Istri Simpanan

Bab 78 - Makan malam di restoran yang sama



Bab 78 - Makan malam di restoran yang sama

0Acara makan malam ini merupakan acara yang cukup penting sehingga Soo Yin lebih memerhatikan penampilannya agar terkesan rapi dan menghormati. Tidak seperti pertama kali bekerja sebagai sekretaris, Soo Yin sama sekali tidak memperhatikan penampilannya. Padahal itu salah satu cerminan bagaimana kita dianggap menghargai tamu.     
0

Malam ini Soo Yin mengenakan sebuah setelan baju dan celana panjang berwarna coklat. Membiarkan rambutnya tetap terurai.     

Tuan Takashi tidak menginap di The Silla Seoul Hotel karena ingin menikmati tinggal di rumah tradisional Korea. Sehingga mereka harus memesan tempat yang tidak terlalu jauh dari penginapannya.     

Soo Yin dan Dae Hyun memang sengaja datang lebih awal sepuluh menit. Jangan sampai Tuan Takashi datang terlebih dahulu dari pada mereka. Mereka memesan salah satu restoran bintang lima dengan private room agar pembicaraan mereka fokus.     

Ada juga Chang Yuan di sana, meski ada Soo Yin namun sebagai seorang asisten Chang Yuan akan berada di dekat Dae Hyun. Dia akan selalu siap siaga jika Dae Hyun membutuhkannya.     

"Tuan, Tuan Takashi sudah datang," ujar Chang Yuan untuk melaporkan. Ia baru saja ke luar untuk memeriksa.     

Dae Hyun dan Soo Yin langsung berdiri sebagai tanda penyambutan untuk mereka. Ternyata Takashi datang bersama dengan istri dan asistennya. Untuk makan malam seperti ini kebanyakan mereka akan membawa istrinya sebagai perkenalan agar kerja sama terjalin lebih erat.     

"Selamat datang, Tuan." Dae Hyun memeluk Takashi sebagai tanda persahabatan.     

Soo Yin juga bersalaman dengan istrinya. Ternyata istrinya masih terlihat jauh lebih muda. Sungguh tidak disangka jika Takashi memiliki istri yang masih muda. Umur Takashi masih sekitar 40 tahun berbeda lebih tua lima tahun dari Dae Hyun.     

"Apa ini istrimu?" tanya Takashi pada Dae Hyun sembari memandang Soo Yin.     

"Saya sekretarisnya, Tuan," jawab Soo Yin. Dia tidak ingin menimbulkan masalah sehingga tidak apa-apa jika orang lain hanya menganggapnya sekretarisnya.     

"Sayang sekali, padahal kalian terlihat sangat cocok. Ah, aku baru ingat kalau istrimu adalah seorang model," ujar Takashi sembari tersenyum.     

Soo Yin hanya bisa tersenyum tipis ketika mendengarnya. Hatinya harus belajar lebih kuat lagi karena cepat atau lambat pasti akan mendengarkan pernyataan semacam itu.     

"Bagaimana perjalanan anda dari Jepang?" tanya Dae Hyun untuk mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin membuat istrinya merasa tidak nyaman.     

"Sungguh menyenangkan! beberapa bulan tidak ke Seoul ternyata keadaan sudah banyak berubah," ujar Takashi     

Takashi adalah seorang pebisnis yang usahanya sudah berkembang dimana-mana. Usahanya bergerak di bidang alat-alat pembangunan dan kerap kali mengajak kerjasama sebagai investasi jangka panjang.     

"Silahkan diminum, Tuan." Soo Yin menuangkan Soju ke dalam gelas Takashi dan istrinya secara bergantian. Tak lupa juga menuangkannya pada gelas Dae Hyun.     

Tidak lama kemudian datang beberapa orang pelayan membawakan buku menu.     

"Silahkan, Tuan." Pelayan tersebut meletakan buku menu di atas meja.     

"Aku memesan semua hidangan paling enak di restoran ini," ujar Dae Hyun pada Pelayan.     

"Bukankah kami yang seharusnya mengatakannya?" ujar Takashi.     

"Seharusnya kami yang menjamu anda," ujar Dae Hyun sembari tersenyum.     

Sambil menunggu makan malam datang mereka mulai membicarakan kerja sama yang akan terjalin. Soo Yin cukup mendengarkan karena tidak tahu apapun mengenai hal itu. Dia hanya sesekali mengobrol dengan istri Takashi tentang negara Jepang.     

*********************************     

Di saat waktu dan tempat yang bersamaan.     

Sesuai ucapannya Kim Soo Hyun mengajak Jean untuk makan malam.     

Sebagai ucapan terima kasih dengan mengajaknya makan malam bagi Jean itu terlalu berlebihan. Namun Jean tetap mengikuti langkah Kim Soo Hyun untuk masuk ke dalam restoran.     

Suasana lumayan ramai oleh para pengunjung yang juga berpasangan. Jean merasa gugup karena ini pertama kalinya diajak oleh seseorang ke sebuah restoran mewah. Beruntung Soo Yin meminjamkan pakaiannya yang sangat bagus sehingga Jean bisa mengimbangi penampilan Kim Soo Hyun yang sangat memukau sehingga para pengunjung wanita selalu curi pandang ke arahnya.     

"Apa kau pernah berkencan?" tanya Kim Soo Hyun.     

"Hah?" Jean membelalakkan matanya.     

"Maksudnya apa kau pernah berpacaran sebelumnya?"     

"Aku ... aku tidak ada waktu untuk berkencan dengan siapapun," ujar Jean sambil menunduk malu. Wajahnya terasa panas dan memerah.     

"Ohhh, apa alamat yang kau berikan benar-benar alamat tempat tinggal Soo Yin?" Kim Soo Hyun sudah tidak ingin berbasa-basi lagi.     

"Tentu saja, aku juga dulu sering main ke sana namun setelah Soo Yin menjadi sekretaris Tuan Dae Hyun aku tidak pernah ke sana lagi. Padahal aku ingin mengajaknya nonton setiap weekend setelah itu menginap di kontrakannya seperti dulu," ujar Jean sembari mengingat masa lalu bersama Soo Yin.     

"Tidak perlu khawatir jika nanti Soo Yin menjadi sekretarisku, aku akan memberikan tiket gratis setiap minggu untuk kalian nonton," ujar Kim Soo Hyun sembari tersenyum misterius.     

"Maka dari itu kau haru merayunya agar bersedia menjadi sekretarisku. Menjadi sekretaris kakakku itu tidaklah enak karena harus ikut lembur. Jika denganku aku tidak akan membiarkan dia kelelahan," sambung Kim Soo Hyun dengan bangganya menceritakan keunggulan tentang dirinya.     

'Apa sebenarnya maksud pria ini?' ~ batin Jean. Dia terus mendengarkan Kim Soo Hyun yang hanya membicarakan Soo Yin dari awal hingga akhir. Hanya sesekali saja menanyakan tentang kehidupan pribadinya. Ini semua sungguh terasa membosankan bagi Jean. Terlebih lagi Kim Soo Hyun juga menanyakan mengenai ukuran sepatu, baju dan sebagainya yang dipakai Soo Yin. Dia tidak terlalu mengingat apa yang dikenakan sahabatnya.     

Bahkan setelah pesanan datangpun Kim Soo Hyun selalu menanyakan hal yang sama. Sehingga Jean benar-benar merasa semakin kesal.     

"Aku pamit ke toilet, Tuan," ujar Jean yang sudah berdiri.     

"Baiklah, jangan biarkan aku menunggu terlalu lama," ujar Kim Soo Hyun sembari memamerkan giginya yang putih dan rapi.     

Jean hanya menganggukkan kepalanya kemudian segera melangkahkan kakinya menuju toilet wanita. Jean memandang wajahnya di cermin, membasuhnya menggunakan air agar kepalanya menjadi dingin.     

"Untuk apa mengajakku makan malam jika yang menjadi perbincangan hanyalah Soo Yin!" gerutu Jean sembari mencebikkan bibirnya.     

Bukan tidak menyukai sahabatnya itu namun bagi Jean itu sudah keterlaluan. Dia menyesal sudah menerima ajakan Kim Soo Hyun. Setelah mendinginkan hatinya yang sedikit panas Jean segera ke luar.     

"Jean, kau di sini juga?" ujar Soo Yin dengan wajah sumringah. Tidak disangka ternyata Jean makan malam di restoran yang sama.     

"Soo Yin?" Jean sedikit terkejut bertemu dengan sahabatnya di sini. Jangan sampai dia tahu kalau dirinya makan malam bersama dengan Kim Soo Hyun.     

"Bagaimana makan malammu? pasti sangat menyenangkan. Aku jadi ingin tahu seperti apa pria yang mengajakmu berkencan," ujar Soo Yin dengan mata berbinar-binar.     

Jean hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Soo Yin. Makan malamnya sungguh jauh dari kata menyenangkan.     

"Ayo, aku tidak sabar ingin melihatnya." Soo Yin menarik pergelangan Jean untuk ke luar dari area toilet.     

Jean hanya bisa patuh mengikuti langkah Soo Yin karena dirinya sungguh tidak tahu harus mencari alasan apa agar terbebas dari sahabatnya.     

"Jean, mejanya di sini!" panggil Kim Soo Hyun sambil melambaikan tangannya. Pria itu langsung berdiri dan membelalakkan mata ketika melihat gadis pujaan hatinya di samping Jean.     

"Tuan Kim Soo Hyun?" gumam Soo Yin sembari memandang Jean.     

"Kenapa kau tidak mengatakannya kalau dia yang mengajakmu berkencan?" bisik Soo Yin di telinga Jean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.