Istri Simpanan

Bab 3 - Selingkuhan



Bab 3 - Selingkuhan

0Hari sudah mulai malam. Tidak ada bintang yang muncul di langit Seoul karena tertutup oleh mendung. Angin sudah mulai berhembus. Malam ini sepertinya akan turun salju.     
0

Soo Yin berjalan menyusuri trotoar seraya menyilangkan tangannya untuk memegang lengannya yang terasa dingin. Saat ini adalah musim dingin. Tadi pagi ia sangat terburu-buru berangkat, sehingga lupa tidak membawa mantelnya.     

Seperti biasa setelah pulang kerja gadis itu selalu berkunjung ke rumah sakit untuk menemui ayahnya terlebih dahulu. Sedari tadi ia menunggu taksi di depan hotel tapi taksi tak kunjung muncul. Sehingga ia memilih menunggu sambil berjalan.     

Tin tin tin....     

Suara klakson mengagetkannya. Gadis itu tengah asyik tenggelam dalam pikirannya. Ada sebuah Maybach hitam berhenti tepat di sampingnya.     

Soo Yin menoleh untuk melihat mobil yang berhenti. Ia seperti mengenal mobil Maybach itu milik siapa. Setelah mengamati dengan teliti ternyata mobil itu adalah milik Dae Hyun. Ia memilih melanjutkan langkah kakinya. Ia tidak begitu yakin kalau pria itu menghampiri dirinya.     

Dae Hyun membunyikan klakson kembali saat melihat gadis itu tidak berhenti.     

Karena suara klakson begitu memekakakn telinganya, Soo Yin akhirnya menghentikan langkahnya dan menoleh ke samping.     

Untuk apa dia menghampiriku? ~ gerutu Soo Yin dalam hati.     

"Masuklah!" ujar Dae Hyun dari dalam mobil sambil menurunkan kaca mobilnya untuk melihat Soo Yin.     

"Pergilah! aku bisa pulang sendiri," tukas Soo Yin sembari memalingkan wajahnya menghadap kembali ke depan. Ia merasa enggan melihat pria itu.     

"Ayo kita ke rumah sakit bersama! bukankah kau akan mengunjungi ayah?" ujar Dae Hyun.     

"Aku akan ke sana sendiri." Soo Yin hanya melirik ke arah Dae Hyun yang tengah duduk di belakang kemudi.     

Salju perlahan mulai berjatuhan. Membuat suhu udara menjadi sangat dingin.     

"Ayo cepat! ini sudah malam dan cuaca juga sangat dingin," ujar Dae Hyun.     

Soo Yin berpikir sejenak, memang benar saat ini tubuhnya terasa sangat kedinginan. Jika berlama-lama di luar, ia tidak yakin besok bisa berangkat bekerja. Akhirnya Soo Yin menerima tawaran Dae Hyun untuk berangkat ke rumah sakit bersama-sama.     

Begitu masuk ke dalam mobil, Soo Yin diam saja tanpa berniat membuka mulutnya. Ia juga memalingkan wajah ke samping agar tidak melihat pria yang sudah menjadi suaminya.     

"Pakailah!" Dae Hyun melepaskan mantelnya kemudian memakaikannya di bahu Soo Yin.     

"Tidak perlu sok perhatian," ujar Soo Yin datar.     

"Apa kau begitu membenci diriku?" tanya Dae Hyun. Ia mulai mengemudikan mobilnya.     

Soo Yin hanya melirik Dae Hyun tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan pria itu. Soo Yin benci karena pria itu sudah membuatnya sudah menikah di usia yang masih muda. Terlebih lagi statusnya hanya sebagai istri kedua. Ia tidak ingin di cap sebagai pelakor.     

"Maafkan aku, Soo Yin. Aku mungkin sudah membuatmu menderita selama ini," ujar Dae Hyun.     

Dae Hyun juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja ingin menikahi Soo Yin padahal sudah jelas kalau dirinya sudah mempunyai istri sekaligus anak. Dae Hyun hanya merasa ingin memiliki gadis itu.     

Soo Yin diam saja tidak ingin menjawab perkataan Dae Hyun. Ia sadar seharusnya bersyukur karena Dae Hyun telah menolong dia dan ayahnya dari Tuan Jang. Jika tidak ada Dae Hyun, keadaan ayahnya mungkin jauh lebih buruk.     

Soo Yin bukan tidak ingin berterima kasih pada pria itu tapi ia merasa sangat benci karena telah dibohongi oleh Dae Hyun. Andaikan sejak awal ia sudah tahu maka pernikahan ini tidak akan pernah terjadi.     

Soo Yin tidak pernah bermimpi untuk menikah dengan pria yang sudah beristri. Apalagi Soo Yin sangat membenci seseorang yang merebut suami orang atau pelakor. Walaupun Dae Hyun lebih dewasa darinya sebenarnya tidak masalah selain statusnya masih lajang dan bukan suami orang.     

"Maaf juga sudah tidak jujur padamu tentang statusku. Seharusnya aku berterus terang pada kau dan ayah kalau aku sudah menikah,"ujar Dae Hyun, pandangannya fokus menatap jalanan.     

"Kalau begitu ceraikan saja diriku," tukas Soo Yin.     

"Bagaimana jika ayahmu tau?" Dae Hyun memandang gadis itu.     

Soo Yin diam, tidak bisa menjawab pertanyaan Dae Hyun. Kalau sampai ayahnya tau maka Soo Yin hanya takut kalau kondisi ayahnya akan drop seperti waktu itu.     

"Soo Yin, tinggalah di rumah yang dulu kita kunjungi," ujar Dae Hyun.     

"Aku lebih nyaman tidur di kontrakan dari pada di rumahmu," timpal Soo Yin dengan ketus.     

"Sampai kapan kau akan tinggal di sana? sampai ayahmu tau kalau kita tidak serumah?" tanya Dae Hyun.     

Ayah Soo Yin hanya tau kalau hubungan anak dan menantunya baik-baik saja.     

"Apa kau selalu membawa selingkuhanmu ke sana?" sindir Soo Yin. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan.     

"Aku tidak pernah punya selingkuhan selain dirimu," tukas Dae Hyun.     

Soo Yin melotot ke arah Dae Hyun kemudian memukul pundaknya.     

"Maksudnya aku adalah selingkuhanmu?" seru Soo Yin dengan amarah yang sudah memuncak.     

"Turunkan aku di sini!" teriak Soo Yin sambil memukul lengan Dae Hyun.     

"Soo Yin, hentikan! atau kita akan mati bersama." Kini gantian Dae Hyun yang berteriak.     

Dae Hyun menghentikan mobilnya secara mendadak hingga kepala Soo Yin membentur kaca di depannya.     

Soo Yin langsung melepaskan sabuk pengaman dan hendak ke luar. Dae Hyun buru-buru menarik tangan Soo Yin dan kemudian.     

Cup ....     

Soo Yin seketika langsung mematung ketika Dae Hyun tiba-tiba saja mendaratkan ciuman di bibirnya. Waktu seolah-olah seperti berhenti berputar. Pikirannya seperti tidak bisa bekerja lagi. Ada sesuatu yang ia rasakan saat ini.     

Melihat Soo Yin yang diam saja, Dae Hyun mengemudikan mobilnya kembali.     

"Apa yang kau lakukan?"teriak Soo Yin begitu tersadar.     

"Kurasa aku menyukaimu," ujar Dae Hyun dengan santai. Sejak pertama kali mereka berjumpa, Dae Hyun sudah merasa tertarik dengan Soo Yin.     

"Omong kosong! pria seperti dirimu pasti mengatakan dan melakukan hal yang sama dengan wanita manapun yang kau temui," sindir Soo Yin sambil mengusap bibirnya dengan kasar. Ia merasa jijik dengan bekas bibir pria itu.     

"Terserah kau menilai diriku seperti apa. Aku hanya mengatakan yang sejujurnya," tukas Dae Hyun.     

Aku tidak akan terjerat oleh pria buaya seperti dirimu. ~ ucap Soo Yin dalam hati. Ia yakin kalau Dae Hyun memiliki wanita simpanan yang lainnya di luar sana.     

Ia merasa kasihan dengan istrinya karena sudah mau menikah dengan pria baji*gan seperti Dae Hyun. Soo Yin berencana akan mencari tau semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.