Istri Simpanan

Bab 19 - Pesta (part 2)



Bab 19 - Pesta (part 2)

0Dae Hyun tengah berdiri bersama dengan Aeri untuk menyapa tamu undangan. Mereka berdua memakai baju dengan warna yang senada. Terlihat sangat serasi, apalagi Aeri yang terus menggandeng lengan Dae Hyun.     
0

Meski sedang berbincang-bincang namun Dae Hyun merasa gelisah karena belum melihat Soo Yin. Padahal menurut Do Jin, gadis itu sudah datang bersamanya. Matanya sibuk mencarinya ke penjuru aula.     

"Apa kau mencari sesuatu?" tanya Aeri karena mendapati Dae Hyun yang tidak fokus mendengarkan tamu undangan yang sedang berbicara padanya.     

"Ah, aku hanya ... hanya mencari Jo Yeon Ho," ujar Dae Hyun terbata. Tidak ingin Aeri mencurigainya.     

Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang tengah berjalan bersama Do Jin. Semua orang bahkan minggir untuk memberi jalan agar mereka bisa lewat.     

Dae Hyun tidak mengedipkan matanya, menganga melihat sosok Soo Yin yang seperti bidadari. Malam ini begitu anggun meski terlihat sedikit dewasa karena gaun dan riasan yang dipakainya. Sangat berbeda dengan Soo Yin yang biasa dikenalnya.     

Tidak hanya Dae Hyun, beberapa pria bahkan merasakan hal yang sama begitu terpesona.     

Do Jin hanya tersenyum lebar dan melambaikan tangannya kepada semua orang. Mengulum senyum saat Dae Hyun menatap mereka. Do Jin yakin kalau Dae Hyun ingin berada di posisinya saat ini yaitu berada di samping Soo Yin.     

"Do Jin, kenapa kau tidak mengenalkan gadis yang ada di sebelahmu pada kami?" kata Hae Kang salah satu wakil pimpinan hotel.     

"Hei Tuan Kang, Apa kau tidak mengenalnya? dia bahkan sudah lama bekerja di sini," ujar Do Jin sambil tersenyum. Sekilas melirik Soo Yin yang terlihat gugup.     

"Benarkah? aku sepertinya tidak pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita berkenalan?" Hae Kang mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Soo Yin.     

"Aku ... aku Soo Yin," gadis itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.     

"Do Jin bilang kau sudah lama bekerja di sini. Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu," ujar Hae Kang.     

"Aku ... aku ...." ucapan Soo Yin terpotong.     

"Apa kau Soo Yin, sekretaris baru suamiku? aku hampir tidak mengenalimu," timpal Aeri.     

"Benarkah?" tanya Hae Kang sambil memandang Dae Hyun.     

"Hmm," jawab Dae Hyun sambil menganggukan kepalanya. Mengepalkan jemarin dengan kuat untuk menahan emosi. Ada rasa bersalah saat mengatakannya. Seharusnya memperkenalkan Soo Yin sebagai istrinya bukan sebagai sekretarisnya. Namun saat ini dirinya tidak bisa berbuat banyak. Jika semua orang tahu maka Soo Yin kemungkinan besar akan dalam bahaya.     

Semua orang sedikit terkejut saat mendengar Soo Yin adalah sekretaris baru Dae Hyun. Mengingat selama ini tidak ada yang bisa menggantikan Eun Bee yang selalu bekerja dengan baik. Eun Bee sudah cuti beberapa minggu yang lalu karena sebentar lagi akan melahirkan.     

"Kau sungguh mempunyai selera yang bagus Dae Hyun! akan banyak pengusaha yang mengajak bekerja sama denganmu jika mengetahui sekretarismu sangat menawan," ujar Lee Young Joun. Salah satu pengusaha properti yang masih muda dan berwajah tampan. Salah satu relasi yang akan menginvestasikan properti miliknya di The Silla Seoul Hotel.     

Dae Hyun hanya membalas dengan senyuman. Kemudian menatap manik mata Soo Yin untuk beberapa saat. Namun Soo Yin justru memalingkan wajahnya. Ada rasa kecewa yang dirasakan oleh gadis itu.     

"Baiklah acara sebentar lagi akan dimulai!" seru seorang wanita muda yang berada diatas panggung. Dia merupakan seseorang yang bertugas menjadi pembawa acara pada malam hari ini. Sehingga semua orang fokus memandang ke arah panggung.     

Acara pun segera dimulai dari mulai acara sambutan dan pemotongan kue. Para tamu undangan begitu antusias. Ada hiburan juga dari beberapa penyanyi solo yang cukup terkenal. Bahkan Aeri juga melantunkan sebuah lagu.     

Lampu saat ini sedikit redup, hanya lampu yang berada di atas panggung yang menyala. Setelah memberikan sambutan Dae Hyun berjalan mendekati Soo Yin.     

"Sayang, kau sangat cantik!" puji Dae Hyun, berbisik di telinga Soo Yin.     

Soo Yin tidak menoleh sedikitpun. Pura-pura tidak mendengar ucapan suaminya. Matanya fokus memandang ke arah panggung.     

Dae Hyun mencoba memegang tangan Soo Yin. Ingin sekali memeluk pujaan hatinya saat ini.     

"Jangan menyentuhku! aku yakin kau tidak ingin orang tahu mengenai hubungan kita," ujar Soo Yin dengan nada sini sambil menepis tangan Dae Hyun.     

Beruntung suara musik begitu menggelegar dan orang-orang tengah sibuk ikut melantunkan lagu sehingga tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka.     

"Soo Yin, aku sungguh minta maaf," ujar Dae Hyun.     

Soo Yin hendak melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi tiba-tiba sepatunya menginjak sesuatu yang licin sehingga membuatnya hampir terjatuh ke lantai. Beruntung seseorang menangkap tubuhnya dengan sigap.     

Dae Hyun yang sudah mengulurkan tangan untuk menangkap tubuh Soo Yin kini harus menarik tangannya lagi. Kalah cepat dengan Lee Young John yang lebih dahulu menangkapnya.     

Soo Yin dan Lee Young Joun saling memandang untuk beberapa saat. Lee Young Joun begitu terpesona dengan gadis yang ada di depan matanya.     

Merasa risih oleh tatapan mata Lee Young Joun, Soo Yin berusaha untuk berdiri seperti semula.     

"Terima kasih, Tuan, kalau tidak ada anda mungkin aku akan terjatuh," ujar Soo Yin sambil melirik Dae Hyun.     

"Lain kali kau harus lebih berhati-hati," ujar Lee Young Joun sembari tersenyum.     

Dae Hyun merasa sangat kesal dan cemburu. Seharusnya tadi lebih cekatan sehingga dirinya bisa mendahului untuk menangkap tubuh Soo Yin.     

Setelah sedikit mengobrol, Soo Yin segera berpamitan untuk pergi. Jantungnya berdebar karena hampir saja merasa malu jika sampai terjatuh ke lantai. Mungkin semua orang akan menertawakan dirinya.     

Soo Yin memilih ke luar dari aula. Melangkahkan kakinya ke sebuah bangku panjang yang terdapat di taman hotel. Karena acara berlangsung di dalam aula sehingga taman saat ini tidak terlalu ramai.     

Ketika hendak duduk, ternyata di sana ada seorang anak kecil yang tengah duduk sambil memasang wajah cemberut.     

"Hai, boleh aku duduk di sini?" tanya Soo Yin.     

Anak itu mendongakkan kepalanya untuk melihat Soo Yin. Ternyata dia adalah Jo Yeon Ho.     

"Bukankah kau ... kau Jo Yeon Ho?" tebak Soo Yin berusaha mengingat anak itu.     

Jo Yeon Ho menganggukan kepalanya sambil memandang Soo Yin.     

"Aku Soo Yin, apa kau tidak mengingatku?"     

Soo Yin menceritakan pertemuan tempo hari antara dirinya dengan Jo Yeon Ho yang tanpa sengaja.     

"Kakak sungguh terlihat sangat cantik malam ini. Aku hampir tidak mengenalimu," puji Jo Yeon Ho dengan logat lucu khas anak-anak.     

"Benarkah?" tanya Soo Yin.     

"Jika aku dewasa nanti, ayo kita menikah?" ujar Jo Yeon Ho.     

Soo Yin tertawa mendengar perkataan konyol dari Jo Yeon Ho. Tidak menyangka jika anak berusia enam tahun akan mengatakan hal seperti itu.     

"Jika menunggumu dewasa mungkin aku sudah tua," ujar Soo Yin sambil mencubit pipi Jo Yeon Ho.     

"Itu tidak masalah." Jo Yeon Ho mengeluarkan sebuah Kokeshi dengan ukiran menyerupai wajah seorang wanita. Sudah lama ingin memberikannya pada Soo Yin namun setiap berkunjung ke hotel tidak pernah ada lagi kesempatan untuk bertemu dengannya.     

"Wah, ini indah sekali! apa ini untukku?" tanya Soo Yin sambil mengamati souvenir khas Jepang itu.     

"Apa Kakak menyukainya?" tanya Jo Yeon Ho dengan wajah berbinar.     

"Tentu saja." Soo Yin mencium pipi Jo Yeon Ho yang terlihat sangat menggemaskan.     

Saat tengah asyik mengobrol ternyata Jo Yeon Ho di panggil oleh seorang pengasuh yang sejak tadi mencarinya. Mereka harus berpisah karena pengasuhnya membawa pergi Jo Yeon Ho untuk menemui orang tuanya.     

Soo Yin tersenyum sambil menggelengkan kepala saat melihat kembali Kokeshi yang ada di tangannya. Tidak menyangka akan bertemu dengan anak itu lagi. Membuat hatinya kini merasa jauh lebih tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.