Istri Simpanan

Bab 57 - Kesalahpahaman (part 1)



Bab 57 - Kesalahpahaman (part 1)

0Soo Yin berjalan ke luar sebentar ke sebuah taman kecil yang ada di seberang jalan. Di depan hotel ada sebuah taman kecil, yang di dalamnya terdapat danau namun tidak begitu luas.     
0

Gadis itu duduk di sebuah bangku panjang yang menghadap danau. Suasana di sana sangat tenang dan nyaman apalagi disertai semilir angin sepoi-sepoi yang menyejukan.     

'Terlalu kekanak-kanakankah diriku?' ~ batin gadis itu sembari menggoyangkan kakinya di bawah bangku. Berlebihankah dirinya kesal hanya karena bekal? Soo Yin tidak peduli jika dianggap kekanak-kanakan ataupun terlalu berlebihan oleh Dae Hyun.     

Soo Yin memejamkan matanya sejenak sembari menghirup angin segar. Diliriknya jam tangan yang ternyata sebentar lagi sudah waktunya makan siang. Segera memutuskan untuk kembali ke hotel.     

Soo Yin pergi ke ke kantin karena perutnya sudah lapar. Terlebih dahulu mengantri untuk mengambil makanan. Dipandanginya semua sudut area untuk mencari keberadaan Jean namun tidak menemukannya. Terus berjalan sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. Sembari menunggu Jean, Soo Yin menghabiskan minuman sambil memainkan ponsel di tangannya.     

Lima menit menunggu, ada seseorang yang duduk di depannya. Soo Yin mendongakkan wajahnya untuk melihat. Ternyata itu adalah Jean yang datang dengan wajah kusut. Meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja.     

"Ada apa Jean?" tanya Soo Yin sembari mengamati sahabatnya itu. Padahal tadi sepertinya baik-baik saja. Wajahnya ceria seperti biasanya.     

"Aku baru saja berbuat kesalahan," ujar Jean seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan.     

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Soo Yin khawatir.     

"Aku tadi menumpahkan kopi yang kubawa, mengenai tubuh saudara Tuan Dae Hyun," ujar Jean segera melepaskan tangannya dari wajah.     

"Maksudmu Kim Soo Hyun? kenapa bisa seperti itu?"     

"Jadi namanya Kim Soo Hyun? aku tanpa sengaja menumpahkannya. Kuharap ucapan Tuan Dae Hyun benar, bahwa mereka tidak akan memecatku. Tapi aku sungguh merasa takut," ucap Jean dengan panik.     

"Tidak perlu khawatir, karena tidak mungkin Tuan Dae Hyun berbohong. Aku akan memastikan kalau kau tidak akan berhenti bekerja." Soo Yin memegang tangan Jean untuk menenangkannya. Merasa bersalah karena seharusnya menjadi tugasnya, jika tidak menyuruh Jean mungkin sahabatnya tidak akan mendapatkan masalah seperti itu.     

"Aku berharap juga begitu karena aku sangat membutuhkan pekerjaan ini," ujar Jean dengan wajah sendu.     

"Tenanglah, aku akan memastikan itu." Jika Dae Hyun berniat memecat Jean dirinya tidak akan tinggal diam begitu saja.     

"Hai semuanya," sapa Jae-hwa yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi makanan.     

"Hai Jae-hwa, lama tidak berjumpa," ujar Soo Yin dengan wajah sumringah.     

Jae-hwa sangat senang melihat senyuman yang terukir di bibir Soo Yin. Senyuman yang selalu membuatnya bersemangat. Gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta meski dirinya tidak pernah punya nyali untuk mengatakannya. Hanya bisa mengungkapkan perasaannya lewat perhatian saja.     

"Boleh aku bergabung bersama kalian?" tanya Jae-hwa.     

"Tentu saja, tidak usah sungkan. Bukankah kita sudah berteman sejak lama." Soo Yin menggeser kursinya karena Jae-hwa berdiri di sampingnya tidak mungkin menyuruhnya duduk di sebelah Jean. Seharusnya ini tidak akan menjadi masalah.     

Jae-hwa segera duduk di kursi di samping Soo Yin. Sebulan lebih tidak pernah berjumpa membuat Jae-hwa merasa rindu meski tidak berani mengatakannya. Cukup dengan melihat senyuman gadis pujaannya, rindunya perlahan terobati.     

Jae-hwa memandang Jean sekilas. Merasa aneh dengan sikap Jean yang kali ini lebih pendiam dari biasanya.     

"Jean, ada apa denganmu?"     

"Ah, aku baik-baik saja. Ayo kita makan, nanti keburu waktu istirahatnya usai," ujar Jean mengalihkan pembicaraan. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya agar tidak merasa cemas. Sangat berharap apa yang diucapkan Soo Yin benar.     

:ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon::ribbon:     

Dae Hyun mencari Soo Yin hingga ke luar dari hotel namun tidak menemukan gadis itu. Sampai akhirnya bertanya kepada seorang pekerja, ternyata Soo Yin saat ini tengah berada di kantin.     

Dengan langkah santai Dae Hyun masuk ke area kantin. Tempat yang sangat jarang sekali dikunjunginya. Kebanyakan yang makan di kantin adalah para pelayan dan pekerja bawahan lainnya.     

Semua pekerja saling berpandangan satu sama. Merasa aneh karena pertama kalinya melihat atasan mereka datang ke kantin. Mereka semua menyingkir untuk memberikan jalan.     

Dae Hyun memandang ke penjuru kantin. Mengamati satu per satu wanita untuk menemukan Soo Yin. Lama sekali tidak menemukannya. Hingga akhirnya terus melangkahkan kakinya semakin ke dalam. Yang membuat para karyawan tampak bingung oleh kehadirannya.     

Setelah matanya berkeliling akhirnya dia menemukan sosok yang dia cari. Meski hanya terlihat punggungnya namun Dae Hyun yakin kalau itu adalah istrinya.     

Karena merasa lapar, terlebih dahulu mengambil makanan yang membuat semua orang semakin heran. Meski para atasan juga memakan menu yang sama. Namun sering kali mereka memesan kepada pelayan untuk membawakan ke ruangan masing-masing sehingga tidak perlu mengantri.     

Dengan sabar Dae Hyun mengantri bersama dengan bawahannya. Ada beberapa karyawan yang merasa sungkan sehingga menyuruh bosnya untuk mengambil terlebih dahulu.     

Setelah selesai Dae Hyun melangkahkan kakinya menuju meja dimana Soo Yin tengah duduk. Matanya melotot saat melihat istrinya duduk di samping pria lain. Mereka tampak asyik mengobrol dan bercanda. Membuat Dae Hyun merasa iri.     

Jean yang terlebih dahulu melihat kedatangan Dae Hyun sangat terkejut hingga membuat bola matanya hampir terjatuh.     

"Soo Yin, apa aku tidak salah lihat?" tanya Jean tidak mengalihkan pandangannya dari Dae Hyun yang terus melangkah ke arah mereka.     

"Memangnya ada apa?" tanya Soo Yin seraya menyantap makanannya.     

"Lihatlah ke belakang," ucap Jean.     

Soo Yin dan Jean membalikkan tubuh mereka secara bersamaan. Penasaran dengan apa yang Jean katakan.     

"Boleh aku bergabung di sini?" ujar Dae Hyun yang sudah berdiri tepat di belakang Soo Yin.     

Soo Yin memandang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini. Seperti bermimpi di siang bolong melihat Dae Hyun mau mengantri dan membawa nampan di kantin.     

"Silahkan, Tuan," ujar Jae-hwa dengan gugup. Entah mengapa tatapan mata Dae Hyun terasa menusuk.     

"Apa kau bisa pindah ke sana?" ujar Dae Hyun menyuruh Jae-hwa duduk di samping Jean.     

"Tidak baik jika sedang makan berpindah tempat. Sebaiknya anda saja yang duduk di sana," ujar Soo Yin tanpa memandang Dae Hyun. Sungguh dirinya masih merasa kesal dengan kejadian tadi pagi. Ternyata meski sudah menenangkan diri, tetap saja tidak bisa menghilangkan kekecewaan yang ada di hatinya.     

"Tidak apa-apa, aku akan pindah ke sana," ujar Jae-hwa seraya memandang Soo Yin. Membuat Dae Hyun menjadi sangat kesal. Dari tatapan Jae-hwa pada istrinya, Dae Hyun curiga kacau ada sesuatu di antara mereka.     

"Tetaplah duduk dan lanjutkan makan saja," ujar Soo Yin sembari melirik Dae Hyun.     

"Tidak apa-apa kan anda duduk di sana?"     

"Baiklah." Dengan terpaksa Dae Hyun duduk di sebelah Jean.     

Jean dan Jae-hwa saling berpandangan. Mereka tampak kikuk karena tidak terbiasa duduk bersama dengan atasan. Terlebih lagi seperti Dae Hyun, menyapa saja mereka kurang berani. Meski sikapnya ramah namun mereka tetap segan.     

Soo Yin melanjutkan menyantap makanannya dalam diam. Tidak memperdulikan Dae Hyun yang terus memandanginya.     

'Untuk apa dia mengikutiku kemari?' ~ ucap Soo Yin dalam hati. Tidak habis pikir dengan Dae Hyun. Setelah seenaknya sendiri tidak menghargai kerja kerasnya sekarang malah mengikutinya.     

Dae Hyun merasa ada yang salah dengan sikap istrinya yang tampak cuek. Sikapnya kembali seperti dahulu lagi. Tapi kemudian segera berpikir positif barang kali istrinya itu hanya pura-pura di depan temannya bersikap seperti itu.     

Soo Yin meletakkan peralatan makannya di meja, pertanda kalau sudah selesai makan.     

"Aku pergi dulu, sampai jumpa semuanya." Soo Yin berdiri menggeser kursinya kemudian pergi meninggalkan mereka. Tidak memperdulikan Dae Hyun sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.