Istri Simpanan

Bab 77 - Bukan istri yang baik



Bab 77 - Bukan istri yang baik

0"Aku bahkan belum bisa menjadi istri yang baik untukmu." Soo Yin tiba-tiba menyandarkan kepalanya di dada Dae Hyun untuk menyembunyikan wajahnya.     
0

Pantaskah dirinya dianggap seorang istri yang bahkan tidak pernah mau melakukan kewajibannya? Soo Yin hanya tidak ingin terlalu menuntut pada suaminya. Sudah terlalu banyak hal yang dilakukan oleh Dae Hyun namun Soo Yin sama sekali belum bisa membalasnya.     

Dae Hyun yang bertelanjang dada dapat merasakan air hangat mengalir di dadanya. Dia melingkarkan tangannya di hingga menyentuh punggung Soo Yin. Kemudian mengeratkan pelukannya meski ada sesuatu yang harus ditahan.     

"Bagiku kau adalah istri yang baik. Justru aku yang belum bisa menjadi suami yang baik untukmu. Belum bisa membahagiakanmu, harus sembunyi-sembunyi bila ingin dekat denganmu." Dae Hyun mengusap punggung istri kecilnya itu. Menepuknya dengan pelan untuk menenangkannya.     

"Aku bahkan selalu menunda untuk melakukan kewajibanku sebagai seorang istri," ujar Soo Yin lirih.     

"Tidak usah dipikirkan, aku akan selalu sabar menunggumu hingga kau bersedia melakukannya." Dae melepaskan pelukannya.     

"Terima kasih karena kau tidak pernah memaksaku," ujar Soo Yin. Dia merasa sangat beruntung memiliki suami seperti Dae Hyun.     

"Ya sudah, aku mandi dulu. Melihatmu seperti ini aku takut tidak bisa menahannya lagi," goda Dae Hyun.     

Soo Yin langsung mendorong tubuh suaminya untuk masuk ke kamar mandi. Tidak ingin Dae Hyun melihat wajahnya yang sudah memerah seperti tomat.     

Baru saja hendak mengganti pakaian ternyata ada sebuah pesan singkat masuk ke ponsel. Soo Yin langsung membukanya.     

[Soo Yin, terima kasih. Kau bahkan mengirimkan dua kali lipat pada ayah] ~ Kim Nam.     

Soo terkejut karena jumlah uang yang dikirimkan oleh Dae Hyun malah terlalu banyak. Bagaimana caranya untuk berterima kasih? rasanya hanya ucapan terima kasih saja tidak sebanding dengan jumlah uang itu.     

'Haruskah aku berterima kasih menggunakan tubuhku?' ~ batin Soo Yin yang jantungnya langsung berdegup kencang ketika membayangkannya.     

Soo Yin berjalan kesana kemari karena pikirannya terasa kacau. Memikirkan melakukan hubungan suami istri untuk pertama kali sangat mengerikan baginya. Baru membayangkan saja sudah membuatnya bergidik ngeri.     

Dae Hyun baru saja ke luar dari kamar mandi. Dia mengamati Soo Yin yang belum berganti pakaian sejak tadi. Padahal sudah setengah jam dia selesai mandi.     

"Sayang, apa kau tidak ingin memakai baju?" goda Dae Hyun sembari memeluk pinggang ramping itu.     

Seketika bulu kuduk Soo Yin meremang merasakan hembusan napas di tengkuknya. Gadis itu menahan napasnya agar tidak menggebu-gebu.     

"Ayo," ajak Dae Hyun sembari melepaskan pelukannya.     

"Ayo?" Soo Yin melongo mendengar ajakan dari Dae Hyun. Berpikir bahwa haruskah mereka melakukannya di sore hari seperti ini? Soo Yin perlahan berjalan mendahului Dae Hyun untuk naik ke atas ranjang yang langsung membuat keringat dingin ke luar dari tubuhnya.     

"Apa kau benar-benar tidak ingin berganti baju?" ujar Dae Hyun sekali lagi. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat istri kecilnya justru naik ke atas ranjang.     

"Hah?" Soo Yin kembali melongo.     

"Ayo kita ganti pakaian nanti kau akan kedinginan." Dae Hyun menghampiri Soo Yin kemudian menarik tangannya agar mengikutinya ke ruang ganti. Dia tidak tahan jika Soo Yin hanya memakai handuk saja.     

Soo Yin pikir tadi Dae Hyun mengajaknya untuk berhubungan di atas ranjang. Padahal tadi hampir setengah mati sudah menahan kegugupannya.     

'Soo Yin, sebenarnya apa yang kau pikirkan?' batinnya dalam hati.     

Soo Yin memilih pakaian santai karena hari masih sore setidaknya mereka masih ada waktu untuk bersantai sebentar sebelum makan malam. Setelah selesai berganti tak lupa dia memilihkan pakaian yang akan digunakan untuk suaminya.     

"Aku akan menunggu di bawah," ujar Soo Yin sembari menyerahkan pakaian itu pada suaminya.     

Soo Yin bergegas ke halaman belakang untuk melihat sebuah taman kecil yang ada di sana. Sudah beberapa waktu dia tidak menikmati pemandangan sore hari di villa itu. Tampak beberapa tanaman bunga agak layu karena hari ini cuaca lumayan panas. Soo Yin segera mengambil selang kemudian segera menyirami bunga sambil bersenandung ria.     

Suasana hati yang tengah bahagia membuat wajah polos itu tampak merekah seperti bunga yang ada di sana. Terlalu asyiknya menyiram sampai-sampai Soo Yin tidak menyadari jika Dae Hyun yang kini sudah berada di belakangnya.     

"Melihat tersenyum seperti itu membuatku terasa sangat senang," ujar Dae Hyun.     

Soo Yin yang terkejut karena tiba-tiba ada suara di belakangnya. Dia langsung berbalik kemudian tanpa sengaja menyemprotkan air ke wajah Dae Hyun hingga wajahnya basah kuyup.     

"Ahh, maaf. Aku sungguh tidak sengaja," ujar Soo Yin dengan rasa takut jika Dae Hyun akan marah. Dia buru-buru mematikan kran begitu melihat wajah Dae Hyun yang basah.     

"Dasar gadis nakal!" Dae Hyun merebut selang tersebut kemudian gantian menyemprotkan air ke tubuh istrinya.     

Soo Yin yang merasa mendapat serangan langsung berlari menjauh sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Mereka saling kejar-kejaran seperti anak kecil. Saling membalas menyemprotkan air di tubuh mereka secara bergantian.     

Bibi Xia yang mengintip dari balik jendela dapur merasa sangat senang melihat pemandangan suami istri yang tampak akur. Dia sangat bersyukur melihat mereka yang kini semakin dekat.     

Saat Soo Yin berlari tiba-tiba saja kakinya terpeleset sehingga tubuhnya nyaris terbanting ke tanah jika saja Dae Hyun tidak menopangnya. Soo Yin langsung mengalungkan tangannya di leher Dae Hyun karena takut terjatuh.     

Mereka saling bertatapan satu sama lain. Gadis itu terpesona oleh seorang pria dewasa yang kini menjadi suaminya. Pria tampan bermata elang yang kini dicintainya. Jika orang menganggapnya gila, memang benar dirinya kini sudah tergila-gila pada pria yang awalnya dibencinya.     

Setelah beberapa saat akhirnya Soo Yin tersadar juga dari lamunannya. Dia berusaha berdiri Dengan berpegangan pada lengan Dae Hyun. Namun Dae Hyun tidak melepaskannya.     

Melihat wajah yang begitu cantik Dae Hyun langsung meraup bibir Soo Yin. Dirinya selalu tidak tahan jika memandang wajahnya sedekat itu. Selalu saja ingin menggigit bibirnya yang berwarna merah muda.     

Soo Yin yang mendapatkan ciuman tiba-tiba sontak membelalakkan matanya. Tidak ada kesempatan untuk melepaskan diri karena Dae Hyun memegang tengkuknya dengan kuat.     

"Cukupph ... hhhh," ujar Soo Yin saat mempunyai kesempatan untuk berbicara. Napasnya terengah-engah karena hampir kehabisan napas.     

Dae Hyun menjauhkan tubuhnya dari Soo Yin.     

"Maafkan aku," ujarnya.     

"Hari sudah sore, sebaiknya kita segera bersiap-siap," ujar Soo Yin mengingatkan karena hari sudah hampir gelap. Mereka juga harus membersihkan diri lagi karena kejadian barusan.     

"Baiklah," ujar Dae Hyun sembari mengamati langit yang perlahan sudah meredup.     

Soo Yin segera masuk ke dalam villa yang diikuti oleh Dae Hyun di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.