Istri Simpanan

Bab 626 - Sudah tidak normal



Bab 626 - Sudah tidak normal

0Sudah tiga hari Dae Hyun terbaring di ranjang tanpa diketahui apa sakit yang dideritanya.     
0

Dokter Kang yang biasa memeriksa sampai heran dan terus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Dae Hyun.     

"Ah, kenapa menyebalkan sekali? Apa sebenarnya sakitku?" gerutu Dae Hyun sembari mendudukkan bokongnya di tepian ranjang. Dia baru saja keluar dari kamar mandi setelah muntah-muntah.     

Selama tiga hari Dae Hyun tidak bisa pergi ke hotel ataupun beraktivitas di luar. Tubuhnya benar-benar lemas saat berjalan.     

Ceklek ….     

Dae Hyun memandang ke arah pintu yang tiba-tiba saja terbuka. Dari luar terlihat sosok Soo Yin melangkah masuk sembari membawa nampan berisi makanan.     

"Apakah kau muntah-muntah lagi?" tanya Soo Yin seraya meletakkan nampan di atas nakas.     

Dae Hyun menarik tangan Soo Yin lalu mendudukkannya di pangkuan.     

"Aku rasanya tidak sanggup jika setiap hari seperti ini. Aku seperti orang yang tidak berguna. Keluar kamar saja harus meminta bantuanmu," ucap Dae Hyun sembari menyembunyikan kepalanya di ceruk Soo Yin.     

Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun agar sedikit menjauh. Sungguh dia tidak suka dengan ucapan putus asa dari suaminya yang biasanya bersemangat dan tidak mudah menyerah.     

"Kenapa kau menyerah seperti ini? Kau pasti bisa sembuh," terang Soo Yin.     

"Aku tidak menyerah. Hanya saja kesal karena harus terbaring lemah lagi di ranjang. Padahal sudah cukup lama aku koma," keluh Dae Hyun. Pria itu menatap nanar wanita di depannya. Ingin mengutarakan betapa tersiksa dirinya.     

Soo Yin menghela nafas panjang. melihat Dae Hyun yang sedih membuatnya tidak tega.     

"Bagaimana jika aku seperti ini selamanya? Masih maukah kau bersamaku?" tanya Dae Hyun. Bukan tidak mempercayai kesetiaan istrinya, tapi dia sungguh takut kehilangan.     

"Apakah masih kesetiaan yang aku berikan padamu?" Kini Soo Yin justru balik bertanya.     

"Aku sangat takut tidak bisa membahagiakanmu lagi," ungkap Dae Hyun. Tingkahnya kali ini seperti seorang anak kecil yang ingin dimanja oleh ibunya.     

"Aku pasti akan bahagia jika bersamamu," ungkap Soo Yin.     

Kondisi Dae Hyun benar-benar terlihat acak-acakan. Meski sudah dirawat, anehnya bukannya sembuh. Tubuhnya justru terasa semakin lemas.     

"Sekarang kau harus sarapan." Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun agar menjauh.     

"Aku tidak mau makan. Perutku terasa mual setiap mencium aroma makanan," tolak Dae Hyun.     

"Jika kau seperti ini terus, kapan akan sembuh?" gerutu Soo Yin.     

"Tapi aku sungguh tidak bisa, Sayang. Sepertinya tubuhku memang sudah rusak sekarang." Dae Hyun berpikir ini adalah akibat dari kecelakaan yang dialaminya.     

"Sudahlah, jangan berpikiran buruk lagi. Kau pasti bisa sembuh, nanti Dokter Kang akan datang untuk memeriksa," ujar Soo Yin.     

Soo Yin mulai menyuapi suaminya meski Dae Hyun bersikeras menolak.     

Baru saja beberapa suapan Dae Hyun sudah pergi ke kamar mandi karena perutnya sangat bergejolak.     

"Ah, sebaiknya kau jauhkan makanan itu. Aku tidak sanggup lagi." Dae Hyun merebahkan tubuhnya kembali di ranjang.     

Soo Yin sangat merasa prihatin dengan suaminya. Jika boleh, biarkan dia menggantikan posisi itu. Biarlah dia merasakan sakit yang dideritanya.     

"Apakah kau ingin makan yang lain?" tanya Soo Yin.     

Dae Hyun menggelengkan kepalanya.     

"Aku tidak menginginkan apapun," ungkap Dae Hyun.     

Tak berselang lama, ada suara ketukan pintu. Soo Yin bangkit dari duduknya lalu pergi untuk membuka pintu.     

"Dokter Kang, akhirnya kau datang. Cepat berikan Dae Hyun obat, aku tidak tahu harus berbuat apa," terang Soo Yin dengan raut wajah sedih.     

"Apakah mualnya tidak berkurang sedikitpun?" tanya Dokter Kang.     

"Sepertinya tidak. Sekarang Dae Hyun mengeluh tubuhnya semakin lemas. Apa yang harus aku lakukan?" Soo Yin merasa sangat putus asa.     

"Tenanglah, Dae Hyun tidak selemah yang kau kira." Dokter Kang menghampiri Dae Hyun yang berbaring di ranjang. Ini pertama kalinya melihat sahabatnya tampak terlihat sangat lemah.     

"Sebenarnya apa sakit yang aku derita? Kenapa tidak sembuh-sembuh?" gerutu Dae Hyun.     

"Aku sudah melakukan pengecekan di lab, tidak ada sakit yang kau derita. Tubuhmu masih normal, aku juga merasa aneh dengan hal ini," terang Dokter Kang.     

"Apakah kau yakin aku tidak menderita suatu penyakit? Tidak usah berbohong padaku kalau umurku mungkin tidak akan lama lagi," tuding Dae Hyun.     

"Kalau kau tidak percaya, datanglah ke rumah sakit lagi besok. Kita akan melakukan pemeriksaan ulang," sahut Dokter Kang.     

Tiba-tiba saja Dokter Kang terpikirkan akan suatu hal. Dia berbalik memandang Soo Yin.     

"Untuk apa kau melihat istriku? Apakah matamu ingin ku congkel," protes Dae Hyun. Seperti biasa, dia sangat tidak suka ada pria yang memandang istrinya.     

"Dae Hyun," ujar Soo Yin sembari menatap tajam ke arahnya. Sikap Dae Hyun terkadang memang sangat keterlaluan.     

"Maaf, aku tidak tertarik. Apalagi di sudah kau nodai," sindir Dokter Kang.     

Soo Yin tidak marah sama sekali karena dia sudah terbiasa mendengar mereka berdebat.      

Kedua pria itu memang selalu terlihat tidak akur. Namun mereka sebenarnya sama-sama baik.     

"Cepat periksa lagi. Aku sudah lelah berbaring di ranjang."     

Bukannya memeriksa Dae Hyun, tapi Dokter Kang justru memandang Soo Yin kembali. Dia merasa curiga akan suatu hal.     

"Apakah kau sedang hamil?" Akhirnya Dokter Kang memberanikan diri untuk bertanya. Meski jarang terjadi, tapi dia pernah mendengar kasus yang serupa.     

"Hmmm, entahlah. Aku tidak merasakan gejala apapun," ucap Soo Yin sambil mengingat-ingat kapan terakhir datang bulan. Seingatnya sebelum mereka menikah.     

"Sebaiknya kau memeriksanya. Aku curiga kalau kau mungkin sedang hamil kemudian Dae Hyun yang merasakan gejalanya," terang Dokter Kang.     

"Benarkah? Apakah hal itu bisa terjadi?" tanya Dae Hyun.     

"Aku juga tidak yakin. Menurutku tidak ada yang aneh dengan tubuhmu. Namun untuk memastikan, kau bisa pergi ke dokter kandungan," ujar Dokter Kang sembari berpikir keras.     

"Baiklah nanti aku akan memeriksanya." Jantung Soo Yin berdebar tidak menentu. Sudah lama dia mengharapkan hamil lagi. Semoga saja kali ini dia benar-benar hamil.     

"Soo Yin, ingatlah satu hal. Kau harus pergi ke dokter wanita karena suamimu tidak akan mengizinkan pergi ke dokter kandungan pria," sindir Dokter Kang. Dia ingat dulu ketika memeriksa Soo Yin, justru Dae Hyun melarang untuk menyentuhnya.     

"Diamlah!" gerutu Dae Hyun dengan sangat kesal.     

"Lihatlah sekarang Dae Hyun juga sangat sensitif," ujar Dokter sembari terkekeh tidak peduli dengan Dae Hyun yang memasang wajah masam.     

"Pergi sekarang juga jika kau hanya ingin menertawakanku." Dae Hyun melemparkan bantal di wajah Dokter Kang. Beruntung pria itu bisa menghindar.     

"Aku juga tidak ingin berlama-lama disini." Dokter Kang memasukkan beberapa peralatan medisnya kembali ke dalam tas.     

"Ini aku memberikan obat untuk mengurangi rasa mual. Jika tak kunjung sembuh kurasa tubuhmu memang sudah tidak normal," imbuh Dokter Kang.     

"Terima kasih, Dokter Kang." Soo Yin mengantarkannya sampai di depan pintu. Setelah ini dia harus pergi ke apotek terlebih dahulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.