Istri Simpanan

Bab 621 - Hari Bahagia



Bab 621 - Hari Bahagia

0Soo Yin merasa sangat aneh karena matanya ditutup. Ia bahkan tidak tahu baju seperti apa yang dikenakannya.     
0

"Asisten Chang, sebenarnya kita akan pergi kemana?" tanya Soo Yin untuk yang kesekian kalinya.     

"Sebentar lagi kita akan sampai," sahut Chang Yuan. Hanya itu pula jawaban dari Chang Yuan untuk kesekian kalinya pula.     

Soo Yin mendesah pelan. Ingin sekali membuka penutup matanya tapi Chang Yuan selalu melarangnya.     

Tidak lama kemudian mobil sudah berhenti.     

"Apakah kita sudah sampai? Apakah aku boleh melepas penutup mataku?" tanya Soo Yin. Ia terlihat sudah tidak sabar.     

"Belum, Nona. Tunggulah sebentar lagi," ujar Chang Yuan.     

Soo Yin mendengus, terpaksa mengikuti perkataan Chang Yuan. Ia memegang tangan Chang Yuan dan mengikuti setiap langkahnya.     

Ada yang aneh kali ini. Kenapa tempat itu terdengar sangat ramai? Dimana mereka berada? Soo Yin tidak bisa menebaknya dengan pasti. Tak ada satu tempat pun yang terbesit dalam ingatannya.     

Richard Lee sudah menunggu Soo Yin di pintu masuk. Ia terlihat sangat bahagia melihat putrinya tampak anggun memakai gaun berwarna putih. Rambutnya yang tata rapi dengan mahkota mutiara di atasnya. Semakin menambah kecantikan Soo Yin hari ini.     

"Terima kasih, Chang Yuan. Kau sudah membawa putriku kemari dengan selamat," ujar Richard Lee sembari mengambil tangan Soo Yin agar melingkar di pergelangan tangannya.     

"Ayah?" ucap Xiao Yi. Bibirnya langsung merekah mendengar suara orang yang sangat dirindukannya.     

Richard Lee membantu Soo Yin melepaskan ikatan kain yang menutup matanya.     

"Selamat, Sayang," ucap Richard Lee dengan perasaan haru. Seandainya saja waktu bisa terulang kembali, ia tidak akan mengizinkan Soo Yin menikah di usianya yang masih muda.     

Namun semua sudah terjadi, Richard Lee hanya ingin kebahagiaan untuk putrinya.     

Soo Yin mengerjapkan kedua matanya lalu berhambur memeluk ayahnya.     

"Kupikir Ayah sudah melupakanku," ucap Soo Yin.     

"Sssttt, nanti saja menangisnya. Disini banyak orang," ucap Richard Lee.     

Di saat yang bersamaan pintu terbuka. Soo Yin sangat terkejut melihat begitu banyak orang di sana. Satu hal yang paling mengejutkan adalah ada seorang pria yang berdiri di atas altar lalu tersenyum ke arahnya.     

"Dae Hyun," ucap Soo Yin dengan mata berkaca-kaca. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lalu memandangi tubuhnya sendiri yang berbalut gaun pengantin. Gaun itu dipenuhi oleh mutiara-mutiara pada bagian atasnya.     

"Ayah?" Soo Yin memandang ke arah ayahnya. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu. Ternyata Dae Hyun tidak melupakannya, mungkin selama dua hari menghilang karena pria itu sedang mempersiapkan semuanya.     

"Ayo, suamimu sudah menunggu," ajak Richard Lee sembari mengangkat lengannya agar Soo Yin menggandeng tangannya kembali.     

Soo Yin menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya pelan. Ia mengulurkan tangannya untuk menggandeng ayahnya.     

Semua orang-orang yang hadir tersenyum bahagia. Mereka sangat tahu betul bagaimana perjuangan Dae Hyun dan Soo Yin.     

Dae Hyun menunggu istrinya dengan bibir yang terus merekah. Akhirnya penantian mereka setelah sekian lama bisa terwujud hari ini.     

Pria itu sengaja tidak pulang selama dua hari karena ingin memberikan kejutan pada sang istri. Ia ingin pernikahan yang diakui oleh semua orang. Bukan pernikahan sembunyi-sembunyi seperti dulu.     

Keduanya melakukan janji suci pernikahan di depan semua keluarga dan disaksikan oleh semua orang. Serta pernikahan mereka juga diberkati kembali oleh seorang pendeta.     

Soo Yin memasukkan cincin ke jari Dae Hyun, begitu pula sebaliknya.     

"Terima kasih, sudah bersabar menungguku setelah sekian lama," ucap Dae Hyun lalu mendaratkan bibirnya di dahi Soo Yin.     

"Hmmm," sahut Soo Yin. Tak ada kata-kata yang mampu mengungkapkan rasa bahagianya.     

Kini Soo Yin tak bisa berkata-kata, ia terlalu bahagia hingga hampir saja air matanya tidak tertahankan.     

"Jangan menangis sekarang, nanti saja," bisik Dae Hyun sembari tersenyum hangat.     

"Terima kasih sudah menepati janji," ucap Soo Yin.     

Seo Kyung menghampiri pengantin itu. Ia menangis haru kali ini. Sebuah tangis kebahagiaan.     

"Selamat, Sayang. Akhirnya kalian bisa bersatu kembali," ucap Seo Kyung sembari memeluk putrinya. Air mata bahagia mengalir meski dirinya belum rela jika putri semata wayangnya sudah menikah.     

"Ibu?" ujar Soo Yin.     

"Terima kasih, sudah merestui hubungan kami." Soo Yin kini tak mampu lagi membendung air matanya.     

Seo Kyung beralih pada Dae Hyun yang berdiri tepat di samping putrinya.     

"Tolong jaga putriku baik-baik. Sekali saja kau menyakitinya maka kami akan mengambilnya darimu," ujar Seo Kyung.     

"Tentu saja, Bu. Aku pasti akan menjaga Soo Yin dengan baik."     

"Setelah ini tidak akan ada lagi yang menghalangi hubungan kalian," ujar Seo Kyung.     

"Iya, Bu," sahut Dae Hyun dan Soo Yin secara bersamaan.     

Orang-orang silih berganti memberikan selamat, termasuk Kim Soo Hyun yang sudah merelakan Soo Yin sepenuhnya pada saudaranya.     

"Kim Soo Hyun, cepatlah menikah," ujar Dae Hyun seraya terkekeh.     

Kim Soo Hyun hanya tersenyum getir sembari melirik Jean yang tengah menggendong putrinya. Seandainya kata-kata menyakitkan itu tidak keluar dari bibirnya, pasti mereka sudah menikah.     

Dae Hyun mengikuti arah pandangan Kim Soo Hyun lalu menepuk pundaknya.     

"Jangan pernah mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya," ujar Dae Hyun.     

Dae Hyun tidak bisa mengalahkan siapapun karena itu semua murni pilihan Jean. Baginya Chang Yuan juga pria yang sangat baik.     

"Hmmm," sahut Kim Soo Hyun.     

"Sesekali gendonglah putri kecilmu. Dia juga ingin dekat dengan ayah kandungnya," ujar Dae Hyun.     

Kim Soo Hyun tidak merespon. Ia takut Jean tidak mengizinkannya karena ia memang ayah yang sangat buruk.     

"Pergilah, ajak dia foto bersama kami," desak Dae Hyun. Ia tahu jika Kim Soo Hyun mungkin belum pernah sekalipun menggendong putrinya.     

"Cepatlah." Dae Hyun mendorong Kim Soo Hyun agar lebih dekat pada Jean.     

Kim Soo Hyun menghela nafas panjang lalu memberanikan diri berjalan ke arah Jean. Di saat yang bersamaan wanita itu membalikkan tubuhnya ke arahnya. Hingga pandangan mereka bertemu.     

Jean tersenyum tipis lalu membungkukkan tubuhnya sedikit.     

"Jean, bolehkah aku menggendongnya?" ujar Kim Soo Hyun dengan perasaan gugup.     

Jean terperangah mendengar perkataan Kim Soo Hyun. Benarkah pria itu ingin menggendongnya? Bukankah selama ini dia tidak peduli?     

Jean tersenyum hangat lalu menganggukkan kepalanya. Meski dulu Kim Soo Hyun tidak menginginkan Hee-Young tapi ia tidak mau memisahkannya. Bagaimanapun mereka memiliki ikatan darah yang tidak bisa dipisahkan.     

"Hai," ujar Kim Soo Hyun sembari mengulurkan tangannya untuk menggendong Hee-Young.     

Jean senang Kim Soo Hyun peduli pada putrinya. Meskipun begitu tidak ada niat sedikitpun untuk kembali padanya. Ia sudah menemukan pria yang tepat.     

Chang Yuan adalah sosok pria yang sempurna di matanya. Ia menepati janjinya untuk membantu merawat Hee-Young dengan baik.     

Bahkan Chang Yuan terkadang rela tidak tidur semalaman hanya untuk menjaga Hee-Young yang tetap terjaga.     

"Bolehkah aku berfoto bersamanya?" tanya Kim Soo Hyun.     

"Tentu," sahut Jean.     

Kim Soo Hyun lantas membawa Hee-Young menghampiri pasangan pengantin yang tengah berfoto.     

°°     

Di ujung ruangan, sejak tadi Gong Yoo mengamati kedua pengantin yang tampak sangat bahagia. Ia tidak ada keberanian untuk mendekat.     

Namun Gong Yoo senang melihat wanita yang dicintainya sudah bisa tersenyum kembali. Masih terlihat jelas dalam ingatannya, Soo Yin menangisi Dae Hyun hampir sepanjang waktu ketika berada di rumah sakit.     

Gong Yoo berbalik hendak pergi meninggalkan ruangan itu. Tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang tengah berjalan di depannya.      

"Ah, aku sungguh tidak sengaja," ujar Li Sa ketika melihat gelas yang dibawanya tumpah ke baju Gong Yoo.     

"Tidak apa-apa, aku akan membersihkannya sendiri," ujar Gong Yoo lalu melenggang pergi meninggalkan Li Sa yang mematung.     

"Dia sangat tampan," ujar Li Sa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.