Istri Simpanan

Bab 83 - Makan malam (part 1)



Bab 83 - Makan malam (part 1)

0Soo Yin merapikan meja kerjanya karena sebentar lagi akan pulang. Sebenarnya dirinya ingin beralasan untuk tidak datang karena belum ingin berkumpul dengan keluarga Dae Hyun. Namun dia juga merasa tidak enak pada Ny. Park yang tadi sudah mengundangnya.     
0

"Hai, Soo Yin!" Sebuah suara tiba-tiba muncul hingga membuatnya terlonjak kaget.     

"Ada apa, Tuan?" ujar Soo Yin saat melihat pria yang mengejutkanya ternyata adalah Kim Soo Hyun.     

"Aku ingin kau memanggil dengan sebutan nama saja. Aku tidak suka jika kau memanggilku seperti itu," ujar Kim Soo Hyun. Menurutnya mereka akan sulit untuk dekat jika Soo Yin manggilnya seperti itu.     

"Maaf, saya merasa tidak enak jika memanggil anda dengan nama," ucap Soo Yin.     

"Tidak usah merasa seperti itu. Oh iya, Kakakku sepertinya masih agak lama di ruang rapat. Sebaiknya kau pulang ikut bersamaku saja," ujar Kim Soo Hyun.     

"Aku akan menunggu Tuan Dae Hyun saja," tolak Soo Yin dengan sopan. Jika sampai dia bersama dengan Kim Soo Hyun entah apa yang akan terjadi pada Dae Hyun karena tadi sudah berjanji untuk tidak dekat dengan pria manapun. Dia tidak akan meninggalkan Dae Hyun seperti semalam.     

"Sudah, tidak apa-apa. Baiklah, aku akan memberitahumu agar sebaiknya kau jangan terlalu dekat dengan pria yang sudah beristri," ujar Kim Soo Hyun.     

Soo Yin menautkan kedua alisnya. Ia berusaha mencerna ucapan Kim Soo Hyun. Apakah maksudnya dia harus menjauh dari Dae Hyun?     

"Sudah, jangan banyak berpikir. Sebaiknya kita pulang sekarang agar tidak terlambat." Kim Soo Hyun memegang pergelangan tangan Soo Yin.     

"Tolong lepaskan," ujar Soo Yin sembari melirik pergelangan tangannya. Jika sampai Dae Hyun tahu adiknya menyentuhnya pasti akan sangat marah.     

"Ahh, maaf." Kim Soo Hyun segera melepaskan tangan Soo Yin. Tidak mengapa jika sekarang gadis itu belum ingin di sentuhnya. Tenang saja, nanti dia akan membuktikan jika dirinya adalah pria yang layak dicintai oleh Soo Yin. Cepat atau lambat Kim Soo Hyun yakin kalau dirinya pasti bisa menaklukkan gadis itu.     

Tiba-tiba saja ponsel Kim Soo Hyun berdering. Pria itu segera meminta izin pada Soo Yin untuk menjawab panggilan. Tentu saja dengan senang hati Soo Yin mengizinkannya.     

Soo Yin kembali duduk di kursinya. Ia sesekali memandang ke arah pintu namun Dae Hyun lama sekali tidak muncul. Diliriknya jam dinding yang sudah hampir menunjukkan pukul tujuh malam. Soo Yin memang tadi tidak diizinkan oleh Dae Hyun untuk ikut rapat. Dengan alasan semuanya adalah pria sehingga Dae Hyun tidak rela jika Soo Yin ikut. Tidak rela jika melihat istrinya digoda oleh pria lain.     

Ceklek ....     

Soo Yin langsung memandang ke arah pintu. Tadinya mengira kalau Dae Hyun yang membuka pintu tapi ternyata itu adalah Kim Soo Hyun membuat Soo Yin mencebikkan bibirnya.     

"Soo Yin, Ibu menyuruh kita untuk segera ke pulang karena ada Paman dan Bibi juga," ujar Kim Soo Hyun.     

"Tapi ...." ucap Soo Yin.     

"Sudah, nanti Kakak pasti menyusul," ujar Kim Soo Hyun.     

Dengan terpaksa akhirnya Soo Yin mau untuk pulang bersama Kim Soo Hyun karena setelah menunggu setengah jam namun Dae Hyun tetap saja tidak menampakan batang hidungnya. Terserah jika Dae Hyun nanti akan marah karena itu juga bukan salahnya.     

Tepat setelah mereka meninggalkan parkiran ternyata Dae Hyun sudah selesai rapat sehingga langsung kembali ke ruangannya.     

"Sayang!" panggil Dae Hyun yang berjalan menghampiri meja kerja istrinya namun ternyata tidak ada.     

Dae Hyun terus menyusuri ruangannya hingga ke toilet namun tak juga menemukan Soo Yin. Dae Hyun segera menghubungi istri kecilnya itu.     

"Hallo, Tuan." Tidak berapa lama kemudian Soo Yin sudah menjawab teleponnya.     

"Kau dimana?" tanya Dae Hyun.     

"Aku ... aku sudah di jalan bersama Tuan Kim Soo Hyun," sahut Soo Yin.     

"Sial!" gerutu Dae Hyun yang langsung mematikan sambungan telepon. Dengan tergesa-gesa langsung menuju parkiran.     

=≠======≠=================     

Kim Soo Hyun memarkirkan mobilnya di halaman. Ia k mmemudian membukakan pintu mobil untuk Soo Yin. Mereka berdua langsung disambut oleh para pelayan. Ternyata rumah itu tampak ramai. Kim Soo Hyun mengatakan jika ada Paman dan Bibinya yang datang dari Jepang yang sudah lama sekali mereka tidak kembali ke Korea.     

"Kim Soo Hyun!" panggil seorang wanita sembari berlari-lari kecil ke arah mereka.     

Soo Yin melebarkan matanya hingga hampir terjatuh saat mengetahui wanita itu adalah Li Sa. Keringat dingin seketika ke luar dari tubuhnya. Ada rasa takut ketika melihat Li Sa karena sering kali saudara sepupunya itu akan mempermalukannya di depan umum.     

"Soo Yin? untuk apa kau di sini?" tanya Li Sa dengan ketus ketika melihat seseorang yang sangat dibencinya sejak kecil.     

"Seharusnya aku yang bertanya, untuk apa kau ada di rumah ini?" tanya Kim Soo Hyun dengan tidak suka.     

"Aku yang mengundangnya," timpal Aeri yang entah sejak kapan berdiri tidak jauh dari mereka.     

Kim Soo Hyun menatap kakak iparnya dengan rasa kesal. Inilah yang sangat dibencinya pada Aeri, selalu saja membawa Li Sa ke dalam rumah ini ketika dia pulang.     

"Hei anak pelakor! kau itu tidak pantas berada dekat dengan keluarga ini," sindir Li Sa sembari memandang Soo Yin dengan tidak suka.     

Dada Soo Yin terasa sangat sesak ketika mendengar ucapan Li Sa.     

Aeri bahagia saat melihat ekspresi wajah Soo Yin yang memerah karena menahan amarahnya. Dia memang sengaja mengundang Li Sa untuk mempermalukan Soo Yin di depan keluarga Dae Hyun dengan begitu gadis itu tidak akan berani datang ke rumah itu lagi dan mencari muka.     

"Li Sa, jaga ucapanmu!" ucap Kim Soo Hyun dengan nada yang tinggi. Dia tidak rela jika gadis pujaannya disebut seperti itu.     

"Maaf, aku keceplosan," ujar Li Sa seraya menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.     

"Hai, ternyata kalian sudah datang." Ny. Park tampak bahagia ketika melihat Kim Soo Hyun bersama Soo Yin.     

"Selamat malam, Ny. Park," sapa Soo Yin. Merasa lega karena ada ibu mertuanya. Dengan begitu semoga saja Li Sa tidak berbuat macam-macam.     

"Mari kita berkumpul di ruang makan karena ada Paman dan Bibi Kim Soo Hyun juga. Tapi dimana Dae Hyun?" ujar Ny. Park yang tidak melihat putra sulungnya.     

"Tuan belum ...." ucap Soo Yin.     

"Kalian bahkan pulang tidak menungguku. Dasar tidak sabaran!" Ucapan Dae Hyun memotong perkataan Soo Yin. Pria itu langsung melangkahkan kakinya ke dalam rumah tanpa menoleh ke siapapun.     

Soo Yin merasakan ada sesuatu yang aneh ketika mendengar perkataan suaminya itu. Itu sedikit menusuk hatinya ketika mengatakan 'Dasar tidak sabaran!' Soo Yin merasa kata-kata itu pasti ditujukan kepadanya.     

"Ayah?" Untunglah ada Jo Yeon Ho yang menyambut sehingga rasa kekesalan di hati Dae Hyun sedikit menghilang. Ya, dia kesal karena Soo Yin bersama dengan Kim Soo Hyun padahal tadi pagi sudah berjanji untuk tidak dekat dengan pria manapun.     

"Ayo kita ke dalam, kalian semua pasti sudah lapar." Ny. Park menggandeng tangan Soo Yin untuk mengikutinya masuk tanpa memperdulikan Li Sa sedikitpun karena selama ini wanita paruh baya itu memang tidak pernah menyukai gadis itu. Ny. Park menyetujui untuk mengundang Li Sa hanya karena Aeri yang terus saja merengek kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.