo makan dulu." Jean mengajak Jo Yeon Ho untuk masuk kembali ke dalam rumah makan. Meski uangnya tidak cukup namun masih bisa untuk membeli setidaknya dua porsi Ramyeon. Semoga saja anak itu tidak sakit perut setelah memakannya.     

Jean memesan satu mangkuk untuk Jo Yeon Ho. Anak itu langsung menyantapnya dengan lahap membuat Jean tersenyum. Anak itu terlihat sangat menggemaskan karena memasukkan makanan ke dalam mulutnya hingga penuh.     

"Uhuk … uhuk." Jo Yeon Ho hampir tersedak karena terlalu penuh mulutnya.     

"Pelan-pelan," ujar Jean seraya menepuk punggung Jo Yeon Ho kemudian menyodorkan minuman kepadanya.     

Jo Yeon Ho meneguk segelas air putih hingga tidak tersisa lalu meletakkan kembali sendok di atas meja karena sudah menyelesaikan makannya.     

"Kalau boleh tahu, apa kau bisa mengingat siapa nama orang tuamu?" tanya Jean ingin tahu.     

"Ayahku bernama Dae Hyun," sahut Jo Yeon Ho dengan wajah datar.     

"Apa? bisa kau katakan sekali lagi!" Jean melebarkan matanya hingga hampir mau copot ketika mendengar kalau anak yang kini berada di depannya adalah putra dari bosnya.     

"Ayahku Dae Hyun," sahut Jo Yeon Ho dengan rasa malas.     

"Apa namamu Jo Yeon Ho?" tanya Jean untuk memastikannya. Pantas saja dia merasa pernah melihat wajah anak itu. Jean baru ingat kalau pernah bertemu beberapa kali dengan anak itu di hotel.     

Jo Yeon Ho menganggukkan kepalanya dengan malas.     

"Kalau begitu ayo kita pulang! Ayah dan Ibumu pasti tengah mengkhawatirkanmu saat ini," ujar Jean sembari bangkit dari tempat duduknya.     

"Aku tidak mau pulang sebelum Ayahku pulang," ujar Jo Yeon Ho sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.      

"Tapi ini sudah malam," bujuk Jean dengan lembut. Dia juga butuh istirahat sehingga ingin segera pulang namun tidak mungkin membiarkan anak itu di sana sendirian.     

"Kalau Bibi ingin pulang, pergilah! aku akan tetap di sini," ucap Jo Yeon Ho.     

Jean tidak tahu bagaimana caranya membujuk seorang anak kecil. Kedai itu memang buka sampai tengah malam namun terlalu berbahaya jika membiarkan seorang anak kecil tetap berada di sana. Bagaimana jika ada orang jahat yang menculiknya? maka dia akan disalahkan.     

"Besok, Ayahmu pasti pulang," ujar Jean lagi. Terbersit dalam pikirannya untuk menghubungi Soo Yin namun dia mengurungkan niatnya. Ada rasa kesal setiap mengingat bagaimana pria yang disukainya justru menyukai sahabatnya.     

"Aku ingin sekarang juga Ayahku pulang!" seru Jo Yeon Ho tidak memperdulikan perkataan Jean.     

Jean tiba-tiba memilih ide untuk menghubungi Kim Soo Hyun. Dia yakin kalau pria itu bisa membantunya karena Kim Soo Hyun adalah paman Jo Yeon Ho.     

Jean segera mengirim pesan kepada Kim Soo Hyun agar segera datang ke tempat saat ini mereka berada. Ternyata tidak selang beberapa lama ada balasan pesan dari Kim Soo Hyun yang mengatakan akan segera datang.     

Jean mengajak Jo Yeon Ho untuk ke luar dari kedai itu. Beruntung anak itu mau mengikutinya untuk duduk di bangku yang berada di tepi trotoar. Ternyata membujuk anak kecil yang marah sulit juga.     

Jean membuka mantelnya untuk menutupi tubuh Jo Yeon Ho yang tampaknya kedinginan. Meskipun tubuhnya juga terasa dingin namun tidak masalah baginya selagi Jo Yeon Ho baik-baik saja.     

Sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka. Ternyata Kim Soo Hyun yang baru saja turun dari dalam mobil.     

"Jo Yeon Ho, akhirnya paman menemukanmu," ujar Kim Soo Hyun sembari memeluk tubuh mungil keponakannya. Semua orang kalang kabut saat mengetahui Jo Yeon Ho menghilang.     

"Kenapa kalian bisa bersama?" tanya Kim Soo Hyun sembari memandang wajah Jean.     

"Aku hanya tanpa sengaja bertemu dengannya di sini," sahut Jean sembari mengusap lengannya untuk menghangatkan tubuh.     

"Semua orang sangat khawatir. Jean, terima kasih sudah menghubungiku," ujar Kim Soo Hyun dengan tulus. Dia merasa beruntung karena Jean yang menemukan Jo Yeon Ho. Jika orang jahat yang menemukan pasti akan sangat berbahaya.     

"Sama-sama," sahut Jean singkat.     

"Ayo kita pulang," bujuk Kim Soo Hyun seraya berjongkok di depan Jo Yeon Ho.     

"Tidak mau, aku ingin Ayahku pulang." Jo Yeon Ho memalingkan wajahnya.     

"Ini sudah malam, besok pagi Ayahmu pasti akan pulang," ujar Kim Soo Hyun.     

"Telepon sekarang juga!" Jo Yeon Ho sangat bersikeras ingin bertemu dengan ayahnya dengan segera.     

Kim Soo Hyun berusaha menghubungi ponsel Dae Hyun namun nomornya tidak aktif. Kemudian menghubungi ponsel Soo Yin namun sama juga tidak aktif. Selama Soo Yin menyusul kakaknya di pulau Jeju nomor mereka jadi sulit untuk dihubungi.     

"Kenapa selalu saja tidak aktif?" gerutu Kim Soo Hyun yang merasa kesal dengan kakaknya.     

Jean terus memandangi wajah tampan Kim Soo Hyun. Pria yang mampu membuat hatinya bergetar namun Jean harus menerima kenyataan pahit bahwa pria itu justru mencintai orang lain.     

"Jean?" panggil Kim Soo Hyun ketika melihat Jean yang terus memandangnya tanpa berkedip. Dia sampai menggoyangkan tangannya di depan wajah gadis itu untuk menyadarkannya.     

"Ah, maaf," ujar Jean yang tersadar dari lamunannya. Wajahnya memerah karena malu sudah kepergok mengamati wajah Kim Soo Hyun.     

Kim Soo Hyun bersikap biasa saja. Baginya sudah terbiasa jika ada gadis yang akan tersihir oleh ketampanannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.